A Melody of Love

1.2K 10 9
                                    

Prolog

Getaran apa ini?

Ada semacam perasaan aneh ketika jemari indahnya memainkan setiap tuts dalam piano hitamnya.

Bukan !!!

Aku rasa ini berbeda dengan biasanya. Aku lupa namanya. Yang jelas aku sudah menguncinya rapat-rapat tapi ........

" .............. mengapa ia bisa menemukan kuncinya? "

 *******

Kulirik jam yang melingkar ditanganku. Pukul empat sore tepat, yah itu tandanya aku sudah menunggunya satu jam di taman ini. Satu jam bukan waktu yang sebentar, tapi aku yakin dia akan datang. Dia selalu datang. Dia tak pernah mengingkari janjinya. Aku tau, karena aku sudah mengenalnya dua tahun ini.  

Angin musim gugur kali ini begitu kencang, membuat helai-helai dedaunan terbang tak tentu arah. Kurapatkan lagi jaket merah yang kukenankan; dan mulai meniup kedua tanganku yang mulai pucat, untuk membuatnya tetap hangat. Benar-benar dingin kali ini. Ku biarkan rambutku tergerai, dan bergerak mengikut arah angin yang meniupnya. Membiarkannya bergerak tak tentu arah seperti daun yang berguguran disana.

" Sebentar lagi dia pasti datang ". Kataku meyakinkan.

Kulihat kearah pelataran parkiran. Berharap melihat sedan biru yang kukenal terparkir disana. Tapi aku tak melihat mobil serupa terparkir disana. Aku menghembuskan nafas perlahan. Menutup mata dan mulai menghitung dari tiga puluh kebelakang. Nantinya ketika aku membuka mata, aku yakin dia akan berdiri disana; didepan ku dan tersenyum manis seperti yang biasa ia lakukan.

" Tiga puluh... " 

" Dua puluh Sembilan ... " 

" Dua puluh delapan ... " 

" Dua puluh tujuh .... "

......

Baru saja aku masuk hitungan ke dua puluh, aku mendengar suara yang ku kenal memanggil namaku. Aku tersenyum, namun mataku masih tertutup. Aku memang membiarkannya tertutup, agar nanti ia merayuku sambil mencubit hidungku. Aku suka jika ia melakukan itu. Sesuatu yang tak pernah ia lupakan dari dulu. Dan pasti setelah itu hidungku merah, aku mulai menangis dan setelah itu ia akan memelukku. Dan pada saat itu aku akan membuka mataku.

" Aiko ? bisa kau buka matamu ? "

Aku menggeleng, sambil menahan senyum. Aku tahu dia akan mulai merayu. Jadi kubiarkan saja mataku ini tetap tertutup.

" Aku sedang tidak bercanda, aku serius ingin berbicara padamu. Bisa kau buka matamu ? "

Aku tetap teguh menutup mataku.  

Sesaat aku kira ia akan mencoba memaksaku. Namun tebakankuS salah, aku hanya mendengar desahan lelah dari suaranya. Ini tidak biasa. Selama apa pun aku menutup mata, aku tau dia akan tetap merayuku sampai aku membuka mata. Tapi kali ini mengapa berbeda, apakah memang ada hal serius yang harus dikatakannya. Apakah kali ini dia tidak ingin bercanda ?! Baiklah aku menyerah. 

Perlahan aku membuka mata; mengerjap-ngerjap sebentar. Menyesuaikan mataku dengan cahaya keemasan senja. Dan mendapati sosoknya duduk terdiam disampingku. Tapi ia sedang tidak menatapku. Dia sedang terpejam, seperti sedang berusaha memikirkan sesuatu. Yang mungkin sesuatu itu yang akan dia katakan padaku. Entah kenapa tiba-tiba saja hatiku dilanda kepanikan. Apa yang dipikirkannya? Apa yang akan dikatakannya padaku? Kenapa ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi ? Belum sempat aku mendapat jawaban dari pikiranku, aku mendengar suara beratnya berbicara.

" Aku ingin kita putus !!! " katanya mantap 

" Apa ? " suaraku melengking tak percaya. Aku terkesiap mendengar ucapannya. Apa yang baru saja ia katakan ?. Ia ingin apa ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Melody of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang