01

353 11 2
                                    

Time show at 11:30. Night

  "Greta,  I don't want to go home on foot like this."

Sebal dan menyerah.  Itu pasti salah satu fikiran dalam otak sahabatku yang bernama Tamara.
Pulang sekolah bukannya sudah sampai rumah sejam yang lalu malah masih nongkrong aja di pinggir jalan dengan motor yang tak bisa bergerak sama sekali alias sudah mati total.

  Orang-orang yang kami harap berlalu lalang dengan deras seperti tidak berkutat sama sekali dengan jalanan.
Jalan yang kami lewati tidak pernah sesepi dan se angker ini sebelumnya.
Lampu jalanan pun semakin temaram menyebabkan bulu kuduk semakin berdiri tegak.

  Sumpah serapah dengan tendangan berkali-kali sudah melayang kepada benda mati didepanku ini. kesal. Hanya itu yang kurasakan.
Tidak seharusnya dia jadi penghianat untuk waktu yang sudah hampir menginjak tengah malam.

Dengan gersah,  Tamara merubah haluan dan memberhentikan aktifitasku yang sedang memarahi benda buntut di didepanku.

   "Udahlah Gret.  Kasian motornya.  Gimana kalo kita nginep aja di rumah Temen gue?  Kebetulan rumahnya deket sini."

Aku tidak menghiraukan Tamara dan masih menatap benda bermesin ini sedari tadi dengan iba berharap ia bisa menyala dengan sempurna.
Namun,  meskipun aku berdoa kepada tuhan sampai pagipun,  benda ini tidak akan menyala sedikitpun.

Aku sudah memeriksa beberapa kali mesin itu dan alhasil,  malah semakin memperburuk keadaannya.

Berjalan mencari seorang montir di kiri dan kanan jalan hanya menambah kelelahan yang menimpa.

Kali ini visualku menangkap Tamara yang masih mengusap-usap lengannya sembari menengok kiri kanan.  Berharap ada seseorang yang mau menolong kami berdua.

Jam sudah menunjukan pukul dua belas jam.  Tepat tengah malam.
Kali ini aku menyerah saat menstarter motor buntut yang tak berguna selama beberapa kali dan mulai melepaskannya dengan paksa.

  "Apa temen elo bolehin kita dateng di jam dua belas?" kali ini aku berusaha untuk menuruti saran yang diberikan oleh Tamara.  Aku yakin sarannya adalah yang tepat.

Visual Tamara kini mengarah ke atas langit yang gelap dan berhenti memutar.

  "Gue coba telfon".

Dengan sergap,  Tamara mengambil ponsel yang terletak di tas ranselnya dan mencoba menghubungi seseorang yang kuyakini adalah temannya.

  "Hallo.. Gwen.."

Visualku melihat Tamara yang bernafas lega dengan memejamkan kedua matanya saat ia menelpon orang yang bernama Gwen dan akhirnya terjawab.. Apakah temannya itu Gwen Stefany?  Yang punya lagu baby Don't Lie..  Entahlah.

  "Iya nih..  Mogok.  Hu'um.  Oke deh.."

  "Thanks banget loh Bunny"

  "Ya udah..  Tunggu ya".

  
setelah asik berkutat dengan ponselnya yang dihiasi oleh warna Ungu, Tamara kini melihatku dengan cengiran khas miliknya.

  "Kita di kasih ijin sama pemilik rumah. We should go from here now"

Aku berdiri setelah duduk di pinggir jalan dan menatap motor buntut yang sudah aku anggap kesayangan.

  "Terus ini gimana?"

"Ya bawa lah.  Rumahnya juga deket banget kali.  Cuma 800 meter dari sini".

  "Bantuin kek.  Malah jalan duluan"
Kataku memaksa Tamara yang sudah berjalan dengan anggunnya.

  "Tampang kaya cowok mestinya juga badan kuat kaya cowok dong.  Dorong motor buntut aja pake dibantu.  Banci"
Ledek Tamara sesekali menyelipkan senyumannya.

  "Oh jadi gini tingkah loe sama pacar loe sendiri?"

  "Mulai deh baper.  Ya udah sini"

Aku tersenyum mendengar perkataannya yang mulai menyerah.
Mungkin Tamara kasian sekaligus tidak ingin berbelit-belit memperpanjang obrolan kami makanya sekarang dia mau membantu dengan mendorong motor hingga sampai ke rumah yang ia sebut sebagai teman.

  Hay,  ini Story pertama aku di Wattpad dan juga di lain-lain.  Maaf kalo masih abal-abal.  Namanya juga masih baru dan baru terjun ke dunia seperti ini.

  Aku suka banget cerita-cerita gxg yang sering aku temuin di wattpad.  Ceritanya keren-keren.

  Makasih buat kalian yang udah vote.  Aku butuh banget saran dari kalian.
Ga usah sungkan-sungkan kalo emang ceritanya ada yang kurang.

Terimakasih.

Ttd: IssujonsDottir :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANARKIS (Girlxgirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang