Di gelapnya malam dan sunyinya ruang tamu, terlihat seorang gadis yang sedang berjalan mengendap-endap layaknya seorang maling yang tengah menjalankan misinya untuk mencuri.
Gadis itu memang sedang melancarkan misinya. Bukan, bukan misi yang dilakukan pencuri. Tapi ini misi di mana hidupnya dipertaruhkan.
Ia terus saja berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Pelan, sangat pelan ia berjalan. Karena dia tidak ingin menimbulkan sedikitpun bunyi yang bisa saja membuat orang-orang di rumah terjaga dari tidurnya.
Sedikit lagi saja ia bisa sampai di anak tangga pertama sebelum seseorang menggagalkan misinya.
"KEYRA!" suara khas lelaki dewasa itu membuat Keyra terkejut. Keyra cepat-cepat berbalik membelakanginya ketika ia tahu bahwa Rully--ayahnya- tengah menuruni tangga dan berjalan mendekatinya.
"Sudah jam berapa sekarang? Hah? Kamu tuh sebenarnya mau jadi apasih? Gadis itu gabaik pulang larut malam kaya gini!" teriak Rully tepat di depan wajah Keyra. Keyra hanya bisa menunduk sambil menahan amarahnya.
"Anak ga tau diri! Main mulu kerjaannya! Gimana prestasi kamu ga hancur kalo kerjaannya cuma main, main, dan main terus! Tuh lihat kakak kamu si Keyla! Rajin, bisa bikin bangga orang tua. Ga kaya kamu! Nyusahin orang tua mulu!"
Lagi dan lagi. Keyra benci di saat seperti ini. Saat ia harus dibanding-bandingkan dengan saudara kembarnya itu. Keyla yang cantik, pintar, punya banyak teman, berbakat, nyaris tidak punya kekurangan sedikitpun. Sedangkan dia? Berbanding terbalik 180° dari Keyla. Jadi tidak heran jika Keyla itu sempurna di mata Rully.
"Ayah plis deh gausah bandingin Keyra sama Keyla mulu! Keyra capek dengernya yah. Ayah gatau kan omongan ayah tuh bikin luka di hati Keyra? Keyra capek selalu salah di mata ayah.
"Keyra udah coba jadi anak yang nurut sama orang tua, udah belajar dan bisa sampai dapet peringkat di kelas tapi tetep aja Keyla yang ayah banggain, ayah sayangin. Atau jangan jangan Keyra ini bukan anak ayah?"
Tanpa sadar, cairan bening yang sedari tadi berdesakan ingin terjun bebas akhirnya jatuh juga. Matanya terasa panas. Dadanya pun terasa sangat sesak hingga ia sulit untuk bernafas.
"Kamu itu jadi anak bisanya ngelawan aja--"
Brukkk
Belum selesai Rully bicara, Keyra ambruk tak sadarkan diri.
Keyla yang diam-diam memperhatikan pertengkaran antara ayah dan saudara kembarnya itu pun langsung keluar dari tempat persembunyiannya. Keyla benar-benar terkejut melihat Keyra tak sadarkan diri.Karena Rully sangat panik, ia segera menggotong putrinya ke mobil dan segera membawanya ke Rumah Sakit terdekat.
🐥🐥🐥
"Dok, apa yang sebenarnya terjadi kepada anak saya?" lirih Rully.
Ruangan dokter yang ber-AC seharusnya dingin, tapi tidak bagi Keyla. Keyla merasa panas, apalagi di bagian matanya yang terus saja mengalir bulir-bulir air.
Rully terlihat tegar, tapi Keyla tahu dari raut wajah Rully nampak kesedihan yang begitu mendalam. Keyla tahu sebenarnya Rully sayang kepada Keyra, hanya Keyranya saja yang selalu salah mengartikan.
"Jadi, pasien Keyra terkena Sirosis Hati," jawab Dokter Ervam.
"Sirosis hati?" tanya ayah lagi, meminta penjelasan lebih dari dokter.
"Sirosis adalah kerusakan hati jangka panjang atau kronis yang menyebabkan luka pada hati. Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh sirosis tidak bisa diperbaiki dan bahkan bisa menyebar lebih luas hingga akhirnya hati tidak bisa berfungsi dengan benar*." jelas dokter itu.