Kriing... Kriing...
Suara sebuah jam weker mini berhasil memecahkan kesunyian dan membangunkan seorang gadis remaja yang masih betah berada dibawah selimut hangatnya. Ditambah dengan sinar matahari yang berusaha keras masuk lewat sela sela gorden dan mencoba memberitahu bahwa hari baru telah dimulai.
Tanpa pilihan lain Shiena hanya bisa mengerang dan bangun dari tidurnya. Surai hitam panjang masih terlihat sangat berantakan, wajah mungilnya yang manis terlihat kusut, serta manik violetnya yang masih setengah terbuka mencoba mengumpulkan nyawa nyawa yang masih bertebaran dimana mana.
Shiena yang masih terlihat sangat berantakan tersebut melirik jam weker yang berada diatas sebuah meja kecil disamping ranjangnya dan seketika terlonjak kaget sesaat setelah melihat angka yang ditunjukan jam berbentuk apel tersebut.
"Gila! Aku terlambat! "Tanpa basa basi lagi Shiena dengan segera turun dari tempat tidur dan langsung menyambar handuk yang ada di gagang pintunya. Dengan tergesa gesa ia menuju kamar mandi, namun saat dia mencoba membuka kenop pintu kamar mandi, pintu nya terkunci. Sepertinya Dewi fortuna sedang tidak berada di pihaknya kali ini.
"Oh ayolah! Aku bisa terlambat! Hey siapapun yang ada didalam. Buka pintunya!! "
"Sebentar!! "
Sebuah suara terdengar dari dalam kamar mandi dan Shiena tahu pasti siapa pemilik suara itu.
"Ellen! Cepat buka pintunya!! Aku bisa terlambat! "
"Bentar napa! Gw belum beres nih! "
"Cepetan! Gw bisa terlambat!! "
" Ya yang terlambat kan lo ini! Bukan gw! "
"Masa bodo! Yang penting cepetan buka! Gw gak mau disuruh lari keliling lapangan gara gara datang telat! "
Dan perdebatan kedua gadis itu pun semakin menjadi jadi. Shiena lupa kalau saudara sepupunya menginap dan akan tinggal bersamanya, beserta nenek dan pamannya selama beberapa hari.
Setelah beberapa saat berdebat Ellen pun keluar dari kamar mandi dan Shiena tanpa ba-bi-bu langsung mendorong Ellen untuk segera menyingkir dan masuk ke kamar mandi tanpa memperdulikan gerutuan Ellen yang cukup keras untuk didengar oleh Shiena.*~*~*~*~*~*~*~*
Shiena berlari dengan kecepatan penuh menuju sekolah dengan sebuah roti yang bertengger manis di mulutnya tidak memperdulikan orang orang yang ia tabrak di sepanjang perjalanan, sampai ia berbelok di sebuah perempatan. Shiena menabrak seseorang (lagi) sampai tubuh kecil nya jatuh tersungkur di jalanan.
Shiena mendongak untuk melihat siapa yang dia tabrak dan ternyata orang itu adalah seorang pemuda yang (cukup) tampan dengan rambut hitam pendek yang lurus, kulit putih bak artis korea, juga manik coklat yang terlihat Indah untuk dipandang.
Mereka berdua saling bertatapan disertai semilir angin yang berhembus seakan memberikan efek dramatis di sekelilingnya. Pemuda itu berjongkok dan mengulurkan tangannya pada Shiena."Apa ka-"
PLAKK!!
Sebelum pemuda itu menyelesaikan kalimatnya Shiena sudah menepis tangan itu secara kasar membuat si pemuda kaget dan mematung seketika saat Shiena berteriak.
"Woy!! Jangan ngehalangin jalan napa! Udah tau gw lagi buru-buru juga!! Minggir sana! "
Shiena segera berdiri dan kembali berlari meninggalkan si pemuda yang masih diam dan hanya bisa memandang kemana Shiena pergi dengan tatapan yang sulit diartikan.
*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~
'Sial sial!! Kenapa harus terlambat pas pelajaran Ms. Hudson lagi! Dah tau tu guru galaknya gk ketulungan! ' umpat Shiena dalam hati. Dia tidk mau dihukum lari keliling lapangan lalu masuk ke kelas saat pelajaran Ms. Hudson. Itu akan menjadi penderitaan yang amat sangat menyakitkan.
Air muka Shiena berubah seketika saat dia melihat gerbang sekolah dan segera mempercepat langkah-langkah nya, berharap kalau nyawa nya masih bisa diselamatkan.
Shiena langsung segera berlari masuk kedalam kawasan sekolah tepat saat penjaga sekolah akan menutup gerbang utama dan terus berlari menuju kelas nya yang ada di lantai 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amethyst
FantasyShiena seorang gadis remaja yang memiliki kehidupan normal pada umumnya. Harus menghadapi kenyataan bahwa kehidupan 'normal' ini hanyalah ilusi belaka yang menghalangi pandangannya dari kehidupan sesungguhnya. Apa yang terjadi saat sebuah cerita fa...