Part. 4

4K 384 48
                                    

Pada akhirnya mereka tetap pergi ke mall, setelah Romi berhasil menenangkan tangisan Lexie.



Romi bermain permainan dance, Lexie bermain tangkap boneka dan Samantha bermain tembak sasaran.



Sementara mereka bermain, empat orang suruhan Lexus diam-diam mengawasi. Memastikan Romi tidak macam-macam tentu saja, sungguh alasan konyol untuk hitungan bodyguard profesional.



Hanya Samantha yang menyadari keberadaan mereka, sementara kedua remaja laki-laki lainnya tengah berada di dunia mereka sendiri.



Mereka berjalan berdampingan, menghampiri Samantha yang berada di area berbeda. "Makan yuk Kak Sam!" Seru Romi, berteriak dengan semangatnya hingga melebihi kerasnya kebisingan area bermain itu.



Samantha mengangguk, meninggalkan senapan mainannya dan berjalan mengikuti mereka sambil memainkan ponselnya. Menghubungi Lexus, memastikan laki-laki berlabel master-nya itu dalam keadaan baik-baik saja.



Walau Lexie sudah tenang, tapi ia belum. Bersikap santai sambil bermain bukan berarti tidak merasa khawatir, nyatanya sedari tadi pikiran sibuk memikirkan Lexus yang masih belum mengaktifkan ponselnya.



Satu-satunya solusi mengenai keberadaan Lexus hanya ada pada ponsel Lexie dan tidak mungkin baginya untuk meminta Lexie memeriksa. Takutnya tindakan tersebut hanya akan membuat si Uke kembali menangis ketakutan.



Langkahnya terhenti, menabrak punggung Romi yang mendadak berhenti berjalan. "Kenapa berhenti?" Tanya Samantha seraya menyimpan ponselnya kembali.



"Lu sih, bengong aja dari tadi. Gue tanya mau makan apa?" Balas Romi.



"Iya, dari tadi kami berbicara dengan Kak Sam malah diacuhkan." Disambung oleh Lexie dengan kompaknya.



Ia tersenyum tipis, "Maaf, ada yang sedang kupikirkan. Aku ikut saja, kalian mau makan apa?" Menyembunyikan perasaannya dengan rapi.



"Shabu-shabu!!" Seru mereka kompakan, kemudian saling tatap dan berakhir menundukkan wajah malu-malu.



Lucu sekali. Pikir Samantha, merasa heran kenapa Lexus tidak bisa melihat kepolosan Romi yang amat tulus.



Sambil tertawa, Samantha mengambil tangan mereka berdua.. Membawa mereka seperti membawa dua orang anak TK memasuki sebuah restoran yang menyediakan shabu-shabu.



"Baiklah.. Setelah ini kita mau kemana?" Tanya Samantha setelah mereka selesai memesan.



"Bioskop."



"Pulang."



Sekali lagi mereka menjawab dengan serempak, namun kali ini jawaban yang berbeda. Tapi seperti sebuah ritual.. Wajah keduanya kembali bersemu merah.



"Pulang aja!"



"Kita ke bioskop saja."



Untuk kesekian kalinya mereka meralat serempak, mengulang ritual malu-malu kucing itu. Sungguh pemandangan yang manis bagi Samantha, ia tertawa sambil bertanya kembali.



"Jadi pulang atau ke bioskop?"



"Pulang!" Jawab Romi, lebih cepat dari Lexie kali ini.



Sengaja memilih pulang karena ia bisa melihat kecemasan dari bola mata coklat menghipnotis milik Lexie.



"Tapi bukannya Romi mau nonton?" Bingung Lexie, mendongkakan kepala ditatapnya Romi dalam-dalam.



Tatapan maut, kyuung~



Lagi-lagi Romi terpesona, "Aku mendadak gak mau nonton lagi.." Jawabnya gugup.

Double LEX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang