Rahma bedecak sebal begitu mencari channel Tv yang menarik tapi tetap saja tidak ada yang menarik baginya, yang muncul cuman sinetron alay serta azab ehem gak mau salah omong yaa yang gak masuk akal. "Please lah gue lagi butuh hiburan ini.." kesal Rahma memencet mencet kasar remote yang sedang berada di genggamannya.
"Sini ah! Gajelas banget, gatau make TV gini nih." Sambar Rian setelah berhasil merampas paksa remote dari tangan Rahma.
Rahma menghela napasnya panjang dan ancang ancang untuk berdiri meninggalkan Rian yang sudah asik dengan acara TV yang menampilkan Model model yang tengah fashion show dengan pakaian pakaian yang tidak bisa di bilang sopan alias kekurangan bahan.
"Eh eh mau kemana? Sini sini sini..." Panggil Rian bagaikan orang tua yang sedang memergoki anaknya melakukan sesuatu dan siap untuk mengomeli anaknya.
"Apa?"
"Buatin gue makanan, lapar nih Ayah Rian. Ayo dong Bunda..." Rian memelas dengan nada yang di manja manjakan membuat Rahma yang tadinya menatap biasa saja ke arah Rian kini siap ingin memuntahkan isi perutnya begitu mendengar suara Rian yang sengaja di buat buat biar terkesan imut. Imut sih engga malah ingin muntah itu yang ada di pikiran Rahma begitu mendengar ucapan Rian yang memelas.
"Biasa aja bisa nggak? Jijik banget, serius."
"Yaelah sok banget lo, waktu SMP lo kayak gitukan? Ayah Ayah Bundaan sama pacar monyet monyet lo itu? Iyakan?" Tebak Rian dengan nada mengejeknya.
"Ha? Pacar monyet? Lo katain mantan gue monyet? Lo pikir gue pacaran sama monyet? Sini bibir lo, gue unyek unyek mampus lo Cabe busuk!" Sahut Rahma tidak terima mendengar ucapan Rian yang seperti menuduh atau memfitnah dirinya berpacaran dengan monyet.
"Cinta monyet!"
"Lo monyet!" Balas Rahma tak kalah TOA.
"Iya iya lo monyet, udah sana buatin gue makanan. Gue lapar banget, demi deh!" Rian mengusap ngusap perutnya yang menandakan bahwa dirinya sangat lapar.
"Siapa lo? nyuruh nyuruh gue?"
"Eh mau jadi Istri durhaka yaa? Mau gue kutuk jadi batu tawas? Mau? Istri tuh harus patuh sama suami, harus ngelayanin suami dengan baik. Kalau gue kesal sama lo terus gue kutuk lo jadi batu tawas gimana? Masa gue suami istrian sama batu tawas kan gak lucu." Cerocos Rian.
"Di kata lo emak gue, main kutuk kutuk aja. Ogah yaa, gue gak mau masakin lo!" Kekeuh Rahma batu.
"Gue lapor mamah lo, mau?" Ancam Rian mengangkat ponselnya ke depan wajah Rahma.
Rahma yang melihat itu hanya tersenyum miring menatap Rian.
"Dan gue bakal kasih tau mami lo. Kalau lo di sekolah orangnya nakal pakek kebangetan!" Ancam Rahma balik lalu mengangkat ponselnya juga.
"Capek gue ngomong sama lo! sadar nggak sih, kalau lo udah menduduki pangat istri durhaka sedunia?" Rian mengacak rambutnya frustasi melihat sikap Rahma yang belum cukup seminggu sudah semakin menjadi jadi.
"Sayangnya gue nggak sadar, karna emang gue nggak durhaka kok. Kalau misalnya lo mau makan, beli diluar aja deh! Lo 'kan punya banyak uang, harta berlimpah segunung. Gunain dong." timpal Rahma dan berlalu pergi dari hadapan Rian begitu saja.
"Awas yaa lo, gue balas!" Geram Rian.
~~~
Rian menatap Rahma dengan tatapan malasnya, sesekali ia memainkan ponselnya menghilangkan rasa bosan yang sedang melandanya. Menunggu Rahma yang tak kunjung selesai dengan kegiatan masak memasaknya. Yaa! Rian berhasil membujuk Rahma untuk memasak sesuatu untuknya, tau lah orang kalau lagi lapar rese-nya naudzubillah. Tanpa di sadari Rahma mau dan sangat terpaksa memasakan makanan untuk Rian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Bad Boy ✅
Teen FictionRian Anjaya Pratama Seorang Bad Boy yang menjalani pernikahan diusia yang sangat muda. Akibat perjodohan yang dilakukan antar keluarga membuat keduanya yang awalnya tak saling kenal, kini malah sering bertengkar bahkan pertengkaran antara Rahma dan...