Jari jemari Jihan terus mengetuk ngetuk jendela mobilnya. Rasa penat,bosan,sedih,dan bahagia menjadi satu padu didalam dirinya.Penat dan bosan karena sudah lebih setengah hari didalam mobil,bahagia karena keinginan pindah ke kota Magelang tercapai,dan sedih karena hari ini dua minggu sesudah kematian ayahnya.
Jam tangan telah menunjuka pukul 3:18 pagi namun takunjung datang di kota yang ingin ditujunya.
"Ssstt.....sssttt..."
Jihan terkaget mendengar desisan seseorang dan bangkit dari lamunanya lalu menengok ke seorang cewe yang duduk di bangku samping Jihan
"HP lo tuh jih berisik daritadi bikin kebangun terus" lanjut cewe yang bernama Dera kaka Jihan sambil melirik hp yang ada didalam tas yang diletakan di samping Jihan.
Mata Jihan langsung tertuju kepada hp yang sedari tadi berbunyi namun tak disadari olehnya.Jihan langsung meraih hp miliknya dan dilihat 24 pesan belum terbaca
From:Adinda
Jih lo pindah ke Magelang? Kenapa gabilang gua dulu si
From:Zalva
Jih kenapa gabilang kita kita dulu si? Seengganya kita kan bisa meetup dulu
Dan masih banyak pesan yang belum dibuka oleh Jihan.Matanya takbisa terpejam untuk beristirahat karena berbagai pikiran sedang menghantui dirinya.
Terus dilihatnya lingkungan yang tak dikenal dari jendela mobil.Sampai tak beberapa lama Jihan disambut dengan tugu selamat datang kota Magelang yang telah lebih 4 tahun tidak dilihatnya dan terlihat banyak perubahan dari bentuk maupun warna tugu selamat datang kota Magelang.
Sampai dirumah yang akan ditinggali Jihan dan keluarganya tepat waktu adzan Subuh berkumandang.
~~~
"Sayang sarapan dulu udah ditunggu semua di meja makan" kata Mamahnya lembut sambil mengetuk pintu kamar Jihan.
"Iya mah duluan abis ini nyusul kebawah" Jihan bangun dari tempat tidurnya dan menuruni tangga menuju meja makan
Dilihatnya tempat makan yang berbeda dan suasana pagi yang berbeda, yang biasanya terlihat ayah mereka sedang membaca koran dan meminum secangkir kopi sekarang tak ada dan tak akan pernah ada pemandangan seperti itu
"Sayang gimana udah siap besok berangkat kesekolah baru? Atau masih kelelahan?Kak Dera nanti sore sudah berangkat ke Yogyakarta buat kuliah dan ngekos di daerah sana" kata Mamah Jihan disela sela makan.
"Cepet banget baru aja sampe magelang udah berangkat ke yogyakarta.Aku si siap siap aja mah" jawabnya sambil menyantap roti isi yang ada ditanganya.
"Itu nanti kalo uda agak siang kalian bantuin mamah ngasi ngasi bingkisan ke tetangga terdekat di daerah blok A sama B ya" kata mamahnya sambil menunjuk menggunakan dagu setumpuk bingkisan kardus ketring di belakang Jihan dan Dera.
"Buat apa?" Jawab Jihan sambil menengok kearah yang ditunjuk oleh mamahnya.
"Ya kalo biasanya adat di jawa itu pindah rumah ya ngadain syukuran terus ngasi bingkisan gitu ke tetangga terdekat.gitu aja gatau" saut Dera yang ikut menengok ke arah belakangnya.
"Oh gitu yauda Jihan pen mandi dulu" Kata Jihan sambil berjalan menuju kamarnya.
Takberapa lama setelah selesai mandi Jihan, Dera begitu juga adik mereka Fariz membantu Mamahnya memberi bingkisan ke tetangga tetangga sebelah, beberapa mengucapkan terimakasih dan berkenalan ada juga yang sedang tidak berada dirumah.
Sampailah Jihan didepan rumah besar yang terletak selisih 4 rumah dari rumahnya.
"Ada apa?" Tanya cowo dengan jambul tinggi dan badan yang selisih tinggi dikit dengan Jihan sambil melirik bingkisan yang di bawa Jihan.
"Oh bancaan ya? Makasih" lanjut cowo itu mengambil bingkisan lalu masuk rumah dan menutup pintu.
Sesampai dirumah Jihan menampilkan wajah kusam dan bercerita kepada mamahnya
"Mamah tau ga si tetangga yang rumahnya selisih 4 rumah itu gatau sopan santu, masa iya baru aja ngetuk pintu keluar keluar langsung ngambil bingkisan terus nyelonong masuk cuma ngucapin terimakasih padahal kan Jihan belum sempet ngomong apa apa"
Mamahnya hanya tertawa geli melihat celoteh anak perempuan yang baru bisa dibilang abege.
~~~
Keesokan paginya Jihan segera bersiap siap berangkat ke sekolah barunya. Takbiasanya jam 06.00pagi Jihan sudah siap segala perlengkapanya,mungkin karena ini hari pertama ia sekolah di sekolahbaru.Karena memang ini hari sabtu Jihan memakai seragam identitas sekolah lamanya dengan rok panjang berwarna kotak kota terpadu dengan dasi dan garis yang ada di baju seragam berwarna putih.
Karena jarak sekolah yang sedikit jauh dengan 15 menit Jihan sudah sampai di sekolahnya.Semua siswa yang ia lihat mengenakan identitas biru batik dan rok panjang putih, semua yang Jihan lewati terus menatap dengan tatapan asing karena memang seragam Jihan berbeda dari yang lain.
"Siswa baru?" Kata sosok cowo tinggi dengan senyum tipis manis yang menghiasi pagi "kelas berapa?kelihatanya bingung nyari kelas" lanjutnya sambil mengetuk bahu Jihan
Sepontan Jihan berbalik badan dan menatap langsung cowo yang menepuk bahunya "ehh..." kagetnya sambil mundur dua langkah.
"Jih? Kok ada disini?" Kali ini cowo itu yang terkaget dan melepaskan bola basket yang tadi ia pegang.
"Reza?" Jihan mengkata satu alisnya
"Iya.kenapa disini?gua kang.." kalimat cowo tersebut dipotong paksa dengan Jihan
"Yauda gua pen ke kelas XI-4" kata jihan dan meninggalkan cowo itu berlalu.
Kali ini persaan jihan semakin kacau balau tanpa arah, dia berlari kecil sampai mengamati papan kelas yang ada di atas pintu dan sampai akhirnya ia di depan kelasnya. Jihan langsung duduk di bangku kedua pojok karena memang satu satunya bangku kosong, ia langsung membungkam wajahnya dalam dalam kedalam kedua tanganya diatas meja.
"Permisi" Kata seorang cewe dan duduk di samping Jihan.
"Ehh...iya maap ya duduk disini soalnya tadi ada yang bilang kursi ini satu satunya yang kosong" jawab Jihan sambil mendongakan kepalanya.
"Iya gapapa, murid baru ya?" Katanya sambil menjulurkan tangan tanda ingin berkenalan "Nirma"
"Jihan" Jawabnya dengan senyum manis dan membalas juluran tangan Nirma.
"Btw,salah satu team basket sekolah ada yang namanya Reza?" Lanjut Jihan.
Nirma mengangguk dan berkata "Dia sih malah ketua team sekolah banyak yang suka katanya ganteng, kenapa suka ya?" Jawab Nirma dengan suara khasnya yang medhok saat berbicara Indonesia.
"Engga beneran deh cuma tau aja"
Jihan tersadar kalau Reza baru saja sampai di depan pintu kelasnya.
"Jih dengerin gua" Kata Reza ngos ngosan sambil berjalan kearah Jihan.
Seluruh siswa kelas XI-6 menatap Reza begitu juga jihan.
"apaan?gaada waktu bentar lagi juga bel.yuk Nir keluar kelas" Jihan membuang muka dan menarik tangan Nirma untuk keluar kelas.
Namun langkah Jihan terhenti ketika Reza berhasil menggenggam tangannya.
"Pulang sekolah aja gua pen ngomong penting sama lo" Reza melangkah pergi keluar kelas Jihan.
"Ada apa to?" Tanya Nirma yang sedari tadi bingung dengan obrolsn Jihan dan Reza.
"Yauda duduk aja yuk nir" mereka duduk dan takberapa lama bel masuk berbunyi.
Takberapa lama setelah bel bu Nita pun masuk kelas untuk mengajar.
"Jihan sini nak maju kedepan kelas perkenalan diri" Kata bu Nita guru IPS Sejarah
Jihan maju kedepan kelas dan memperkenalkan diri
"Hai..Nama saya Jihan Kesya Afaf.Muntasi dari SMA PermataIndah Jakarta Timur"
"Hai jihan sini duduk deket mas Andri" goda andri yang terkenal ganjen terhadap semua cewe disekolah.
"Yah genitnya kumat" Sindir Sinta yang duduk di depan Jihan dan diikuti gelak tawa dari seisi ruangan kelas
"Sudah sudah, sekarang boleh duduk nak Jihan,sekarang buka lks halaman 6" kata bu Nita dan memulai pelajaran.
"Dasar cah lanang kurang ajar" kata Sinta pelan kepada Jihan. (Anak cowo kurang ajar) "Namaku sinta" lanjutnya dan tersenyum kepada Jihan.
"jihan" balas Jihan dengan senyuman manis
Setelah bel istrihat berbunyi Sinta,Nirma,Jihan dan temen sebangku Sinta yang bernama Naura bejalan menuju kantin. Dilihatnya oleh Jihan Reza yang sedang berlatih basket di lapangan sekolah.
"Eh iya jih tadi belum cerita soal tadi pagi Reza dateng ke kelas" Kata Nirma disela sela mereka sedang makan.
"Hee? Serius jih?" Kata Naura menyaut begitu saja
"engga kok gapapa,besok aja yang aku ceritain lagi ga mood bahas dia hehe" Jihan menatap teman temanya dan menyengir
Setelah mereka menghabiskan makananya dan bersamaan dengan bel masuk yang berbunyi.
~~~
Bel pulang berbunyi semua siswa bersorak karena sudah seharian berfikir dengan pelajaran yang selalu membosankan kecuali pelajaran pelajran yang mereka anggap mudah.
Ketika ingin keluar kelas Jihan melihat Reza telah berdiri di depan kelasnya
"Jih dengerin gua dulu" kata Reza bergegas setelah melihat jihan sedikit berlari kecil menghindar darinya
"Apasi gausa megang megang deh" jihan melepas genggaman Reza dipergelangan tanganya.
"Ngapain disini udah sana pergi" kata Reza kepada Sinta yang berda disamping Jihan,karena takingin mendapat masalah Sinta bergegas pergi
"Apaan buruan gua pen pulang" jihan takmenatap wajah Reza melainkan menatap lapangan dari teras kelasnya dilantai dua
"Jih dengerin, gua bukan ninggalin ataupun pergi 2 tahun dari hidup lo,gua selama setaun hilang kontak sama semua anak PermataIndah,dan setaun lagi gua bingung pen minta maap ataupun ngomong ke elo,gua tau pasti gaakan ada jawaban dari elo" kata Reza mengarahkan wajah jihan menatap wajahnya dan tersenyum tipis
"Udah ngomongnya?" Kata jihan tersenyum tipis sekilas dan kembali kewajah datarnya "kalo udah gua cabut dulu" katanya dan meninggalkan Reza sendirian.
Jihan menunggu di depan sekolah namun mamahnya takbisa menjemput dan ia memutuskan untuk menaiki angkutan umum. Sebenarnya angkutan umun yang mendekati rumahnya tidak ada ia harus jalan sedikit jauh setelah turun dari angkutan umum.
Jihan telah menaiki angkutan umum entah tiba tiba angkutan itu menjadi penuh dengan penumpang ada yang membawa bayi merokok bahkan sedang flu.Sekitar 15 menitan jihan pun turun disebuah tempat lalu segera menyeberang dan jalan.
Setelah menempuh jalan yang cukup jauh dan kakinya mulai terasa cape Jihan pun sampai di perumahan rumahnya dan segera masuk kekamar untuk berganti pakaian.
"Sayang mamah pulang" kata mamah jihan dari arah lantai bawah
"Mamah...besok besok jihan jangan jalan cape banget tau pen ngoje takut ntar kenapa napa apalagi naik motor sendiri tambah takut deh" pengaduan jihan kepada mamanya dengan wajah yang berubah menjdi cemberut
"Alay jalan sini situ aja berisik amat,mah main ke rumahnya Kak Agam" kara fariz kepada mamahnya dan bermain keluar entah kemana
"Yeh bocah bisanya cuma main aja belagu" sewot jihan dan menatap adiknya dengan tatapan sinis.
"Kan itu ada motor dirumah kenapa gadipake?" Kata mamahnya dan meletakan belanjaan di atas meja makan"Udah dibilang takut mah naik motor sendiri" jihan menuruni tangga dan membantu mamahnya merapikan belanjaan di dalam kulkas.
"Kamu gaikut Fariz jalan jalan ke alun alun?" Tanya mamanya sambil sibuk memotong motong sayuran
"Sama siapa?" Tanya jihan duduk di bangku meja makan
"Sama Agam" Mamahnya menjawab dan melihat jihan menaikan kedua alisnya tanda tamengerti perkataanya
"Agam agam, yang waktu itu bikin ksmu marah waktu ngasih bingkisan" kata mamahnya tertawa geli mengingat celotehan anaknya diwaktu itu
"Apasi mama tertawa,yauda deh jihan mau ikut pen tau kota Magelang" jihan segera menuju ke kamarnya berganti pakaian dan menuju rumah Agam.
"Ka jih ngapain?" Tanya Fariz heran melihat jihan datang kerumah Agam
"Mau ikut yuk berangkat" Jihan segera berdiri disamping mobil di garasi rumah Agam
"Siapa yang ngajak?" Cowo berjambul itu keluar dari rumahnya dengan wangi khas cowonya
"Tadi mamah yang nyuruh,yuk lah keburu sore" Jihan masih saja berdiri disamping mobil Agam
"Yauda gapapa ka Agam biar rame" Tanpa jawaban dari agam Fariz dan Jihan segera masuk di kursi belakang.
"Ngapain duduk dibelakng?dipikir aku sopir?" Agam melirik Jihan dari spion dalam mobil
"Terus duduk di deket kamu gitu?" Jihan membalas tatapan Agam dari spion
"Buruan ka Jih pindah depan kasian ka Agam" fariz mendorong tubuh Jihan untuk segera keluar
"Iya deh iya" Jihan keluar dan duduk si kursi depn samping Agam
Diperjalanan tidak ada percaapan diantara ber tiga hanya terdengar musik metal dari mobil Agam yang tidak bida dimengerti dengan Jihan
"Musik apasi berisik amat" kata Jihan dan mengecilkan volume musik.
"ah katro si,btw sma mana jih?" Nada Agam sok akrab sambil terus fokus ke jalan raya.
"SMA BaktiMuda" Jihan sibuk memainkan hp nya.
"Oh aku SMA Pemuda" Agam memakirkan mobilnya dan mereka ber tiga berjalan jalan di alun alun Magelang
"Ka duduk disana yuk" Kata fariz menunjuk tempat duduk yang mengelilingi sebuah pohon beringin besar ditengah alun alun.
Tanpa jawaban mereka bertiga segera kesana dan menikmati sore dengan melihat berbagai aktifitas aktifitas orang di area alun alun.
"Jih tau ga itu tempat apa?" Tanya Agam sambil menunjuk sebuah gedung di ujung kiri mereka.
"Engga.tempat apa emang?" Jihan menggelengkan kepalanya sambil melirik gedung yang ditunjuk Agam
"Itu tempat penyimpanan air sering disebut Kompor soalnya bentuknya kaya kompor" Agam menjelaskan dan Jihan hanya mengangguk angguk.
"Terus tau ga pasti setiap pinggir jalan raya ada taneman bunga? Ya karena Magelang itu kota Sejuta Bunga sampe sampe banyak taman taman yang sering digunakan anak muda buat sekedar nongkrong,foto,bahkan nyalurin hobi skate mereka" Jelas Agam panjang lebar sampe membuat Jihan mendengarkan dengan serius.
"Kota sejuta bunga? Kirain bandung, eh btw aku pengen banget ke borobudur jauh engga dari sini?" Jihan bertanya sambil melirik sebuah lukisan borobudur yang dijual bapak bapak didepan mereka
"Kapan kapan deh aku ajak main ke candi borobudur,lumayan jauh,palagi sekarang udah jam 4 sore" Agam melihat jam tangannya.
~~~