Snack Kejutan

11 1 0
                                    

Setelah aku pindah ke Mawar, aku memutuskan untuk mengaji diluar rumah. Asrama Melati. Awalnya, aku tidak tahu dimana tempat pengajiannya dan jam berapa pengajian itu dimulai?. Aku langsung bertanya ke salah satu rumah yang bersebelahan dengan rumahku yang sederhana. Dari luar rumahnya terdengar banyak orang yang sedang mengaji, sepertinya rumah itu tempat pengajian juga, mungkin aku bisa ikut bersama mereka. Pikirku.

Air hujan yang Tuhan ciptakan mengiri langkah kakiku, angin seolah - olah berusaha menepis payung yang kupegang, hembusan angin begitu menusuk lapisan epidermis hingga tulang rusuk, namun langkah kakiku tak ubah untuk menanyakan dimana Asrama Melati, tempat pengajian itu.

"Assalamu'alaikum" ucapku setelah sampai didepan pintu rumah  berwarna hijau.

"Wa'alaikumsalam" jawab seorang ibu - ibu dari dalam rumah hingga suaranya semakin jelas.

Kree...k. suara pintu.

pintu hijau itu terbuka. namun, yang ku dapati seorang anak kecil dengan setinggi lenganku, ia tersenyum dan melihatku polos seolah ingin bertanya 'kamu siapa? Ada yang bisa dibantu?'. gemuruh petir membangunkanku dari pandanganku kepada anak kecil itu.

"Eh... dek tau tempat Asrama Melati?"

"Asrama Melati..." ulangnya, seolah sedang mengingat dimana alamat itu.

"Iah Asrama Melati dek, tempat pengajian... ap.." ulangku memastikan lagi, namun terhenti ketika seorang ibu berkerudung hijau keluar dari dalam rumah itu.

"Oh... Asrama Melati ya, itu dari sini belok kanan, lurus, belok kiri, udah itu lurus aja terus. Nah dari situ pasti udah keliatan, soalnya selain seumuran neng  banyak juga anak kecil yang mengaji disana" jelasnya. (Neng: panggilan sunda kepada orang lain, anak perempuan)."ya udah, di antar sama adek aja ya? Kalo disini pengajian keluarga aja neng"lanjutnya sambil menyuruh anak kecil tadi mengantarkanku.

"eh.. tidak usah bu, makasih, saya sendiri saja. Belok kanan, lurus, belok kiri, lurus kan, ya bu?" Kataku memastikan. Meski sebenarnya aku sangat takut.

"Oh... gapapa neng? Hujan kasian, nanti salah lagi.. di antar aja ya sama adek" katanya memaksaku tak henti. Akupun tak bisa menolak permintaan ibu itu.

"Baiklah bu..." kataku terpaksa. aku bersyukur meski kasihan sama anak kecil itu. Tapi anak kecil itu tersenyum kepadaku dan bergegas membawa payung.

"Yuk teh" katanya. (Teh / teteh adlah panggilan untuk kakak perempuan yang lebih tua)

"Eh iyah yuk"jawabku. "bu saya pamit dulu, makasih bu. Assalamu'alaikum" lanjutku.

"Wa'alaikumsalam"

^-^

Asrama itu menyatu dengan pemilik rumah dan terdapat sekat dalam ruangan untuk pengeajian khusus anak - anak. Lambaian al qur-an mengiring, menyatu dan mengalahkan suara hujan dan petir. Suara nyaring anak - anak itu membuat angin dingin terasa hangat dan sejuk.

"Makasih yah dek..." ku tersenyum memandangnya.

"Iyah teh"jawab anak itu, membalas senyum dan berlalu pergi.

aku mendapati banyak anak kecil yang telah selesai mengaji. Bergilir keluar dari dalam ruang sekat itu. Aku mendapati banyak mata yang melihat kearahmu dengan pandangan yang sangat bingung. Akupun langsung masuk kedalam teras asrama itu, sepertinya pengajian telah selesai. Aku bingung. Karena pengajianku sebelumnya selalu dimulai jam 07.15 tapi dengan waktu yang bersamaan ternyata pengajian di asrama itu telah selesai. Aku tetap masuk. Karena semua pandangan telah tertuju kepadaku. Aku terus melangkah hingga melewati ruang sekat itu. Ku dapati banyak orang yang seumuran denganku. Dalam ruangan tanpa sekat namun bahkan terhubung dengan pemilik runah itu. 8Aku menunggu sampai mereka menyelesaikan satu ayat lagi dari surat Yasin.

"Assalamu'alaikum..." kataku dengan menyebarkan pandanganku keseluruh sudut ruangan setelah ayat terakhir diucapkan.

"Wa'alaikumsalam..." jawab semua orang di depanku  dengan paras yang sangat bingung sambil melihat kearahku.

Aku terdiam sejenak. Karena sangat bingung dengan pengajian yang ternyata telah selesai dan pembacaan surat Yasin yang biasa dilakukan pada Malam Jum'at, sedangkan malam itu adalah Malam Rabu. Lalu akupun tersenyum kepada semua yang berada didepanku dengan mengedarkan seluruh pandanganku. Lalu seorang bapak - bapak menyuruhkan untuk duduk. Akupun duduk dengan sangat malu.

Saat itu aku masih duduk di bangku SD, dengan wajah polos aku hanya bisa mengedarkan senyumku hanya beberapa senti.

Semua orang yang berada disana tak hentinya melihat kedatanganku yang mungkin tidak diundang sama sekali, mungkin mereka baru melihatku untuk pertama kalinya, mengingat aku yang baru saja pindah ke Mawar. Kemaren.

"Eh Marwah itu siapa? Itu sodara kamu?" Kata seorang murid dengan gaya berbisiknya didepanku.
"Bukan, dia bukan sodaraku, aku juga tidak tau" jawabnya dengan wajah bingung memandangku . Aku hanya balas tersenyum seperti biasa.

Sepertinya kehadiranku disini membuat orang lain bingung dan melihatku dengan sorot mata yang penuh selidik. Marwah? Siapa dia? Kenapa mereka menyangka aku sodaranya?.

"Namanya siapa? Tutur seorang bapak yang memecah lamunanku.

"Ah..iyah. nama saya Nayshila pak" jawabku singkat.

"Naisila?" Ujarnya memastikan.

"Nayshila pak" ulangku.

"Kepanjangannya apa?"

"Oh.. Nayshila Farisa Al-farisi pak."

"Iah namanya bagus sekali" balas ustad itu. Dan aku hanya balas dengan senyum.

"Bagus ya Mang..." serentak murid laku -laki.

Ternyata nama panggilan ustad itu ialah Amang. sebutan itu supaya murid - muridnya akrab dan tak sungkan kepadanya, hingga aku harus memanggilnya denfan sebutan yang sama. Namun aku belum bisa. Rasanya sebutan itu tak sopan untuk didengar karena aku selalu memanggil bapak kepada siapapun kecuali kepada Papah.

"Tinggal dimana?"

"Di Mawar Pak."

"Mawar. Dekat rumah siapa?"

"Dekat rumahnya Pak Aleh, Pak"

"Oh... Pak Aleh ya?" Ujarnya memastikan.

"Iah Pak."

Setelah Ustadz itu menanyakan sebagian tentang diriku, tak lama snack dengan beraneka ragam makanan dibagikan. Hingga tiba giliranku mendapatkan snack. Aku sangat bingung, kenapa aku dikasih snack? Padahal aku telat masuk dan tidak membaca Surar Yasin!

"Tidak, terimakasih."ujarku kepada salah seorang perempuan yang ada disampingku.

Ia terlihat sangat bingung dan memberikan sinyal seolah - olah bertanya harus bagaimana kepada ustadznya.

"Sudah ambil saja, gapapa. Sekarang ada teman kita Marwah yang sedang ulang tahun, jadi malam ini hanya baca yassin aja." Jelas Ustadz itu kepadaku.

"Ohhh... iyah pak, tapi gapapa pak, tidak usah Terimakasih" jawabku.

"Tidak - tidak, sudah ambil saja" ujarnya memintaku untuk mengambil snack itu.

Dengan terpaksa dan malu aku mengambil snack yangvtelah diberikan tadi.

Akupun berkenalan dengan seorang perempuan bernama, Zaskia al khoir. Ia sangat ramah
, baik dan santun kepadaku. Ketika aku menjadi murid baru
, ia selalu menemaniku, sehingga aku tak merasa kesepian sebagain anak baru di Asrama Melati.

I Don't Care Where You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang