Dear Diary
Banyak yang ingin kuceritakan denganmu, aku tak tahu lagi harus bercerita dengan siapa. Aku kini hidup seorang diri. Hanya rasa sepi yang mau berteman denganku.
Andai aku tak seegois itu, saat ini orang - orang yang aku cintai tentu masih ada di sisiku. Ah bodohnya aku.
Mau sampai aku menangis darah, mereka tak akan kebali lagi. Tapi apa daya air mata ini selalu mengalir dengan derasnya.
Dear Diary
Sesunyi inikah duniaku sekarang, disaat orang - orang bisa tertawa besama orang - orang yang mereka cintai, aku disini hanya bisa mentap dalam kesendirian.
Aku yang telah menyianyiakan kebahagiaan berhakkah aku meminta kebahagiaan lagi walau hanya secuil.
Apakah aku terlalu egois.
Dear Diary
Sudah 6 bulan aku berpisah dengan orang tuaku. Kehilangan kekasih yang pergi meninggalkan aku setelah tau aku kehilangan seluruh hartaku karena kematian orang tuaku. Rasa kehilangan dan penghianatan itu masih kuat merasuki hatiku. Aku sering bertanya, mengapa aku dibiarkan sendiri, aku orang yang jahat, mengapa bukan aku saja yang dibiarkan pergi dari hidup mereka.
Apakah karena Tuhan lebih mencintai mereka, orang yang selalu memiliki kebaikan dalam hatinya.
Apakah aku bisa seperti mereka.
Dear Diary
Pusara mereka masih basah, tapi aku harus pergi jauh dari mereka. Aku melanjutkan hidupku di kota lain. Makin sedikit waktu yang bisa kugunakan untuk menemui mereka.
Maafkan aku Ma, Pa aku mencintai kalian. Tapi ini satu - satunya jalanku untuk melanjutkan hidup.
Dear Diary
Kebaikan masih berpihak padaku, aku tahu Tuhan masih sayang padaku. Ditengah kesendirianku masih ada orang yang perduli padaku.
Dia yang datang padaku dengan senyuman, seakan kebaikan memancar dari dirinya. Dialah Bima Ananta Pradana. Laki - laki yang berhasil membuat kebekuan dalam hatiku kembali mencair.
Dear Diary
Senyum yang sudah lama menghilang dari wajahku kini kembali lagi.
Kedatangannya benar - benar telah membawa kebahagiaan di hidupku.
Tak ada lagi kesendirian, yang ada hanya tawa dan kebahagiaan.
Tapi aku lupa, hidup tak selamanya berisi kebahagiaan.
Dear Diary
Disaat aku merasa bahagia, kebahagiaanku di renggut kembali dari hidupku. Kecelakaan telah membawa pergi Bima dari hidupku.
Aku seperti mati rasa. Oh Tuhan inikah cobaan yang kau berikan pada hambamu ini.
Tangis kembali mewarnai hari - hariku. Tuhan mengapa orang baik selalu cepat kau panggil. Maafkan aku yang selalu bertanya tentang keputusanmu.
Beri aku kekuatan untuk menghadapinya, aku hampir tak sanggup menjalani hidupku ini.
Dear Diary
Aku kembali menjalani hidup yang aku rasa semakin berat ini. Aku takut berteman, aku takut mencinta karena aku terlalu takut kehilangan.
Hatiku yang pernah mencair sekarang kembali membeku bahkan membatu. Tak ada lagi aku yang dulu.
Mungkin orang mengatakan aku lemah, tapi apakah orang pernah merasakan apa yang aku rasakan, Tidak.
Dear Diary
Seharusnya aku hidup untuk menyinari, tetapi justru aku hidup dalam kegelapan.
MENTARI YANG PADAM ITULAH AKU...
~~~~~~
Maaf kalo ceritanya GJ akut... hehe Tanks All
YOU ARE READING
Mentari
Short StoryDi ujung jingga aku menatap langit. Tak ada kata berhenti untuk semua rasa ini. Dear DIARY