Dear You

168 9 5
                                    

Dear you...
Hari ini kau terjaga dari tidurmu. Dari tidur yang lelah karena semalam kamu menangis. Menangis sampai wajahmu memerah dan hidungmu berair. Menangis sampai bahumu berguncang. Menangis sampai matamu bengkak dan perih. Menangis sampai tubuhmu terasa lumpuh.

Kamu bahkan tidak berani melihat wujud berantakanmu di cermin. Hingga akhirnya kamu memilih menjatuhkan diri di kasur yang kehilangan kenyamanannya. Setelah lama menimbang apakah akhir dari sebilah benda tajam dan pergelangan tangan yang teriris adalah akhir yang melegakan. Apakah ada sesuatu yang lebih baik akan menunggumu jika menutup mata untuk selamanya.

Tapi kamu mengundurkan niat jelek itu. Berpikir dan memaki diri. Kamu bahkan terlalu pengecut untuk mengakhiri semua ini selamanya.

Tapi aku bersyukur kamu tidak melakukannya. Aku bangga padamu. Walau pun akhirnya kamu harus terbangun di pagi hari dengan wujud yang kacau. Tapi kamu masih terbangun. Kamu masih memutuskan untuk melewati hari lain yang sama melelahkannya.

Aku tidak tau apakah itu rutinitas yang sama. Pergi ke sekolah, pergi bekerja, tinggal di rumah, atau apa pun.

Kamu memutuskan untuk bernafas walau berat, melihat dan mendengar sekali lagi penampakkan dan suara yang itu-itu saja.

Aku bangga padamu. Walau hatimu sedang sakit.

Dear you...
Siapa dia yang menghancurkanmu? Yang mematahkan semangatmu untuk hidup? Yang membuatmu mengusir semua hal baik yang datang padamu dan mengundang semua hal buruk untuk menghampirimu. Hanya karena berpikir bahwa kamu tidak pantas lagi untuk hal baik. Bahwa kamu terlalu kotor dan hina. Bahwa kamu terlalu hitam dan gelap.

Apakah kamu sejatuh itu hingga berpikir bahwa dirimu adalah manusia termalang di muka bumi? Sejauh itu kah kamu terlempar ke lubang putus asa hingga kamu lupa bahwa dirimu pantas untuk disayangi? Dicintai?

Apakah kamu tidak sadar bahwa kamu sangat kuat? Iya. Kamu sangat kuat, tegar dan berani. Kamu adalah orang paling tidak gentar yang pernah aku temui.

Kenapa? Karena dari semua yang kamu jalani, aku mendapati kamu masih saja terjaga pagi ini. Walau pun itu harus memakan waktu lama. Atau karena perut kosong yang minta diisilah yang memaksamu. Terlepas dari semua yang kamu lalui, beban yang kamu pikul, kamu masih bangkit dari tidurmu.

Kamu tau itu artinya apa? Artinya masih ada alasan bagimu yang mengatakan bahwa hari ini, sekali lagi, ada yang pantas diperjuangkan. Ada yang pantas untuk kamu kejar, sesuatu itu. Meski terkadang, di hari-hari yang meremukkan sesuatu itu tampak mustahil dijangkau.

Tapi semua orang punya masa terbaiknya sendiri. Punya waktu terbaiknya sendiri. Kamu harus percaya itu. Percaya bahwa suatu saat kamu pun akan dapat meraihnya, masa dan waktumu sendiri. Karena kamu pantas.

Dan jika hari ini hari yang sama seperti kemarin. Hari yang menyedihkan dan melelahkan. Hari yang sama dengan pemandangan yang sama. Hari yang tampak tidak berbeda karena hatimu pun rasanya sama seperti kemarin. Terluka, perih, bagai tertusuk ribuan jarum yang terbenam hingga ke tulang. Membuat sakit yang tak berujung. Bahkan lagu kesukaan dan makanan andalanmu tak dapat mengalihkan rasa sakitnya. Aku ingin kamu tau, sedih itu akan berlangsung selamanya jika kamu tidak memaafkan dirimu sendiri.

Iya. Maafkanlah dirimu sendiri. Walau kesalahan di masa lalu tidak sepenuhnya kamu yang memulai. Walau kekeliruan di masa lalu tidak seluruhnya kamu yang memicu.

Tapi lihatlah dirimu sekarang. Kamu tidak henti memaki pantulan di cerminmu. Tidak henti menyiksa hati sendiri dengan berkata kamu lah yang salah! Kamu lah yang menanggung semuanya! Ini karma!

Kamu harus memaafkan. Memaafkan dirimu atau orang lain atas semua yang terjadi.

Menangislah jika itu yang ingin kamu lakukan. Tidak apa-apa. Kamu tidak harus berpura-pura bahwa semua baik-baik saja. Karena kamu sangat tidak baik-baik saja dan itu tidak apa-apa. Kamu tidak harus selalu baik-baik saja setiap saat.

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang