Hati-hati!!! Typo bertebaran!!
***
Tendangan itu tak pernah berhenti menyentuh kulitku. Pria itu terus menendangku tanpa ampun. Entah bagaimana keadaanku saat ini. Sangat babak belur tak bersisa. Remuk sudah semua tulangku. Aku tak kuat! Sungguh! Ingin rasanya aku mati saja.
"Dasar tak berguna!" desis pria itu dan meninggalkanku sendiri dilantai yang dingin.
Aku hanya menangis meratapi nasibku. Aku berusaha berdiri sambil menahan sakit yang ada. Tapi usahaku sia-sia. Aku tetap jatuh.
Ingin rasanya aku berteriak 'Tolong! Tolong aku! Ulurkan tanganmu!' tapi apa daya? Semua kata-kata itu hanya tertelan kembali oleh tenggorokanku.
Tolong aku!! Ulurkan tanganmu!!
***
Gadis itu pun berusaha berdiri kembali setelah jatuh. Tangannya terus memegangi perutnya karna disanalah tendangan tadi mendarat. Gadis itu terus berjalan dengan tertatih-tatih menuju kamarnya. Tapi gadis itu yakin akan sangat lama untuk sampai ke kamarnya karna rumah yang begitu luas.
Gadis itu pun terengah-engah setelah sampai dipuncak tangga. Dia pun segera menuju kamarnya. Ia ingin segera menuju ranjangnya yang empuk. Setelah masuk ke kamarnya, ia menutup pintu dan tanpa babibu lagi langsung pergi ke alam bawah sadarnya.
***
Burung sudah berkicau ria dan matahari sudah mulai naik. Dipagi yang tenang itu, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dengan kencang sehingga menimbulkan suara dari benturan knop pintu dan dinding.
"Kau!!! Kau bukannya menyiapkan keperluanku, malah tertidur pulas?!!" bentak pria itu dengan wajah yang sudah memerah.
"Tapi Van, aku lelah sekali. Tubuhku sakit semua." kata gadis itu lirih mencoba meminta keringanan.
Pria yang bernama Evan itu pun langsung menuju ranjang istrinya dan menarik istrinya hingga terjatuh dari ranjang.
"Aku tak peduli!! Mau kau sakit, mau kau terluka, mau kau pegal, aku tak peduli!!! Yang jelas siapkan semua keperluanku!!" bentak Evan.
Dengan tertatih-tatih, Ree bangun dari jatuhnya dan menuju dapur. Dengan mata yang sudah sembab, Ree pun membuat nasi goreng kesukaan suaminya itu. Setelah selesai membuat, ia pun segera menyajikannya dipiring saji. Evan pun langsung memakan sarapannya dan tiba-tiba memuntahkannya.
"Makanan apa ini?!! Kau itu memang tidak becus sebagai istri!!! Ternyata ibuku buta!! Bagaimana bisa gadis sepertimu bisa menjadi istri yang baik. Apa kau tak menyicipi makanannya, hah?!! Sekarang cicipi ini!!" seru Evan dan langsung melempar nasi goreng itu dari piringnya sehingga nasi goreng itu terlempar ke wajah Ree. Nasi goreng itu pun jatuh ke lantai dan ada bdeberapa yang menempel dirambut kusut Ree yang berwarna hitam legam.
Evan pun menaruh piringnya dengan kasar dan segera pergi menuju kantornya. Air kristal itu pun berjatuhan dari mata hijau Ree. Sambil menahan sakit ditulang punggungnya, Ree pun memunguti nasi goreng yang berada dilantai.
'Kuatkanlah aku Tuhan untuk menghadapi ini.' batin Ree yang sudah menangis pilu.
***
Malam pun sudah tiba, Ree pun sedang duduk dibalkon kamarnya. Kini penampilan Ree sudah lebih baik ketimbang tadi pagi. Hanya disaat inilah dia tak mendapat siksaan fisik. Tadi pagi setelah ia membereskan kekacauan, dia pun segera membenahi dirinya dan menuju rumah sakit dengan pakaian yang cukup tertutup untuk menutup memar-memar yang ada dikulitnya yang pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me, Please! (END)
SonstigesJika dia tidak menginginkan aku, kenapa dia harus menikahi aku?? Semua kutanggung dengan rela hati, walaupun rasanya hati ini akan hancur berkeping-keping. -One shoot story-