stay or move?

12 2 0
                                    

Duduk simpuh ditemani Una. Itulah yang dilakukan Shila di depan koprasi seusai paduan suara. Air matanya menetes dengan begitu deras. Shila tak kuasa lagi menahan semuanya. Rasa yang mengganjal hampir 6 bulan ini tak kuasa ditahannya sendiri. Di hadapan Una, Shila mengeluarkan unek-uneknya. Una yang nampak kebingungan menghadapi Shila, berusaha menasehati dan berusaha bagaimana caranya Shila dapat berhenti menangis.

"Kamu sama dia gimana? Itu semua Cuma kamu yang ngerti Shil,"

"Aku udah berusaha lupain dia. Tapi aku ga ngerti kenapa setiap aku lihat dia bawaanku sedih, sebel. Tadi aku liat di depanku dia bercandaan sama cewek lain. Aku sebel kenapa dia bercandain cewek itu, kenapa? Diakan udah punya pacar. Dasar cowok mata keranjang!"

Dengan mata yang masih berair dan hidung yang memerah, Shila ditemani Una pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka.

Saat kau tak ada, atau kau tak di sini

Terpenjara sepi, kunikmati sendiri

Tak terhitung waktu, tuk melupakanmu

Aku tak pernah bisa, aku tak pernah bisa

Duduk lesu di dalam toilet dengan headset di telinganya memutar lagu yang membuatnya semakin galau. Di otaknya berkemelut mengenai usaha untuk melupakan Alvin jauh-jauh. Tiba-tiba Shila teringat temannya yang menyarankannya untuk membuka hati kepada cowok lain. Bergegas dari bangkunya kemudian mengajak Una bergabung dengan teman-teman lainnya yang terdengar sedang bercanda gurau.

"Kamu sehat?" kata Una.

"Oke mulai detik ini aku bakal ngelupain dia. Jangan cerita tentang dia lagi dihadapanku. Okeyyy," katanya dengan penuh keyakinan, "Dia aja bisa cari cewek lain, masa' aku ga bisa cari cowok lain. Dia aja bisa tanpa aku, masa' aku ga bisa tanpa dia. Aku juga bisa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang