satu

1.6K 73 0
                                    

"Pergilah," kata Sunggyu tenang. Raut wajahnya sama sekali tak berubah. Dia memandang sosok laki-laki di hadapannya kini yang hanya balas memandanginya dengan raut wajah memelas. "Kau tahu, keputusanku sudah akhir. Aku tak bisa lagi menahannya. Aku masih normal. Apakah kau gila menyatakan cinta pada namja normal sepertiku huh? Kau membuatku sedikit membencimu, oh bukan. Aku tidak membencimu lebih tepatnya aku jijik. Kau menjijikan, aku geli melihat mukamu itu dan aku-" belum selesai Sunggyu melanjutkan kata-katanya. Pria itu yang sedari tadi dihinanya sudah memotongnya.

"Aku tau, aku hanya mengatakan apa yang kurasakan. Dan sungguh kau tak usah melanjutkannya hyung, kau sudah tau apa yang kau katakan. Tapi aku tetap tak bisa berbuat palagi selain jujur padamu." Ujar Woohyun, matanya terlihat begitu sedih dicampakkan oleh orang yang disukainya. Di tolak mentah-mentah oleh orang yang disayanginya, dan dihina oleh orang yang dipujanya.

"Dengar Woohyun-ah. Kau harus kembali ke jalan yang benar. Kita sama-sama namja dan tak mungkin bersatu. Atau berkencan atau apapun itulah. Aku menyayangimu hanya sebatas-" Sunggyu tak melanjutkan kata-katanya lagi. Dia terdiam dan sedikit ragu untuk meneruskan.

"Sebatas teman. Yeah aku hanya sebatas teman." Jawab Woohyun.

Sunggyu hanya mendesah dan menundukkan kepalanya. Wajahnya yang imut dengan pipinya yang gembul dan mendorong matanya yang sipit untuk tertutup saat dia tersenyum dan menepuk bahu Woohyun.
Sunggyu pergi dan meninggalkan Woohyun sendirian di tengahtaman kota yang sepi.

Woohyun berdiri cukup lama dengan begitu banyak pikiran yang memenuhi otaknya, sebelum akhirnya menyerah dan menerima kenyataan jika dia ditolak oleh Hyung kesayangnnya. Woohyun menghela nafas panjang dan melanjutkan perjalanannya kerumah.

Sepanjang perjalanan pulang yang dipikirkannya dalah, bagaimana besok dia bisa menghadapi Sunggyu setelah semua penolakan sadis yang ida terima mala mini. Tak mungkin untuk menghindari Sunggyu karena dalam masalah pekerjaan Sunggyu adalah atasannya dan Woohyun adalah manajer pribadinya.

Namun dalam masalah percintaan Woohyun tak meungkin menghindarinya karena Sunggyu adalah belahan jiwanya -menurutnya, karena Woohyun selalu merasakan getaran-getaran aneh yang membuat sisik-sisik sayapnya gatal dan geli. Dan Woohyun sangat menyukai hal itu.

Woohyun melempar tas kerjanya di kursi, melepas mantel cokelatnya dan membuangnya ke sembarang tempat. Berjalan lurus ke kamar mandi dan menyalakan air hangat. Melepas kemeja putih dan celana kainnya. Woohyun memandang dirinya di kaca, mata hitam dengan rambut lurus kemerahan yeah dia mengakui kalau dirinya tampan dan masih heran kenapa Sunggyu menolaknya.

Woohyun memejamkan matanya sebentar dan mengosongkan pikirannya, membuka kembali matanya dan melihat dirinya sendiri di cermin tersenyum puas dan lega melihat tampilan dirinya sendiri.

Bola matanya yang biru gelap dengan bintik-bintik violet di pinggirnya, rambutnya yang tadinya berwarna kemerahan berubah hitam pekat, dan perlahan mucul kedua sayap berwarna putih bersih yang terbentang luas hampir memenuhi seluruh kamar mandi.

Woohyun menurunkan sayapnya, hingga kedua sayapnya menyapu lantai. Woohyun berjalan masuk ke jacuzinya dan bersandar melepas lelah. Sayapnya dengan sengaja dilengkungkan kedepan menutup badannya dan mukanya. Woohyun menunduk dan masih memikirkan Sunggyu, bagaimana besok dia siap menghadapinya.

ANGEL WINGS (Born A New Angel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang