1

18 3 1
                                    

Selena Pov.

Aku memasukkan semua buku dan alat tulisku ke dalam tas saat Mr.Blake telah mengakhiri pelajarannya. Sekaligus kelas terakhirku. Akhirnya, aku bisa pulang sekarang.

"Hai,Sel."

Aku menoleh ke arah samping. Dan mataku langsung mendapati sosok Justin yang sedang tersenyum ke arahku.

"Oh,hai Just. Ada apa?"

"Hanya ingin menyapamu saja."

"Ohh."

Aku melewati dirinya dan berjalan santai keluar kelas,dapat ku rasakan langkah kaki seseorang dibelakangku. Justin.

Dia mulai menyamai langkahnya denganku,sehingga kami jalan beriringan sekarang.

"Sel,Aku butuh bantuanmu."

"Bantuan untuk apa?"

"Aku memiliki tugas yang tak ku mengerti. Dan tugas itu di kumpulkan besok."

Aku memutar kedua bola mataku,Justin memang selalu meminta bantuanku dalam mengerjakan tugasnya. Padahal ia cukup pintar,hanya saja ia terlalu malas.

"Kenapa baru bilang sekarang? Waktunya mepet Justin."

"Ayolah Sel,Kau kan pintar. Kau pasti bisa menyelesaikan tugas itu dalam waktu 1 atau 2 jam." Justin mulai menampilkan wajah memelasnya.

Aku menghembuskan nafas lalu mengangguk patah-patah. Di detik berikutnya Justin langsung memelukku dari arah samping.

"Terimakasih Sel,kau memang sahabatku yang paling baik."

"Aku kan sahabatmu satu-satunya. Jika bukan aku,siapa lagi yang akan membantumu?"

Aku terus bercakap-cakap dengan Justin sambil berjalan hingga akhirnya kami telah sampai di parkiran kampus.

Justin langsung menaiki motornya,Di ikuti denganku yang duduk di belakangnya. Aku memang selalu berangkat dan pulang bersama Justin. Karena kami sering memiliki jam kuliah yang sama.

"Pegangan Sel,Aku tak mau kau terjatuh."

"Bilang saja kau ingin dipeluk olehku." Aku terkekeh di akhir kalimatku sembari melingkarkan tanganku di perutnya.

Banyak yang mengira bahwa kami berpacaran,padahal kami hanya sebatas sahabat. Dan satu hal lagi,aku sudah punya gebetan.

"Kau selalu mengerti maksudku,Sel."

Kami berdua kembali tertawa seraya Justin melajukan motor nya.

-**-

Saat ini, aku dan Justin sedang terduduk santai di sebuah Cafe yang tak jauh dari keberadaan Kampus. Sedari tadi kami hanya terdiam,menikmati pesanan kami masing-masing. Sungguh, aku sangat bosan sekarang.

"Ingin mendengar sebuah lelucon?"

Aku mengangguk sembari menyesap jus apel milikku.

"Nastar,Nastar apa yang kurang ajar?"

Aku mengekerutkan dahi ku seraya berpikir keras. Tapi aku belum juga menemukan jawabannya.

"Aku tak tahu,apa jawabannya?"

"Nastar kau keong racun,baru kenal udah ngajak tidur."

Justin tertawa karena lelucon sendiri,sedangkan aku hanya terdiam dengan menatap dirinya datar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang