"Ayah.. bolehkah aku bermimpi menjadi orang kaya? " tanyaku
"Kau boleh bermimpi apapun sayang.. asal Dinda selalu berdoa kepada tuhan dan terus berusaha agar semua yang Dinda impikan terkabul semuanya. "
"Ayah.. kapan aku bisa bertemu tuhan? "
"Dinda akan bertemu tuhan bila Dinda selalu berbuat kebaikan. "
"Tapi Ayah... "
Aku tak bisa lagi melanjutkan pertanyaanku waktu itu.. ketika Ayah menutup matanya.. dan menutup catatan hariannya. Aku tak mengerti waktu itu. Aku pikir Ayah tidur, tapi mengapa bunda menangis? Mengapa semua orang menangis? Mengapa Ayah tidak bergerak untuk sekedar bernafas? Ada apa ini? Bunda.. ada apa ini?? Aku terlalu bingung untuk bertanya lagi.."Bunda.. Ayah mau dibawa kemana?"
"Ayah mau ketemu tuhan sayang " jawab Bundaku tersenyum.
"Kenapa Ayah ngga ngajak Dinda Bunda? Kan Dinda juga pengen ketemu tuhan "
"Nanti sayang.. Dinda pasti akan bertemu tuhan.. kalau Dinda terus berbuat kebaikan " jawab Bunda sama persis dengan apa yang dikatakan Ayah.
"Dinda juga pengen ketemu tuhan ayah.. " batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan
Non-Fiction"Semua yg aku alami.. semua yang aku hadapi bukan urusanmu! Bukankah selama ini kau anggap aku sampah? Bukankah selama ini kau hanya melirikku jijik dengan angkuhmu itu. Ku tegaskan sekali lagi jangan pernah peduli terhadapku! Aku tidak butuh rasa p...