🎵Erkata bedil🎵
Oleh : Djaga DepariMEDAN 13-Oktober-1945
Pagi itu aku sedang berada di daerah hotel Jalan Bali.
Karena adanya diskusi bersama mengenai Barisan Pemuda Indonesia. Aku berpapasan dengan seseorang, bahu kami bersenggolan. Dia adalah tentara Belanda, mantan tawanan Jepang, sejenak kami saling bertatapan.Entah mengapa ia tampak begitu marah dan tiba-tiba merampas Lencana Merah-Putih di dada kiriku, menarik lencana itu, kemudian melempar lencana kebangganku ke lantai, sambil memaki ia menginjak-injaknya. Tentu saja hal itu membuatku marah, sontak aku mendorong tubuhnya kebelakang, kuraih lencanaku dan segera memukul tepat di wajah anggota NICA itu, yang tentu saja mendapat perlawanan. Hal itu tak dibiarkan oleh Pemuda Indonesia di sekitar hotel, dan itu menjadi awal kerusuhan yang semakin besar.
Pemuda Indonesia marah, bagaimana seorang mantan tawanan berani melakukan penghinaan atas Indonesia.Kesatuan yang kami miliki membuat kami bersemangat memperjuangkan hak milik kami. Indonesia.
Kami melakukan penyerangan terhadap hotel-hotel tempat dimana anggota NICA menginap. Mereka perlu tahu bahwa kami ini, Pemuda Indonesia ada dan nyata. Kami ingin mereka berhenti bertindak semena-mena terhadap kami, seluruh rakyat Indonesia.
Pada hari yang sama, Barisan Pemuda Indonesia dan TKR melakukan pertempuran melawan Sekutu dan NICA dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari tangan Jepang.
Bagaimana sikap Sekutu ini sesungguhnya adalah pertanyaan besar, tapi tidak sulit menebak jawabannya.* * * Medan Area * * *
Indonesia telah merdeka, pada tanggal 27 Agustus 1945 kami rakyat Indonesia yang berada di Medan, baru mendengar kabar mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Meski Jepang melakukan satobase pada jaringan, jalur telekomunikasi dan transportasi, namun akhirnya kabar itu sampai kepada kami yang dibawa oleh Gubernur Sumatera Timur, Mr.Teuku Mohammad Hasan.
Menanggapi kabar itu Barisan Pemuda dibentuk dan semakin teguh, di bawah pimpinan Bapak Achmad Tahir.Semangat juang kami semakin membara untuk mengusir penjajah.
Pada tanggal 9 Oktober 1945 lalu, tentara Inggris yang diboncengi NICA yang dipimpin oleh T.E.D. Kelly mendarat di Medan. Pemerintah Republik Indonesia menerima mereka dengan baik, kami Barisan Pemuda sedikit risau akan hal itu. Namun kami juga menghargai kedatangan Sekutu yang datang sebagai penertib. Akan tetapi, yang tidak benar adalah mereka tidak hanya memantau keadaan tentara Belanda yang saat itu berada di kamp-kamp tawanan Jepang untuk dipulangkan ke negara asal mereka, yang terjadi adalah mereka dibebaskan serta dipersenjatai dan segera dibentuk menjadi Medan Batalyon KNIL.
Para tahanan itu. Mereka pongah dan congkak, menghina dan meremehkan Pemuda Indonesia. Seperti yang terjadi pada insiden hotel Jln.Bali.
Akan kami--Pemuda Indonesia--pastikan, bahwa mereka salah besar telah meremehkan Republik ini.
Setelah insiden Lencana beberapa hari berlalu, tepatnya tanggal 18 Oktober 1945, Sekutu mengeluarkan Ultimatum kepada Pemuda Indonesia, T.E.D kelly mengumumkan hal, bahwa bila kami Pemuda Indonesia ataupun rakyat Indonesia tidak menyerahkan senjata yang ada pada kami kepada Sekutu, maka kami akan ditembak mati.
"Dia pikir dia siapa?" Sqlah satu temanku mengumpat.
"Si tua bangka yang sok berkuasa," kataku sambil memiringkan tubuhku menyandar pada batang kayu besar, saat ini kami sedang melakukan patroli. "Tapi yang pasti kita tidak akan menurut begitu saja."
"Ya, tentu! Sekutu seharusnya menertibkan keadaan, bukannya memihak pada Belanda." Temanku yang lain menyerukan pendapatnya sambil memperhatikan senjata di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Medan Area
General FictionSekutu dan NICA yang mendarat di Medan, dalam rangka memantau dan membebaskan para tawanan Jepang. Namun bekas tawanan (Tentara Belanda) segera dipersenjatai dan dibentuk menjadi Batalyon KNIL Medan, anggota NICA bersikap congkak dan remeh terhadap...