Ini adalah tahun terakhir aku mengenakan seragam putih biru, yap SMP. Rasanya seperti kemarin aku datang dengan kelakuan angkuh seakan tidak mempedulikan sekitar. Yang aku pikirkan waktu itu hanya satu, yaitu ingin menghilang dari dunia dan mengubur diri. Tapi akhirnya disana adalah sumber kebahagianku, well jangan anggap suatu hal itu buruk, siapa tau yang buruk itu jadi sumber kebahagiaan. Ya aku dulu anak yang angkuh dan jarang bersosialisasi tapi seiring dengan berjalannya waktu aku harus punya tatakrama dan sopan santun agar jadi anak baik. Yang terpikir saat itu adalah bagaimana cara aku menunjukan pada mereka yang berada di sekolah negeri bisa kalah dengan aku yang ada di sekolah swasta, itu awal motivasi supaya aku nggak minder ada di sekolah swasta. Saat awal aku masuk sekolah itu, aku cukup bahagia dengan earphone ditambah handphone jadul yang terus memutar ulang lagu yang sama, juga buku bacaan seperti novel atau cerpen-cerpen, saat itu dunia seperti milikku. Aku sombong? Ya! Tapi aku nggak peduli yang penting aku dan dunia aku.Duniaku berubah saat aku punya beberapa sahabat namanya Alma dan Grace juga Monica dan sahabat-sahabat lainnya. Awal nama sahabatku sebenarnya Alma yang sekaligus teman sebangku yang aku miliki, aku belajar menyukai kakak kelas darinya hihihi. Dia adalah sosok perempuan yang hebat, mengerti soal harus seperti apa dan harus bagaimana dalam bertindak. Aku belajar nggak minder juga darinya, dia kalau difoto selalu tampil cantik. Aku masih ingat, waktu itu gara-gara video asusila seorang artis berdampak pada teknologi yang digunakan para siswa. Siswa dilarang menggunakan handphone yang memiliki vitur lengkap. Jadi intinya cukup handphone yang bisa hallo dan mengetik pesan. Menyebalkan sekali peraturan seperti itu. Okay aku nggak akan macem-macem mengingat ambisiku sebelumnya. Alma berminat menjadi staf osis karena osis kala itu terlihat keren, aku yang ingat ambisiku langsung tertarik untuk ikut, Grace juga ikut ya karena dia banyak kenal dengan kakak kelas, awal keakraban kami dari osis tadi.
Syarat ketentuan jadi staf tetap osis adalah ikut LDKS (latihan dasar kepemimpinan siswa), aku adalah orang yang nggak punya pengalaman soal menginap disekolah dan kemping jadi agak sedikit bukan sedikit lagi sih tapi memang benar jadi hambatan, lalu ibu bilang aku nggak usah ikut karena ibu sakit apa boleh buat aku menyerah pada osis yah cukup jadi murid biasa dan biasa saja.
Lagi lagi aku salah. Aku bukan anak biasa. Entah apa yang bikin Bu Nina yang waktu itu emang jadi pembina osis sekaligus jadi walikelas aku. Hari itu aku diizinin buat kumpul lagi dan buat gabung lagi. Well.. Aku terima aja.
Hal yang paling menyenangkan semasa masa itu. Aku juga pacaran sama wakil ketua osis dan patah hati hahaha..
Sambung cerita ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey
RandomIni cerita tentang yah.. Hanya aku. Seorang remaja SMA yang awalnya menganggap masa SMA yang akan aku lalui sangat buruk dan membosankan. Hanya akan berlalu begitu saja tanpa ada kesan. Hmmm kalau harus bercerita sampai mana, aku bingung karena ban...