Ini kisah tentang sekolompok remaja yang telah menjalin persahabatan sejak mereka duduk di kelas satu SMA hingga kini mereka telah menjadi kakak senior kelas tiga di SMA Negeri 999, Jakarta.
Awalnya dari seorang siswi bernama Bintang Cahya Nur Aify yang mempunyai seorang sahabat bernama Deviara Putri sejak SD. Jika SMP mereka bersekolah di tempat yang berbeda, kini di SMA mereka kembali bersama. Walaupun SMP dulu Ify berada di Bandung dan berpisah jarak dengan Via yang masih menetap di Jakarta, namun mereka tetap menjalankan komunikasi sebagaimana sahabat seharusnya.
Selanjutnya di SMA mereka mendapat kelas yang sama saat kelas satu dan juga memilih klub sekolah yang sama, yaitu musik. Singkat cerita, di klub musik mereka bertemu dengan Andini Shilla Pratiwi dan Diagni Nur Cahya yang saat itu tengah berdebat konyol. Mereka berada di kelas sepuluh empat, berbeda dengan Ify dan Via yang berada di kelas sepuluh dua. Mungkin karena garis takdir yang telah ditentukan membuat mereka langsung klop begitu saja saat pertama kali bertemu.
Sehari setelahnya, mereka melihat empat pemuda tengah menyanyi sekaligus berjoget ala boyband di panggung kecil ruang klub. Ternyata itu adalah hukuman dari ketua klub karena mereka yang membolos saat pertemuan pertama klub musik kemarin. Mereka yang ternyata sudah bersahabat sejak SMP tentu sangat kompak. Yang pertama ada Mario Andrana Putra, kemudian Gabriel Dewantara yang berada di kelas sepuluh satu. Selanjutnya Geralvin Adikusumo dan Pracakka Robbian Nugraha yang menduduki kelas sepuluh tiga.
Setelahnya dua kelompok itu bersatu saat mendapat tugas kelompok dari ketua untuk malam inagurasi klub yang akan diadakan satu minggu nanti. Mengingat jumlah anggota baru klub yang cukup banyak, mengharuskan tiap kelompok diisi tujuh atau delapan orang. Yang terdiri dari lima kelompok.
Dari sana, mereka menjadi dekat dan mengikrarkan janji persahabatan. Dan jangan lupakan bahwa sahabat antara lelaki dan perempuan kadang tidaklah murni. Biasanya ada cupid disana yang dapat menembakkan panahnya kapan saja di dua insan yang telah ditakdirkan. Dan benar saja, karena salah di antara mereka, panah itu telah tertancap sempurna.
**
Semester awal di tahun ketiga mereka di SMA Negeri 999 telah dimulai. Kebetulan, sangat-sangat kebetulan mereka dipertemukan di kelas yang sama. Karena kelas satu dan kelas dua mereka berbeda kelas. Dan kini kelas XII IPA 2 sudah terlihat riuh.
"Eh, Via, gue duduk bareng Ify," ucap Rio tiba-tiba meyerebot duduk di bangku sebelah Ify saat Via ingin duduk disana.
Via melotot garang ke arah pemuda itu. Rio cengengesan bermaksud memberi tanda damai. Sedangkan Ify terkejut sekaligus bingung.
"Buset, lo gigih amat, Yo," celetuk Cakka.
"Iya dong. Kalo gak, bisa lari."
"Woi, nyet, beraksi sih beraksi, tapi gak gini juga. Gue sahabat sejatinya Ify, jadi gue harus duduk sama dia," ucap Via kesal.
"Lebay amat. Katanya lo ngedukung gue."
"Iya tapi bukan begini. Minggir lo."
Via yang memang sudah nyaman duduk bersama Ify tentu tidak ingin duduk dengan yang lain.
"Kok berantem gitu sih?" tanya Ify yang pada dasarnya polos dan tidak tahu menahu masalahnya.
"Lo berdua pagi-pagi udah ngerusuh aja," timbrung Agni yang baru datang bersama Shilla. Diikuti Gabriel dan Alvin di belakangnya yang baru saja kembali dari toilet.
"Ini nih si Rio, nyerobot tempat gue," adu Via ke sahabat-sahabatnya.
"Yaelah, lo pada 'kan tau kalo gue...emm emm," ucap Rio dengan memberi kode yang menjadi rahasia untuk Ify sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita
NouvellesCerita cinta klise yang terjadi di antara persahabatan RIFY