0. P R O L O G

494 16 9
                                    

Prilly's pov

Aku melangkah ke pintu masuk rumah sakit, tempat teman mamaku dirawat. Aku sedikit heran, separah apa sakit teman mama sampai dirawat dirumah sakit? Kata mama, kalau sampai dirawat, sakit nya gak bisa disembuhin pakai obat yang biasa aku minum.

Diumurku yang baru menginjak angka lima ini, aku cukup mengerti apa yang dibicarakan mama.

Mama bertanya kepada penjaga yang menyambut saat kami sampaidengan senyuman-- resepsionis.

"Selamat pagi.. Ada yang bisa saya bantu?" tanya penjaga itu.

"Pasien atas nama Ananda." Jawab mama.

Penjaga itu, terlihat melihat daftar-- aku tidak tau itu apa --dan tersenyum kearah mama.
"Ruangan Edelweiss, nomor tiga belas, bu." Jawab penjaga itu.

Mama tersenyum sambil bergumam terimakasih.

Aku berhenti melangkah, saat melihat ada Taman bermain. Wahh, pasti asik bermain disana.
"Ma, aku main disana aja, ya?" tanya ku menunjuk Taman bermain.

Mama menoleh kearah yang aku tunjuk, dan tersenyum mengiyakan.
"Tapi jangan kemana-mana sampai mama dateng ya!" pesan mama yang langsung saja kuiyakan. Aku tidak berhenti berharap, bisa bermain seharian disana-- aku harap mama lama menjenguk teman nya.

Aku berlari saat mama melepas genggaman tangan nya. Aahhh! Ini bagaikan disurga-- aku dapat kata-kata barusan dari sinetron yang sering bibi tonton.

Sampai aku melihat seorang anak yang terlihat murung, berbeda dari anak yang lain. Aku heran, diakan disini untuk bersenang-senang. Kenapa dia terlihat murung, ya?

Akhirnya aku memutuskan untuk menghampirinya. Daripada aku penasaran, lebih baik aku menghampiri dia, kan?

"Hai!" sapa ku. Yang hanya mendapat lirikan sekials darinya.

Aku mendengus, dan memilih duduk di sebelah nya.
"Kamu kenapa?" tanyaku, yang masih tak dijawab nya.

Aku mendengus, aku menariknya menghadapku.
"Kamu kenapa? Ada masalah?" tanyaku.

Dia menatapku, baru menatap tanah di bawah kaki nya.
"Mama aku sakit. Aku takut mama kenapa-napa.." jawab nya.

Aku tersenyum tipis. Aku mengerti.
"Allah Maha Adil, kok. Jadi kamu tenang aja. Kalau emang Allah mau mama kamu disisi-Nya, kamu ikhlasin aja. Kalau Allah mau mama kamu masih disisi kamu, pasti bakalan sembuh kok. Dengerin aku ya, Allah mau menguji mama kamu, tahan atau gak sama penyakit yang diberikan. Tapi aku yakin, mama kamu masih bertahan, karena ingat, punya anak yang tampan kayak kamu. Dia gak akan ngelupain kamu, kok." Jawab ku.

Dia terlihat sedikit tenang. Aku tersenyum.
"Namaku Aliando Syarief."

"Aku Prilly Latuconsina."

Ia tersenyum.
"Aku panggil kamu, Ily ya.."

Aku mengangguk mengiyakan.
"Dan aku panggil kamu, Ali."

Dia mengernyit tak suka.
"Andi aja. Kayak yang lain..."

"Orang lain jiga panggil aku Prilly, ataupun Prill, bukan Ily. Jadi Ily nama khusus kamu buat aku, dan Ali nama khusus aku buat kamu." Jawabu.

Aku berharap, kami bisa seperti ini.

Dan aku tau, itu semua, tak akan terjadi.



Hai! Ini cerita pertamaku.

Semoga kalian suka, ya..  Aku masih berharap kalian suka, sih..  Soalnya agak bingung juga.

Dan, maaf pendek. Aku selalu berusaha panjang kok:).

Sweet MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang