Aku Jung Eunji seorang gadis remaja yang sedang mengalami masa puber. Aku seorang pelajar yang tengah duduk dibangku SHS kelas XI-2. Tidak ada yang special dariku, wajah pas-pasan, kapasitas otak rata-rata kebanyakan anak, intinya aku ini gadis biasa. Aku ini bukan gadis populer tapi aku juga bukan seorang kutu buku, aku ini bukan gadis istimewa.
Ngomong-ngomong soal cinta, aku bukan ahlinya. Kisah cintaku bahkan terbilang membosankan atau mungkin juga menyedihkan. Ya membosankan sekaligus menyedihkan karena aku hanya bisa mencintai seseorang dalam diam. Aku hanya bisa mencintai dari jauh. Duniaku dan dunianya berbeda, ada bentang pemisah yang membuatku dengannya tidak mungkin bersama.
Dia terlalu sempurna untukku, aku tahu tidak ada yang sempurna didunia ini kecuali yang menciptakan kita, tapi maksudku adalah dilihat dari sisi yang lain aku dengannya sangat jauh berbeda dan itu membuatku tidak percaya diri untuk bisa memilikinya. Bermimpi saja aku tidak mampu melakukannya.
'Handsome and the Beast'. Seperti itulah mungkin keadaannya.
"Park Chanyeol, ayo kita pulang"
Aku menoleh ke arah sumber suara, tentu saja aku tahu bukan namaku yang mereka sebut tapi nama yang mereka sebutlah yang membuatku tertarik. Telingaku terlalu sensitive hanya dengan seseorang menyebut namanya. Park Chanyeol, siapa lagi kalau bukan si perfect itu yang membuatku terpana setiap saat.
"Baiklah, kajja"
Chanyeol mengiyakan ajakan gadis itu, siapa lagi kalau bukan Shin Hyerim si primadona sekolah.
Hyerim tampak bergelayut manja dilengan kiri Chanyeol oh shit!. Sakit, tentu saja aku merasakannya. Melihatnya begitu dekat dengan Hyerim membuatku marah. Tapi berhak apa aku ini?.
Mataku terus mengamati mereka hingga hilang dibalik dinding. Aku tertunduk menyembunyikan wajah muramku ini. Melihat Hyerim membuatku sadar kalau ada banyak sekali kekurangan dalam diriku. Wajah kecil dengan mata bulat dan hidung yang tinggi, kulit putih susu, dan tinggi badan diatas rata-rata. Intinya Hyerim jauh lebih pantas bersanding dengan Chanyeol, dan semua orang tahu hal itu. Dibandingkan denganku ini mungkin aku hanya iklan sesaat yang bahkan tidak dilirik orang manapun.
Park Chanyeol memang hebat, dengan penampilan yang hampir disebut sempurna itu dia mampu menarik ratusan hati gadis yang melihatnya. Dia memang idola sekolah dengan ratusan fans. Dengan penampilannya yang mendekati sempurna itu ia memang pantas di sebut pangeran sekolah.
Miris bukan kisah cintaku ini?. Rasanya mencintai dalam diam itu menyakitkan. Aku hanya bisa dengan diriku sendiri. Ketika luka datang, aku akan menangis seorang diri. Bodoh memang menangis untuk orang yang bahkan tidak tahu kehadiranku, tapi aku harus bagaimana?. Aku menyukainya dan aku juga mencintanya. Sangat sulit membuka hatiku untuk orang lain, beberapa kali aku mencobanya tapi selalu gagal karena pada akhirnya aku akan kembali dengan rasa yang sama pada Chanyeol. Mungkin benar, bukannya tidak bisa tapi karena aku memang tidak menginginkannya.
Aku memutuskan untuk pergi meninggalkan kelas yang mulai senyap. Bel pulang sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu dan seperti biasa aku akan menunggunya pulang lebih dulu baru aku beranjak pergi dari kelas.
Aku tidak tahu kenapa selalu ada Chanyeol dalam diriku, kenapa aku selalu sensitive tentang sesuatu yang berhubungan dengannya?. Selalu tentang Chanyeol yang berada dalam otakku.
Aku hanya mampu menghembuskan nafasku pelan begitu aku memikirkan hal itu, aku mungkin memang terobsesi padanya. Terobsesi hingga tidak peduli kalau aku sendiri terluka terlalu sering.Suasana sekolah mulai hening. Tidak lagk terdengar bising langkah kaki dan seseorang yang sedang berbicara. Semua anak aku rasa sudah pulang termasuk aku yang akan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Should Never Have
Teen FictionMencintai seseorang dalam diam karena cinta tidak harus memiliki