Cahaya Itu...

5.7K 416 20
                                    


# Note

Tada!!!

Rupa Lord Liu bagi yang penasaran

Anggap saja ya teman - teman warna ungu adalah biru

Anggap saja ya teman - teman warna ungu adalah biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kursi singgasana bergetar. Sebuah hantaman kepalan tinju baru saja mendarat di sisi kanan kursi.

BRAKKK!

Sekali terdengar hantaman di tempat yang sama. Kemudian menyusul hantaman – hantaman berikutnya. Tangan kekar seorang laki – laki berjubah hitam terus memukul. Rambutnya yang sehitam burung gagak bergerak pelan mengikuti anggota tubuhnya. "Kalian belum menemukannya?" suaranya menggelegar, menggema ke segala ruangan singgasana itu.

"Ma... Maaf tuan!" ucap laki – laki yang berlutut di depannya. Tubuhnya bergetar ketakutan mendengar amarah tuannya.

"Penggal kepalanya!" perintah laki – laki itu.

Laki – laki yang tengah bersujud memucat. Hidupnya sebentar lagi berakhir. Tapi ia masih ingin mendapatkan pengampunan dari tuannya. "Ampun tuan. Jangan bunuh saya!"

Pengikut lainnya yang hadir dalam ruangan itu menutup mata. Mereka telah paham. Apapun yang dilakukan laki – laki itu tak akan mendapatkan belas kasih dari tuan sang penguasa tanah hitam ini. Klan Voo.

Tiba – tiba bayangan hitam menyerupai prajurit lengkap dengan baju besinya telah berdiri di sebelah sang penguasa. Dengan kecepatan yang amat sangat bayangan itu memenggal pengikut yang baru saja memohon ampun.

SRATT!

DUKKK!

Ciptaran darah menyebar. Sebuah kepala tanpa tubuh menggelinding menuju barisan pengikut lain yang menutup matanya. Beberapa saat terdengar teriakan ngeri melihat kepala yang penuh ketakutan tak berdaya di depan mereka. Cepat – cepat pengikut lainnya bersujud dan mengagungkan sang penguasanya.

"Hidup Tuanku!"

"Hidup Tuanku!"

Sang penguasa menyandarkan tubuhnya. Tangannya mengetuk – ngetuk lengan kursi singgasana. Matanya tajam. Menyapu semua ruangan. Suasana menjadi tegang. Tak satupun pengikut yang mampu menegakkan kepalanya. Semua tertunduk dalam.

"DarkShaa! Sekarang giliranmu!" perintahnya pada bayangan hitam yang baru saja menebas itu.

Bayangan itu memberi sujud. Menandakan ia akan melaksanakan tugas sebaik – baiknya.

"Kamu tahu bukan. Aku tak suka dikecewakan. Cepat cari anak itu dan bawa kehadapanku." Perintahnya.

Setelah memberikan sujud sekali lagi, bayangan itu menghilang. Sang penguasa mengibaskan tangannya. Memberi perintah untuk membubarkan keramaian di ruangan itu. Beberapa saat kemudian ia menghilang bagai asap hitam. Menyisakan hawa menakutkan dan kegelapan tanpa cahaya.

The White Lotus (Telah Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang