4- Hope

59 16 8
                                    

"My name James Hurley."

Ucap pria itu memperkenalkan namanya. Tangan hangat dan besar itu menggenggam tangan kecil Lily. Dan sekarang tangan kecilnya seolah tenggelam ditangan besar James.

"My name Lily Baldwin."

Setelah sepasang manusia dengan gender yang berbeda itu berkenalan, suasana hening tercipta lumayan lama. Mereka berdua hanya diam memikirkan entah apa dikepala mereka masing-masing. Dan membuat suasana agak sedikit canggung.

Suasana canggung ini membuat Lily tak nyaman. Apalagi ice cream cerry-nya kini sudah habis. Dia ingin memecah kecanggungan ini. Tapi disatu sisi, dia bingung harus memulai darimana.

Lily terus bergerak-gerak gelisah dibangku ayunan. James yang melihat pergerakan Lily yang merasa tak nyaman mulai membuka suaranya. "Kenapa kau bisa disini? Maksudku... Ini malam hari. Dan kau tahukan keadaan kota ini jika malam hari?"

Lily menghembuskan napas lega.
"Hanya ingin menikmati angin malam. Dan kau?"

"Menghindar dari keramaian." Lily yang mendengar jawaban sarkasme dari James, dia langsung memiringkan kepalanya kekiri dan menghadap James.

Melihat wajah lucu Lily, James seketika tersenyum geli. "Jika mukamu seperti itu, kau malah seperti anak kucing yang kelaparan."

Lily mengembungkan pipinya yang sudah tembem dan bibir tipis kecilnya dia majukan. Sehingga jika ada yang melihat Lily seperti itu, membuat siapapun akan merasa gemas.

Seperti James. Dia langsung mencubit pipi Lily gemas.

"Akhh..."

Lily menatap James kesal sambil mengelus pipinya yang tadi dicubit. Tapi dipikirannya dia merasa tak kenal dengan dirinya sendiri. Bahkan dengan Kate yang notabene sahabatnya sendiri, dia tak pernah menunjukkan sikap atau raut wajah seperti tadi. Entah kenapa dengan James, pria asing yang baru dia kenal ia bisa senyaman ini. Ia merasa santai dan bebas tanpa ada rasa canggung. Seperti Lily sudah mengenal James dengan lama.

Lily menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, ingin menghapus pemikiran itu. Mana mungkin ia bisa kenal dengan James.

"Kenapa kau menggunakan tuxedo?"

Akhirnya Lily bisa menanyakan hal ini. Sudah dari tadi dia ingin menanyakannya.

"Aku tadi dari pesta penyambutan–"

"Ah, pasti dihotel Embassy Hotel and Suites. Pamanku juga datang kesana." sela Lily cepat.

James menatap Lily sambil mengerutkan dahi. Dia berpikir siapa yang dimaksud Lily. Karena hanya orang-orang tertentu yang bisa datang dan masuk kedalam pesta itu. Anggap saja itu adalah private party.

"Lalu kenapa kau tak ikut datang bersama Pamanmu? Mungkin jika kau datang, aku tak akan bosan disana."

Lily mengayunkan kedua kakinya. "Aku tak boleh berada disana." ucapnya pelan. James tahu jika Lily merasa tak nyaman saat dia menanyakan hal itu. Jadi dia hanya diam tak bersuara.

Menikmati hembusan angin yang menampar wajah mereka berdua. Sesekali mereka dapat mendengar suara burung bersiul dan suara gonggongan beberapa anjing liar.

Sudah lebih dari 15 menit mereka saling diam. Tanpa ada salah satu dari mereka berdua yang ingin membuka suara. Jika diamnya mereka tadi karena suasana canggung, maka sekarang kebalikannya. Suasana nyaman dan damailah yang mereka rasakan.

"Di–"

"Akh... Aku harus pulang sekarang. Maafkan aku." ucap Lily setelah melihat jarum jam di arloginya. Dia merasa bersalah karena meninggalkan James sendiri disini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang