SUDDENLY

263 3 0
                                    

Author : Nabilla Darwin

***

Langit mulai menggelap. Meninggalkan satu-persatu anak manusia yang sibuk mengejar waktu sebelum terjebak dalam rintik air yang akan membuat tubuh mereka kuyup. Hujan.

Tersisa aku sendiri. Dalam ruangan kelas yang ikut menggelap. Aku berusaha fokus pada satu tugas yang harus selesai hari ini. Meski akupun tahu bahwa tak lama lagi langit akan menangis.
"Ah.. akhirnya!" Aku bersorak pelan. Buru-buru ku rapikan buku-buku dan alat tulis yang setia menemaniku selama dua jam ini.
Aku bangkit berdiri. Melirik jam tangan peach yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Dan mulai melangkahkan kakiku dari ruangan senyap ini. Ya, senyap dan agak seram sebenarnya.

***

Gemericik air hujan adalah hal pertama yang ku dengar ketika aku keluar dari ruang kelas. Kampus sudah tampak sepi karena waktu sudah hampir malam ketika aku keluar.

Merasa horor dengan keadaan sekitar, aku memilih menerobos hujan menuju halte menunggu bis yang biasa mengantarku ke tempat kost. Dengan berbekal sweater abu-abu hadiah ulang tahun dari kakakku, aku benar-benar nekad berlari.

Mungkin kedengarannya lucu, tapi nyatanya aku benar-benar nekad. Bukan drama queen atau kata aneh lainnya, masalahnya aku punya penyakit phobia dingin. Dan hujan adalah tantangan terbesar untuk penyakitku ini. So damn!

Badanku basah kuyup. Bahkan sweater yang kupakai tak bisa melindungi kemeja yang kupakai. Alhasil, berada disinilah aku sekarang. dibawah atap halte yang mulai berkarat sendirian dalam keadaan kedinginan.

Aku mulai gelisah. Memeluk tubuhku sendiri yang sudah tak tentu bagaimana wujudnya. Bis yang ku tunggu pun tak ada tanda kemunculannya. Dan yang paling parah adalah aku sendirian. Ya Tuhan.

Aku menatap jarum jam yang bergerak perlahan hingga menit ke lima. Tapi bis yang ku tunggu benar-benar tak muncul. Tubuhku sudah bergetar hebat. Tapi aku tak tahu harus berbuat apa.

Pikiranku mulai berkelana entah kemana. Mataku mulai tidak fokus. Sampai suara deru motor berhenti tepat di depanku. Seorang lelaki berlari kecil menuju ke arahku. Bukan, tapi ke sebelahku.

Tampaknya diapun sedang berteduh. Aku ingat itu, karena tanpa sadar aku memperhatikannya. Merasa diperhatikan, lelaki itu menoleh. Ia tersenyum manis padaku. Aku sempat kaget, meski akhirnya kubalas juga senyumnya.

Barulah aku sadar bahwa aku sedang berada dalam keadaan tidak baik. Karena detik berikutnya aku sudah tidak ingat apa-apa lagi dan semuanya mendadak berubah gelap.

***

"Dimana aku?" Itulah pertanyaan pertama yang kuucapkan ketika aku sadarkan diri. Disampingku, tampak lelaki yang beberapa waktu lalu ikut berteduh denganku. Refleks aku bangkit duduk ketika kusadari hanya ada aku dan dia di dalam ruangan yang bisa disebut... kamar?

"Tenang dulu. Tadi lo pingsan. Karena gue ngga tahu rumah lo, jadilah gue bawa lo ke kostan gue." Jelasnya sebelum aku sempat berontak.

Aku diam sesaat. Kepalaku terasa begitu berat bahkan untuk sekedar menimpali ucapannya. Seketika aku baru sadar, bahwa aku sudah berganti kostum. Sweater abu-abuku sudah lenyap bersama dengan kemeja bunga-bunga yang sebelumnya ku pakai. Digantikan dengan kaos hitam bergambar tengkorak yang super kebesaran dibadanku. Refleks aku memeluk kedua tubuhku. Menunjukan rasa takut luar biasa. Lebih dari sekedar Cheimaphobia.

"Jangan negatif thinking dulu. Bukan gue yang gantiin baju lo. Tadi sobat cewek gue yang gue suruh buat ganti baju lo. Ngga mungkin kan gue biarin lo pingsan dalam keadaan basah?" Tambahnya.

Kumpulan Cerita-Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang