Twisted Life

116 11 34
                                    

Glossary:

Alter Ego: Alter Ego didalam bahasa latin berarti " Diri Kita Yang Lain". Alter Ego adalah suatu penyakit yang membuat penderitanya mempunyai 2 kepribadian atau lebih.

***

"Dasar wanita tidak becus!"

Teriakan itu berasal dari sebuah suara serak seorang lelaki. Beberapa detik kemudian, lelaki itu meneriakkan serentetan kata-kata samar yang  disusul oleh suara gebrakan benda dan isakan seorang wanita.

Kututup kedua telingaku erat-erat—berusaha untuk menghalau suara2 itu dengan segenap tenaga.

Aku benci bila mereka memulai pertengkaran, mereka tak pernah mau mengerti bahwa bukan hanya ada mereka saja di rumah ini. Aku juga ada di rumah ini. Aku juga berperan sebagai saksi disini. Kugertakkan gigiku. Teriakan-teriakan mereka semakin keras. Bahkan bantalku tidak bisa lagi meredam suaranya. Tanpa berpikir panjang, aku keluar dari kamarku.

"Ayah... Ibu... cukup!" Aku memasuki kamar mereka dan menjerit sekeras-kerasnya. Bulir air mata berjatuhan dari kedua mataku. Aku benci ini, benci sekali. Aku sudah tidak mau mendengar dan menyaksikan semua ini lagi.

Cukup sudah.

"Aku benci kalian! Aku benci hidupku! Aku benci semuanya!" isakku dengan murka.

Mereka berdua menghentikan kegiatan yang baru saja mereka lakukan. Dua-duanya menundukkan kepalanya. Tidak ada yang berani menatapku.

Aku muak dengan situasi ini. Aku tidak pernah mengerti jalan pikiran kedua orangtuaku. Kenapa mereka sering sekali bertengkar? Kemana perginya keluargaku yang harmonis?

Ibuku menyelipkan helai rambutnya ke belakang telinganya. Ia berdiri dari tempatnya terduduk tadi. Dengan gontai, ia menghampiriku dan mengelus pundakku. Aku menatap matanya. Iris kebiruannya yang dulu seindah gelombak laut sekarang telah berubah menjadi biru yang kosong. Aku tidak lagi melihat riak-riak ombak ceria yang saling berkejaran di matanya.

"Nak, masuklah ke kamarmu. Maafkan kami. Tadi kami hanya sedikit kelepasan. Semuanya baik-baik saja." Bujuk ibuku. Aku terdiam.

Kulirik lelaki paruh baya yang terlihat frustasi dibelakang ibuku. Lelaki penyayang yang dulu kusebut sebagai ayah. Sekarang, ia hanyalah seorang lelaki pemabuk yang selalu menyiksa istrinya dan menyalahkan anak satu-satunya.

Aku menyentakkan bahuku dari tangan ibuku. Tanpa berkata apa-apa aku meninggalkan kamar mereka dan masuk kembali ke kamarku.

Kuputuskan untuk tidur dan menenangkan pikiranku sejenak. Aku berharap saat aku bangun nanti, semua ini hanya mimpi burukku.

Walaupun aku tahu, ini bukan mimpi buruk. Ini kenyataan.

***

Keesokan harinya, saat aku terbangun, situasi di rumah terlihat damai. Di mana semua tenang, nyaman, tak ada keributan apa-apa. Namun, saat aku memijakkan kakiku ke luar kamarku, ternyata perkiraanku salah. Pecahan kaca berserakan dimana-mana. Bercak-bercak darah terlihat di setiap jalan yang entah dilewati oleh ayah atau ibuku.

Aku akan menjadi egois untuk sekali ini saja. Biarkan aku memikirkan diriku sendiri tanpa memikirkan orang lain sekalipun itu orangtuaku. Bagaimana bisa aku memikirkan mereka? Bahkan mereka tak memikirkanku sama sekali.

Aku selalu bertanya-tanya. Apa arti kehadiranku selama ini dikehidupan mereka? Apa salahku untuk lahir di dunia ini?

"Tidak! Semua ini bukan karena keanehanku. Apa salahnya jika aku memiliki kepribadian ganda? Toh, bukan aku juga yang membuat diriku seperti ini." Dengusku kesal akan kenyataan yang kuterima selama ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 13, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Story Event WWFF GrupWhere stories live. Discover now