#Two end

35.7K 1.1K 295
                                    

Aku bukan wanita yang tak bisa memberikanmu keturunan.
Aku istri yang menemani mu di saat kamu dalam masa sulit dan masa jaya mu.
Lantas apa yang membuat mu tega menduakanku dalam hubungan pernikahan ini??!

Sakit sudah pasti.
Kecewa dengan sangat.
Terluka dan hanya bisa menangis menahan pedih bagaimana sakitnya hatiku ini.

Tapi aku hanya bisa pasrah dengan statusku sebagai seorang ibu yang harus tetap melindungi kenyamanan dan kebahagiaan anak ku dengan harus tetap berada di sisi mu dan menahan semua rasa sakit hati ini.

Alasan suamiku menduakanku adalah karena ibadah sunnah yang ingin dijalaninya.Benarkah??

Kalau memang ia ingin menjalani sunnah kenapa harus memilih sunnah poligami,bukankah ibadah sunnah yang lain masih banyak sekali pilihannya untuk di jalani dan pasti juga akan sama berpahalanya.
Apakah ia tidak tahu bagaimana beratnya keputusan itu untuk ku.
Tidak mungkin ia masih mau memikirkan perasaan ku ini yang ia pikirkan hanyalah keegoisannya tanpa mau memikirkan bagaimana posisiku nanti nya.

Serba salah sudah pasti.Bagaimana tidak.. kalau ada dua orang istri dalam satu rumah tangga.
Berat jangan di pertanyakan lagi.
Sekarang saja sudah menjadi awal yang sangat berat bagiku..lantas bagaimana kah kelanjutannya nanti.Apakah aku akan sanggup nantinya bertahan sampai akhir ??

Ingin aku memutuskan berpisah saja dengannya namun jika memikirkan tentang anak ku aku selalu menggurungkan niatan itu sebab aku gak mau anak ku hidup dalam keluarga yang broken home.

Terkadang lelah hati itu membuat seorang manusia berputus asa.
Dia suamiku tidak sadar bahwa dirinya telah berbuat tidak adil semenjak menikah lagi.
Kalau di tegur tidak merasa.
Malah jadi marah..bilang aku cerewet dan selalu menuntut nya dan bahkan ia malah selalu membandingkanku dengan istri ke duanya yang katanya lebih pengertian.

Ya Allah!!!sakit hati ku mendengar ucapannya itu.

Istri kedua lebih sering menjadi duri dalam daging.
Di depan suamiku dia bersikap sedemikian alim dan sangat baik untuk mengambil hati.
Namun di belakang sangat bertolak belakang.
Ia sering mengadu domba kami agar kami selalu bertengkar karena sebuah kesalapahaman.

Aku merasa sudah lelah dan ingin mengakhiri semua ini.
Namun aku takut bertindak dan takut menimbulkan penyesalan kedepannya jika aku mengambil keputusan yang terlalu gegabah.

Suami yang memutuskan berpoligami ia sudah pasti akan menyakiti hati istri pertamanya.
Poligami selalu merugikan kaum perempuan.

Dasar untuk ibadah selalu di jadikan tameng untuk membenarkan perbuatannya.Dan sunnah Rosul selalu di jadikan dalihnya.
Padahal alasannya itu untuk memuaskan dirinya sendiri.

Apakah ia sadar bahwa menjalankan sunnah poligami itu sulit dan tanggung jawabnya sangatlah besar bukan hanya di dunia namun juga di akhirat nantinya.
Jika sampai seorang suami berlaku tidak adil pada salah satu istrinya hal itu malah akan membuatnya menanggung dosa bukan malah mendapat pahala surga.
Ingatlah bahwa seorang manusia itu selalu tidak jauh dari yang namanya khilaf.

Poligami bukan solusi terbaik untuk memuliakan wanita.
Poligami kadang hanya malah merugikan kaum wanita.Dan poligami akan selalu menuai kesakitan yang panjang dalam menjalani mahligai rumah tangganya.

Air mata akan kering saking banyaknya kamu harus menangis.
Gak akan ada yang mau hak nya di bagi.Apalagi berbagi suami.
Hal itu pasti akan sangat menyakitkan bagi seorang istri.

"Tidak akan bisa ikhlas hati ini jika harus berbagi".hal itu pasti amat sangat berat bagiku.

Bayangkan saja.. aku harus menahan perih manakala suamiku tidak pulang ke rumah.
Bukan karena alasan masalah pekerjaan namun giliran berkunjung ke istri yang lain.
Bayangkan bagaimana aku bisa tidur sendiri sedang suamiku sedang berbuat entah apa dengan yang lain.Dan hal itu malah menjadi dosa karena memikirkan hal yang tidak-tidak terhadap suamiku sendiri.

Poligami ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang