Pupus

122 0 0
                                    


wellooooowwwwww xD

sebelum kalian baca cerita ini. ghina mau cerita dulu dikiiittt aja tentang terciptanya cerita dengan judul Pupus ini. bolehkan? bodo amat gaboleh juga ghina bakal ceritain xD


jadi gini, cerita ini tercipta sewaktu ghina jadi member trainee di WattpadeSurd, tempat dimana penulis2 (yang pastinya absurd abis) berkumpul xD  ghina dikasih tugas untuk membuat drable -drable ya, bukan drible- dari gambar yang diberikan para tentor *aseekk* di grup T3. ghina ga bisa ngepost gambar nya karena hp nya error, maafin yak.

ada dua cerita sebenernya, tapi post yang ini dulu aja yaaa xD

betewe, cerita ini ghina post dengan persetujuan salah satu admin di wattpadesurd, dan ngga ada yang ghina rubah.


mohon kritsar guys :)


check it out!


#


Pupus

Kuceburkan diriku ke dalam kolam renang yang ada di kawasan hotel tempatku menginap. Menikmati dinginnya air di keseluruhan kulitku. Ku biarkan segala penatku larut dalam air. Kejadian beberapa saat yang lalu terputar lagi di otakku.

*FLASHBACK ON*

Macet melanda Jakarta seperti biasa. Aku melemparkan pandangan mataku ke segala arah, sekedar membunuh waktu. Tak sengaja kulihat seorang wanita yang mirip dengan wanita yang ingin ku temui pertama kali ketika aku tiba di ibukota. Shabrina. Tapi ia tidak sendiri. Seseorang bersamanya. Aku ikuti motor itu ketika mereka mulai bergerak.

Motor itu berhenti di minimarket. Shabrina –lebih tepatnya orang yang kuduga adalah Shabrina— turun dari motor dan diikuti orang didepannya. Akupun segera menghampiri perempuan itu setelah memastikan itu benar Shabrina.

"Bina?" kataku pelan. Perempuan itu menoleh mendengar suaraku.

"Fabian? Kamu... kok disini?"

"Kan aku bilang sama kamu kalau aku mau ke Jakarta. Kamu lupa?" tanyaku.

Shabrina seperti antara terkejut dan menutupi sesuatu. "Ah.. Ya.. Aku ingat kok." Katanya.

"No hug for me, Bina?" ucapku.

"Bi, aku..." ucapan Shabrina terputus.

"Sha, yuk pulang." Seorang lelaki menghampiri Shabrinaku. Ya. Shabrinaku. Kekasihku.

"Iya Mas." Ucap Shabrina pada lelaki itu.

Lelaki itu menyadari kehadiranku dan menatapku dari ujung kepala sampai kaki. "Maaf. Mas siapa ya?"

"Mas, itu Fabian," Shabrina mengenalkan aku pada lelaki itu. "Fabian, ini Mas Satria," Suara Shabrina memelan. "Tunanganku." Tambahnya.

Hatiku mencelos ketika Shabrina mengenalkan lelaki itu sebagai tunangannya. Lelaki itu mengulurkan tangan. Aku membalasnya dengan hampa. Sementara Shabrina hanya menunduk.

"Mas, aku ingin bicara dengan Fabian sebentar. Boleh?" pinta Shabrina. Lelaki itu mengangguk.

Shabrina menarikku sedikit menjauh dari lelaki itu.

"Dia tunangan kamu?" tanyaku.

"Iya. Maafin aku, Bian. Tapi aku kira kita udah nggak ada hubungan apa-apa sejak aku tau kalau orangtua kamu nggak setuju." Shabrina mencoba menjelaskan.

"Tapi setelah kejadian itu kita baik baik aja, Na." balasku.

"Aku minta maaf, Bi." Wajahnya memelas.

"Selamat ya." Timpalku akhirnya. Aku langsung kembali keatas motorku tanpa menghiraukan panggilannya.

*FLASHBACK OFF*

Aku terduduk ditepian kolam renang.

"Kenapa semua yang indah harus pergi?" tanyaku pada diriku sendiri. "Bahkan matahari pun kembali ke peraduannya disaat ia sedang berada di titik indahnya dan semua orang berani menatapnya secara langsung." Ujarku seraya menatap sunset dihadapanku.

"Semoga kamu bahagia, Shabrina." Kataku diikuti dengan tenggelamnya matahari diufuk barat.

Kembali aku menceburkan diri ke kolam renang berharap kenanganku dengan Shabrina luntur bersama air.

TAMAT

nah gimanaaaa? gak nge-feel ya? iya tau kok ghina mah belum ahli ngobrak ngabrik hati orang lewat tulisan xD

mohon kritsar yaa, jangan nyider aja :")


Ghins

Kumpulan Cerita-Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang