Double Holmes!!

221 11 11
                                    


Helen Hayes sedang memasak telur dadar saat Albert berkata, "Masaklah satu lagi. Mr. Holmes baru saja datang," ucap Albert. Helen menoleh ke arahnya. Sepertinya dia agak bingung. "Mr. Holmes?" tanya Helen. "Ya. Aku memintanya menunggu di meja makan dengan kopi hitam," ucap Albert dan segera melesat lagi keluar dari dapur. Segera setelah sarapan jadi, Helen mengantarkannya ke meja makan.

Albert sedang berdiri di sebelah seorang pria yang duduk di kursi utama. Pria itu tidak mirip sama sekali dengan Miss Holmes! Pikir Helen. "Apa yang dilakukan Charlie belakangan ini?" tanya Mr. Holmes, terlihat bersemangat. "Apa yang dilakukannya seperti biasa," jawab Albert. "Ah! Charlie," Mr. Holmes tersenyum dan Miss Holmes berjalan ke arahnya dengan cepat. Miss Holmes mencium pipi Mr. Holmes dan ini menarik perhatian Helen.

"Jadi," Miss Holmes mengeryitkan alisnya. "Ini kunjungan sosial, atau sesuatu yang lain?" tanya gadis itu saat ia duduk di kursi sebelah Mr. Holmes. "Aku senang kau mengatakan sesuatu yang merupakan sindiran dengan nada seindah itu," ucap pria itu dengan senyum simpul. "Tidak, ini kunjungan sosial," Mr. Holmes masih dengan senyumnya. Helen akan kembali ke dapur saat Mr. Holmes berkata, "Yang baru setelah Miss Brown?" membuatnya terhenti sejenak.

Miss Holmes tak segera menjawab. "Oh, ya," jawabnya kemudian. "Hm, telur dadarnya kelihatan enak," komentar Mr. Holmes. Albert menyusul Helen kembali ke dapur dan dirinya sendiri kemudian mengambil piring. "Apakah Mr. Holmes adalah kakaknya?" tanya Helen pada Albert. Mendengar pertanyaan dari Helen, Albert tersenyum simpul. "Mr. Sherlock Holmes itu suaminya Miss Holmes," ucap Albert.

"Suami?" tanya gadis muda itu. "Ya," Albert menyodorkan piringnya ke arah Helen dan gadis itu mengisinya dengan telur dadar. "Tapi..." Helen berpikir sejenak. "Kenapa? Nama gadis Miss Holmes memang Miss Holmes, dan Nona tidak merubah panggilannya karena dia banyak dikenal dengan panggilan 'Miss Holmes'. Selain itu, mereka sudah sepakat agar pernikahan mereka tidak dipublikasikan dan hanya diketahui kalangan tertentu," jelas Albert cepat.

"Bukan," Helen menggeleng. "Maksudku adalah, Miss Holmes itu, bukan tipe wanita yang akan menikah..." gumam gadis itu. "Ya, aku mengerti apa maksudmu," Albert tersenyum.

.

Helen membalik halaman koran yang dia baca. Miss Holmes berlangganan koran, dan wanita itu tak pernah sekalipun melewatkan kegiatan membaca koran di waktu minum teh. Sore tadi, Miss Holmes selesai membaca korannya dan meminta Helen membuangnya, itupun kalau tidak mau digunakan kembali. Helen membaca kolom berita, dan menemukan sebuah kasus kekerasan dalam rumah tangga menjadi headline. Nah, Helen tahu ia sering mendengar tentang kasus seperti itu.

Seorang isteri yang selingkuh, atau seorang suami yang pemabuk—itu sudah biasa. Di koran ini pun, suami yang tidak punya alibi, mengaku memiliki janji untuk bertemu temannya di suatu tempat, namun temannya tak datang. Tentu alibinya jadi tidak meyakinkan. Apalagi tempat pertemuannya di tempat yang sepi dan jarang ada orangnya. Sementara isterinya, sedang merawat anak mereka di rumah, dan sendirian, kemudian dipukul kepalanya hingga kritis.

Berpikir tentang suami isteri, Helen jadi teringat majikannya. Helen sungguh tidak menyangka. Miss Holmes memang majikannya, dan sebenarnya ia memang berharap memiliki majikan yang berkeluarga, karena Helen suka anak kecil. Miss Holmes sangat baik dan murah hati, karena itulah Helen menyukainya. Tapi ia tak menyangka, bahwa seorang wanita anti-sosial yang tak pernah keluar rumah dengan rambut acak-acakan, berkacamata bundar, tak pernah berdandan dan tak punya gaun yang bagus, serta tak punya daya tarik, akan menikah.

Juga ada aspek lain yang membuat Helen tak menyangka. Miss Holmes memiliki kharisma yang kuat sebagai wanita mandiri. Selain karena wanita itu anti-sosial, juga karena memang, tak ada yang bisa membuat orang khawatir saat melihatnya. Garis wajahnya tegas, matanya yang cerdik di balik kaca matanya, dan senyumannya yang menenangkan memberikan kesan dewasa dan keibuan. Helen langsung tahu bahwa wanita itu adalah tipe orang yang bisa mengendalikan segalanya dengan sempurna. Selain itu, jika Helen adalah laki-laki, ia pun takkan memilih Miss Holmes sebagai isteri. Entah mengapa, Helen tak bisa membayangkan Miss Holmes sebagai seorang isteri.

Double HolmesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang