Reach Into You

77.1K 1.5K 46
                                    

Lagi-lagi aku terbangun, dan aku pastikan mataku ini tak akan kembali terpejam hingga fajar datang. Aku mengubah posisiku secara perlahan agar tidak membangunkan wanita yang saat ini terbaring lelap disisiku, Eve-ku, istriku tercinta.

Aku tersenyum sendiri menatap wajahnya yang terlihat sangat damai ketika tidur. Perlahan aku menyusuri garis wajahnya dengan jari-jari tanganku.

Aku bersyukur Tuhan telah menciptakan wanita secantik dirimu untukku, Eve.

Aku mengecup bibir istriku itu dengan lembut, hanya sebuah kecupan ringan tentunya. Aku benar-benar tidak ingin mengganggu tidurnya.

Ini sudah malam kesekian kalinya aku terbangun dan tak bisa tidur lagi hingga pagi menjelang. Aku tahu pasti apa penyebabnya. Rasa takut itu semakin besar.

Sebagian dari diriku menginginkan Eve secepatnya mengingatku, mengingat kisah kami dulu. Namun bagian diriku yang lain menginginkan selamanya Eve tak mendapatkan ingatan itu kembali, karena bagaimanapun juga aku tahu, pernikahan kami bisa saja hancur karena serpihan masa lalu itu.Biarlah, biar Eve mengukir memori baru bersamaku. Memori yang tak akan menyakiti siapapun. Tapi...

Aku meremas rambutku frustasi. Ya Tuhan... Apa yang sebenarnya aku inginkan?! Aku harus bagaimana?! Arrgghhh... aku tak tahu lagi!!!

***

" Pagi, Eve... " sapa Louis dengan senyum menawannya.

Eve menggeliat malas. Ia menoleh kearah jam yang terletak di atas nakas yang berada tepat disisi kiri tempat tidurnya. Pukul 05:00. Masih terlalu pagi, bahkan matahari belum menampakkan dirinya. Dahi Eve mengerut heran melihat suaminya yang tampak sangat segar itu, Louis sama sekali tak terlihat bagai orang yang baru bangun tidur walaupun posisinya saat ini sama sepertinya, berbaring diatas tempat tidur mereka, disisinya.

" Pagi, sayang... Uhm, fajar tepatnya. Dan lihat, kau tampak begitu segar. Apa kau tak tidur semalaman? " sahut Eve dengan suara serak sambil membelai wajah Louis. Louis meraih tangan istrinya itu dan membawanya ke bibirnya, menciumnya dengan penuh kelembutan.

" Hm.. tidak. Aku tidur kok, hanya saja aku terbangun lebih cepat " jawab Louis sambil tersenyum. Louis membelai rambut Eve dengan lembut sebelum kemudian menarik istrinya itu kepelukannya. Louis kemudian mencium puncak kepala Eve lama. Menghirup aroma istrinya itu dalam-dalam dan menikmatinya, seolah ia takut suatu saat ia tak akan memiliki kesempatan untuk melakukannya lagi.

" Heii... ada apa? " ucap Eve sambil mendorong tubuh Louis hingga kini posisinya berada diatas suaminya itu. Sikap Louis berbeda. Eve bisa merasakannya.

" Aku merindukanmu, Eve. I miss you so much. I really do. " bisik Louis lirih.

Louis tak menghiraukan tatapan bingung yang ditunjukkan Eve. Ia justru membelai wajah Eve dengan ujung-ujung jarinya dan kemudian menarik wajah Eve mendekatinya lalu kemudian menciumnya lembut. Louis mencium Eve dengan begitu lembut. Ia kemudian menyesap bibir bawah Eve dalam-dalam secara perlahan hingga membuat wanitanya itu mendesah. Detik berikutnya Louis telah membalik tubuh Eve hingga tubuh itu kini berada dibawahnya.

Perlahan ciumannya berubah, semakin kasar dan bergairah. Membuat Eve lagi dan lagi meleleh tak berdaya dibuatnya.

" Eve, aku mencintaimu... " bisiknya disela-sela sentuhannya yang semakin intim. Kini Louis telah mengecup setiap inchi tubuh Eve, memberikan sentuhan-sentuhan penuh kelembutan dan kehangatan pada wanita itu. Louis membiarkan Eve hanyut dan tenggelam dalam pusaran gairah itu bersamanya.

***

Hari ini Eve tidak dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya. Pikirannya melayang kepada Louis, suaminya. Sebenarnya Eve merasa Louis 'berbeda' bukan hanya pagi ini. Ia telah merasakannya beberapa waktu belakangan ini. Namun ia selalu berfikir bahwa itu hanya perasaannya, prasangkanya. Dan pagi ini lah akhirnya Eve yakin, Louis memang berbeda, ia berubah.

Love or Lust?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang