The Path Toward You

25 2 0
                                    

"TINNNN..."

Sesampainya di depan mereka aku bunyikan klakson mobilku keras-keras, mobil baru juga sih jadi masih ajib banget suara klaksonnya, mau pamer mobil baru ke Anders juga sih niatnya,  dia belum lama ini sempat curhat ingin ganti mobil, tapi ternyata malah yang dengerin curhatan yang ganti mobil duluan hahaha..

"Ooii,, diem aja ayo masuk, pangling ya liat mobil kinclong mulus wkwkwk"

Mata mereka membelalak ke arahku yang sepertinya mereka kesal karna klaksonku tadi, aku hanya bisa nyengir dan mempersilakan mereka masuk sebelum mereka membuka mulut untuk memarahiku.

"Wesss mobil baru lu nih Ndra?? Wahhh sialan gue yang kepengen ganti kenapa jadi elu yang beli duluan " Gumam Anders saat masuk ke maroon baru ku, aku hanya terkekeh mendengarnya. Saat semuanya sudah masuk aku langsung tancap gas ke Restaurant favorite Reandra.

Hari ini jalanannya lumayan sepi hahaha enaknya, padahal tadi udah sempet mikir bakal padat kaya biasanya, bahkan gak sampe 30 menit kita udah sampe di Restaurant.
Mungkin orang-orang yang gak keluar kantor hari ini punya pikiran yang sama kaya gue tadi, kalo siang ini tuh emang sempurna buat di pake tidur bukan jalan jauh-jauh cuma buat makan siang kaya gini, hmmm yang penting makan geratislah siang ini

AMETHYST POV_____

Udah jam makan siang, tapi Restaurant masih sepi.
Payah! Padahal hari ini aku sangat bersemangat.

" Han ??" Ngobrol sedikit dengan Hanni sepertinya akan menghilangkan sedikit ngantukku di siang yang dingin ini.

"Iya Am? Kenapa?? Mau ke kamar mandi lagi?" Saut hanni sambil menghentikan langkahnya dengan buku menu dan pena di kedua tangannya.

Aku bahkan baru membuka mulut tapi dia udah ngeledek lagi, cuaca hari ini emang dingin banget jadi wajar kalau bawaannya mau bolak-balik kamar mandi terus dan numbalin hanni buat jagain kasir.

"Yeee bukan, itu mah nanti lagi aja cape bolak-balik, Hmmm han, mau nanya deh!? Kalau ujan Restaurant sepi terus kaya gini ya?"

"wkwkwk anak baru gak berbobot banget sih pertanyaan lu, Ya gak juga sih kalo malem sama aja kok rame-rame juga, kenapa emang am?"

" Gakpapa sih sepi banget abisnya gak kaya biasanya, padahal tuh ya gue udah semangat banget buat kerja hari ini tapi malah sepi kaya gini, padahal ini udah jam istirahat kantor"

"Yaelah am, semua orang juga semengat kalo tanggal-tanggal muda gini apa lagi baru Tanggal 8, masih anget-angetnya tu duit"

"Ohhh,, gitu ya han pantes semangat gue berapi-api, tapi karna ujan nih, api semangat gue jadi di padamin awkwk" Hanni yang mendengar ocehanku hanya memutar kedua bola matanya malas, sepertinya dia sangat tidak tertarik mendengar ocehanku yang memang tidah penting ini.

"Eh ada pelanggan ganteng tuh gue kerja dulu ya ntar keburu di embat yang lain hahaha"

" Yeee giliran ada yang ganteng aja gercep lu, yaudah gih sana kerja"

Tuhkan,apa aku bilang dia tidak tertarik mendengar ocehanku, bahkan dia lebih memilih untuk melayani pelanggan itu dan pergi meninggalkan aku dan ocehanku ini.

Aku jadi merasa tidak di inginkan di hari ulang tahunku ini, Hanni juga gak peka banget sih maksud dari ucapanku tadi, hari ini kan memang hari special makannya aku semangat, lagian dia emang gak liat apa pita merah di rambutku udah kaya pita bungkus kado gini.

Lagian mau tanggal muda atau tanggal tua gak ada bedanya buat aku,karna tanggal tua ataupun tanggal muda aku sama-sama harus berhemat, di tambah lagi tahun ini adik kesayangan ku akan lulus SMA dan aku ingin dia masuk ke Universitas melanjutkan Study-nya bukan seperti aku yang harus menolak SNPTNku demi untuk membantu perekonomian keluarga kecilku.

Huaaaaaaaaa,,, hidupku sungguh menyusahkan.

Ayahhhh, Ibuuuu kenapa kalian tidak ajak saja aku ke surga bersama kalian, kenapa kalian tinggalkan putri mungil kalian ini di dunia yang kejam ini sendirian, apa kalian tidak sayang pada Putrimu ini?!

Huhh entah sudah berapa kali aku merengek seperti ini tapi uluran tangan orang tuaku untuk mengajakku ketempat mereka tampaknya tidak kunjung datang, yahhh entahlah mungkin Tuhan sedang merancang sesuatu yang indah untuk ku, yang melebihi indahnya menyusul Ayah dan Ibu di usia semuda ini.

Tapi di banding menyusul ayah dan ibu, aku rasa ada yang ingin aku datangi terlebih dahulu saat ini, uhhhh aku sudah tak tahan menahannya, tapi aku nitipin kasir ini ke siapa?? Ahhh sudahlah masa bodo persetan dengan mesin kasir itu aku butuh toilet saat ini.

Pucuk di cinta ulamp tiba, sebelum aku ngacir ke kamar mandi Hanni datang mengahampiri meja kasirku.

"Han titip kasir lagi ya urgent nihh" Hanni yang melihat pucat pasi di wajahku dia hanya nyengir sambil menggelengkan kepalanya karna ulahku, dan aku langsung mengambil langkah seribu menuju toilet.

ANDRA POV____

Sesampainya di dalam Restaurant kami memilih tempat duduk di samping jendela,oh maaf aku ralat bukan kami tapi Reandra, dia yang menentukan di mana kami akan duduk, gak tau kenapa Reandra suka banget makan sambil ngeliat kearah luar jendela, padahal yang punya Restaurant ini sudah susah payah mendekorasi Restaurantnya agar terlihat nyaman dan indah di pandang para pengunjung , tapi ternyata usahanya tidak ada artinya di mata Rean yang lebih memilih melihat ke arah pepohanan di jalan.

Tidak lama pelayan langsung menghampiri kami dan mencatat semua pesanan kami, Aku dan Anders tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Anders memilih menu yang lebih banyak dari hari biasanya, dan aku memilih menu special yang harganya tentu saja lebih mahal hahaha,,

"Permisi, ini pesanannya maaf menunggu." Kata waiter itu dengan sopan dan senyuman ramahnya sambil menaruh makanan pesanan kami di atas meja kami.

"Iya, terima kasih" Hanya Rean yang menanggapi Pelayan itu dengan sunyum ramah khasnya, Aku dan Anders terlalu sibuk membayangkan rasa dari aroma yang menggoda ini, sedangkan Adellin dia hanya memainkan handphone dengan wajah angkuhnya.

"Baiklah ada yang bisa saya bantu lagi nona?"

"Tidak ada, terimakasih"

"Baikalah kalau begitu saya permisi,selamat menikmati hidangannya" Dengan senyuman ramahnya waiter itu meninggalkan meja kami.

"Oke semuanya, selamat makan" Ucap Reandra sambil mengangkat sendok dan garpunya.

"Selamat makan and Happy Birthday Reandraaa" Ucap kami bersamaan untuk Rean.

"Hahaha terimakasih semuanya"

Aku dan Anders mengunyah makanan kami dengan rakus tak jarang meminta jatah yang lain untuk di cicip, kontraks banget kalo dibandingin sama Reandra si 'Darah Biru' calon pewaris Perusahaan dan Adellin si Bangsawan Belanda, mereka mengunyah makanan mereka dengan perlahan, sangat mencerminkan sikap bangsawan mereka,beda banget sama Aku dan Anders yang lebih terlihat seperti buruh mereka hahaha peduli setan aku ini siapa,yang penting perut kenyang kantong aman hahha,,

Wanita yang berdiri di depan kasir itu apakah dia juga pelayan?? Kenapa wanita secantik dia di tempatkan di depan kasir seperti itu?! Mengganggu pikiranku saja, mataku jadi terus tergoda untuk meliriknya dari pada melirik menu special yang sudah ku pesan ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmethystTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang