Bag 1

162 5 0
                                    

"Selamat ya, gak nyangka kan kamu sama akhirnya. Hahaha."

"Iya makasih ya, kamu gakpernah bosen dengerin curhatan basi aku yg gapernah ada ujungnya."

"Bosan sebenernya Rin, tapi kalo aku gak dengerin ntar kamu malah ngambek sama aku."

"Aelah kamu ahhhh."

"Tuhkan, hahahaha. Aku bercanda kok."

"But, i really thanks to you. Dari aku saat itu, sampe malam ini puncaknya. Berapa lama?"

" 9 atau 10 tahun. Entah."


------------------------------

Berawal saat MOS SMP, dia sama sepertiku dengan seragam merah putihnya. Tubuh mungilnya, rambut hitam dengan gaya cepaknya, tas ransel berwarna biru pekat yg ia panggul disalah satu bahunya.

Masih terasa biasa, kenalan, berteman, dan yahh... kisah anak SMP belum begitu spesial.

Hingga dekat dengan hari UN, saat itu kami sudah semakin dekat, masih sebagai teman.

"Hei Rin, lu mau lanjutin ke SMA mana?" tanyanya.

"Emm.. kalo keterima nanti, gua maunya masuk SMK gak mau SMA."

"Loh, emangnya kenapa? tanyanya heran.

"Gakpapa, lebih suka aja. Kalo lu?" tanyaku balik.

"Sama kayak lu." Sahutnya singkat. Namun mampu membuatku sedikit tersipu.

"Kenapa?"

"Kan biar bisa terus sama sama lu."

Lalu ia tersenyum.

****

Aku lulus? Tentu. Aku lulus dengan nilai yg masih direstui orangtuaku, hahaha. Setidaknya nilai kelulusanku berhasil membawaku ke SMK tujuanku.

Dia? tentu, ia masih setia mendampingiku. Aihhh bahasaku hahaha. Dia masih menjadi teman setiaku. Sahabatku.

Tapi, tak lama ia harus pergi. Mengejar cita-cita katanya.

"Rin, gua mau ngomong." Hei andai kalian lihat wajahnya saat itu.

"Ya Kev, ada apa?"

"Maafin gua ya, sejujurnya gua masih pengen lama sama lu." Ujarnya.

"Lu mau pulang duluan? Gapapa kali Kev santai aja elah."

"Justru hari ini gua mau seharian sama lu."

Kutatap matanya, mencari jawaban atas rasa ingin tahuku. Bukan, maksudku aku heran. Ah, entahlah.

"Gua gagal paham dih sama lu, trus maksud lu apa masih mau lama sama gua."

"Gua mau pindah, gua dapet tawaran beasiswa di bidang fotografi."

Ah.

"Lu tau kan? Itu cita-cita gua."

Ya, aku sangat tahu.

"Gua mau ambil kesempatan itu Rin."

Tentu, lu harus ambil. Jangan sia-siain.

"Rin, lu..."

"Gua pasti dukung kok, yg terbaik buat lu. Selalu." Sahutku cepat. Tersenyum setulus mungkin padanya.

Dan sepanjang hari itu, aku gagal fokus. Pikiranku teralihkan.

****

Aku mengantarnya ke Bandara. Melepas kepergiannya. Kucoba membangun senyumnya. Juga senyumku.

"Rin..."

"Hm?" Aku menatapnya, yg juga menatapku.

"Sedih gak gua tinggal jauh?"

"Engga."

Wajahnya berubah mendung, sedikit kecewa.

"Kenapa gua harus sedih disaat sahabat yg gua sayang pergi untuk mencapai cita-citanya. Tentu nantipun gua yg bangga punya sahabat yg sukses. Kecuali saat lu balik nanti lu lupa sama gua." Aku melanjutkan jawaban singkatku.

Raut mendung itu kini mulai cerah kembali, diikuti senyum simpul yg manis. Potret yg tak pernah bosan kupandangi.

"Gua bakal buktiin sama lu kalo gua pasti balik lagi kesini buat nemuin lu, dan lu akan jadi orang pertama yg tau kabar suksesnya gua." Ia menggenggam jemariku.

"Janji? Sukses?" Tanyaku. Masih memandang matanya.

"Untuk Karin sahabatku." Ia melepas genggamannya, berganti ia acungkan jari kelingking didepanku, janji terikat.

"Untuk diri lu dan orang tua lu Kev." Kusambut kelingkingnya. Lalu kami tersenyum bersamaan.

"Rin, gua mau lu simpen ini. Jangan pernah penasaran dengan isi yg ada didalamnya. Simpan sampai nanti gua balik, sampai gua sendiri yg minta lu bawa ini balik ke gua." Ia menyodorkan sebuah kado, bukan, maksudku kotak kecil yg dibungkus jadi kayak kado gituh.

"Padahal kepo banget gua sekarang."

Hufft. Keluhku mengambil alih kepemilikan kotak kecil itu.

"Sabar ya Rin." Ia usap puncak kepalaku. Dan aku tersipu. Dia sahabatku.

Pesawat tujuan ******

Ia sudah harus pergi. Itu tandanya.

"Ada email Rin, ada skype, ada line." Seperti membaca pikiranku.

"Apasih Kev." Aku menghindar, namun wajahku terasa panas. Ketahuan.

"Jaga diri baik-baik." Lalu ia mencium keningku. Lalu ia berlalu. Membawa sebagian hatiku. Ia sahabatku.

-----------------------------------------------------------

BISMILLAH. Semoga yg baca suka 😊
Masih pemula, kritik dan saran disini sangat membantu.

Dia, sahabatku..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang