1

89 11 9
                                    

Hari ini cuaca tidak begitu buruk untuk membuatku tersenyum. Aku membuka jendela kamarku, dan ya... Aku suka wangi ini. Rupanya semalam hujan sempat membasahi taman dirumahku. Dengan dalam-dalam aku menghirup bau tanah yang telah dibasahi hujan semalam. Ya mungkin saja semalam. Karena aku tak tahu pasti, kapan tepatnya hujan membasahi tamanku.

"Ken, sedang apa kau disana?" Seorang wanita seumuranku menghampiri aku yang sedang memandangi taman rumah.

Aku hanya terdiam dan membalasnya dengan senyuman. Kemudian mataku beralih pada taman itu.

"Rupanya taman kita sudah mulai tak terurus. Apa kau baik-baik saja Ken?" wanita itu turut mengikutiku menatap taman, yup lebih tepatnya adikku. Tak ada kata adik kakak diantara kami, dia bahkan sering tak menghormatiku sebagai kakaknya. Tapi itulah kami yang selalu bahagia dengan pertikaian diantara kami. Kami memang terlihat seperti seumuran karena jarak umurku dan key hanya 2 tahun. Bahkan tak sampai 2 tahun. Lebih tepatnya 1 tahun 7 bulan. 

"Aku baik-baik saja bodoh. Memangnya kenapa? Apa aku terlihat seperti tidak sehat? Atau terlihat kurus? Atau bahkan tidak waras?", gumanku bawel karena Key telah menyadarkan lamunanku.

"Sudahlah Ken, dari dulu memang badanmu kurus seperti tikus kelaparan- lebih tepatnya bokongmu yang tak berisi itu- hahah. Dan tentu saja kau menginginkan badan sepertiku". Key mengejekku sambil berlari meninggalkanku. Dan tentu saja aku mengejarnya.

"Hey Key, beraninya kau mengihina tubuhku?" Aku mengejarnya hingga ke tempat makan dan Key berlari kedapur. Ya rupanya dia mencari perlindungan mommy. Benar saja dia berdiri di belakang  mom.

"Hey hey hey... Apa yang kalian lakukan didapur dengan baju tidur kalian? Cepat bersiaplah. Kalian harus segera mandi." Gerutu mom sambil menyiapkan sarapan kami.

"Tapi mom, Key baru saja menghina ba-"

"Iya Kendall, adikmu benar. Badanmu kosong. Lihat saja pantatmu yang kosong." guman mom memotong kalimatku sambil tertawa.

Aku langsung menatap bokongku, yup benar saja dan ini benar-benar kosong.

"Ah sudahlah, awas kau Key. Lain kali aku akan mengenpesi pantatmu itu." gerutuku sambil meninggalkan dapur menuju kamar.

***

Setelah selesai sarapan, aku dan Key berangkat sekolah. Yup kami satu sekolah disalah satu high school di new york. Tapi Key adalah siswa baru ditahun ajaran ini.

"Hey Ken, apa kau yakin kau tidak sedang bermasalah?" Key memecahkan suasana hening kami didalam mobil.
"Maksutmu Key? Aku tidak paham dengan kalimatmu."
"Biasanya kau selalu terlihat ceria, dan itu kudapatkan dari kebiasanmu yang sering merawat taman rumah. Apa kau ada masalah? Kenapa taman kita tak seindah biasanya? Apa kau sudah tak mengurusnya? Kenapa kau tak mengurus taman rumab kita? Pasti ada segudanv masalah yang kau pikirkan ya? Tenanglah Ken, kau bisa cetitakan padaku dan----" Key terus saja melontarkan kalimat yang tidak aku pahami.

"Berhentilah bicara Key, kita sudah sampai. Dan jaga sikapmu ketika disekolah. Aku seniormu. Dan kau adalah juniorku. Jangan anggap ini rumah. Bersikaplah sehormat mungkin denganku. Atau kau akan ku---" kalimatku terhenti ketika aku sadar Key tak menghiraukanku dan malah meninggalkanku sendiri di mobil. "Awas saja kau nanti dirumah Key, huh." Desahku sedikit kesal dan turun dari mobil.

Hari ini memang aku cukup tak bersamangat, karena harus ku akui pagi ini aku tak akan melihat wajah itu lagi. Wajah yang selalu membuatku bersemangat untuk pergi kesini. Tapi dia telah meninggalkanku begitu saja. Meskipun sebelum kepergiannya, dia mengadakan party untuk perpisahan ini. David, dia adalah seorang yang kuanggap dekat disekolah. Kita seperti sepasang kekasih, tapi nyatanya kita hanya sebatas teman. David pergi meninggalkan New York untuk ikut tinggal bersama orang tuanya di Jerman. Aku bahkan tak memiliki nomor barunya. Ah sudah ini membuatku semakin kacau.

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang