The Propose | TIGA

7.9K 692 85
                                    

UNEXPECTED! PAS AKU EDIT TERNYATA BARU LIHAT SEBERAPA BANYAK WORDS DI PART TIGA. HASILNYA MENCENGANGKAN. MAKA DARI ITU AKU BAGI DUA PARTNYA BIAR KALIAN BACANYA TIDAK SAMPE MIMISAN 😂
.
.
NO MATURE SCENE 😁 SORRY TO DISAPPOINT YOU 😅
.
.

Sooji merapatkan mantelnya menghalau kedinginan yang menerpa akibat hembusan angin sore itu, berjalan menyusuri trotoar komplek perumahan yang ia tinggali sembari tersenyum membalas sapaan beberapa tetangga sekitar rumahnya.

Memang baru beberapa bulan Sooji kembali dan menetap di sana setelah hampir sepuluh tahun memilih tinggal sendiri di kota Seoul, tapi para tetangga masih mengenalnya. Rumah yang ditempatinya saat ini adalah rumah dimana ia menghabiskan masa kecilnya bersama kedua orang tuanya, sekarang ia memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya setelah kejadian dua bulan yang lalu.

Ibunya sangat terkejut saat ia kembali dan mengatakan akan tinggal di sana lagi. Sooji juga tidak menjelaskan alasannya dengan jelas sehingga membuat orang tuanya bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada putri mereka.

Nanti setelah satu bulan berlalu barulah semuanya terjawab, saat itu Ibunya hanya sanggup menangis dan ayahnya murka. Sementara Sooji? Ia hanya diam dengan tangannya yang terus mengusap perutnya dengan lembut.

Sebuah nyawa kini telah tumbuh di dalam tubuhnya membuat Sooji terkesima, ia bahkan tidak sempat memperdulikan kemarahan ayahnya karena mendapati dirinya hamil diluar nikah. Sooji hanya terpaku sambil menatap perutnya yang masih terlihat rata, dia hamil. Sama sekali bukan sesuatu yang menjadi rencana hidupnya dalam waktu dekat.

Ibunya terus bertanya mengenai ayah dari anak yang dikandungnya tapi semua berakhir sia-sia. Sooji hanya diam tidak menjawab sampai orang tuanya lelah untuk bertanya dan mereka akhirnya memilih diam. Mungkin suatu saat nanti Sooji akan menceritakan sendiri tanpa perlu diminta.

Sooji senang karena orang tuanya tidak marah kepadanya, ayahnya memang murka tapi bukan karena dirinya melainkan kepada keadaan yang tiba-tiba saja menimpa putri sulungnya. Setelah hari itu ayahnya sudah kembali seperti biasa, bahkan dia yang menemani Sooji untuk memeriksakan kandungannya untuk yang pertama kali.

Ibunya juga kerap kali membantunya ketika mengalami mual di pagi hari, meskipun tidak setiap hari tapi ia lumayan sering mengalami hal tersebut membuat nafsu makannya menurun. Bersyukur karena ibunya adalah seorang mantan bidan jadi dia tau apa yang harus dilakukannya untuk keadaan Sooji saat itu.

Sekarang Sooji masih dalam masa trisemester pertama, kandungannya memasuki usia tiga bulan dan Sooji semakin sering mengalami morning sickness. Ia juga selalu memuntahkan makanannya dipagi hari tanpa sebab, nanti setelah dua atau tiga jam baru makanan itu bisa masuk kembali ke perutnya.

"Kau darimana saja?"

Sooji menatap wanita paruh baya yang berdiri diambang pintu rumah dengan berkacak pinggang menatapnya garang tapi tersirat raut kekhawatiran diwajah tuanya.

"Susuku sudah habis," jawabnya sembari mengangkat kantongan yang sedari tadi ia tenteng, ibunya berdecak lalu menyuruh Sooji untuk segera masuk ke dalam rumah.

"Kau bisa menyuruh Gia untuk membelikannya untukmu Sooji. Diluar sangat dingin, tidak baik untuk kandunganmu yang masih sangat rentan." Ibu Sooji mencercanya dengan omelan yang kerap kali terdengar ketika wanita itu keluar rumah tanpa izin dan Sooji hanya tersenyum bukannya menyesal. Ia berjalan ke dapur dan mengeluarkan susu bubuk khusus untuk ibu hamil serta beberapa buah yang menggugah seleranya ketika berada di supermarket tadi.

"Aku senang kau mengkhawatirkanku, Bu."

"Hush, kau anakku jadi wajar jika aku mengkhawatirkanmu lagipula dia adalah cucu pertamaku. Kau jelas harus menjaganya dengan benar," Sooji kembali tersenyum, ia bahagia karena orang tuanya mau menerima kehadiran anaknya dirumah ini meskipun tidak mengetahui siapa ayah dari janin yang sedang dikandungnya.

THE PROPOSE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang