EPILOG

217 12 6
                                        

Malam itu, Liu bermimpi aneh. Ia memimpikan masa kecilnya bersama Jeff. Ia teringat dengan 3 pengalaman yang mereka lalui bersama saat mereka masih kecil.

Liu ingat rumah lama mereka sebelum mereka pindah ke New Davenport.

Waktu kecil, ia melihat kakakknya, Jeff, dilempari batu dan kerikil oleh anak2 seusia mereka. Kakaknya saat itu tengah membungkuk di atas sesuatu. Liu berhasil mengusir mereka dan terkejut melihat seekor kucing berlumuran darah.

Jeff pasti sedang melindungi kucing itu.

Liu juga bermimpi ketika Jeff membangunkannya tengah malam.

“Kakak, ada apa?”

“Liu, aku mengompol.”

Liu melihat kasur Jeff basah. Padahal umur Jeff lebih tua setahun dan Liu saat itu sudah tak pernah mengompol lagi. Jeff terlihat sangat malu. Liu kemudian menyuruh Jeff tidur di ranjangnya dan Liu menggantikannya tidur di ranjang Jeff.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Jeff.

“Biar ayah dan ibu mengira aku yang mengompol. Tenang kak, aku masih kecil. Mereka takkan memarahi aku.”

Dan mereka berdua tertawa bersama-sama malam itu.

Keesokan harinya, ia melihat Jeff di halaman belakang saat orang tua mereka tak ada. Jeff sedang membakar sesuatu.

“Apa yang Kakak lakukan?” tanya Liu kecil.

“Membakar sepraiku.” bisik Jeff.

“Kenapa?”

“Supaya ayah dan ibu tak tahu soal tadi malam.”

Liu tersenyum, kini ganti kakaknya yang melindunginya.

“Bagaimana jika ayah dan ibu mencari seprai ini?”

“Bilang saja ada maling jemuran mengambilnya.”

Mereka berdua tertawa.

Tawa yang sungguh berbeda dengan tawanya saat ia membunuh orang2.

Kemudian Liu terbangun. Cahaya pagi menyinari wajahnya.

Entah apa maksud semua mimpi ini. Ia tak tahu.

Mungkin ia merindukan Jeff yang dulu.

***

Liu menatap lautan lepas di Devil’s Rock. Di tebing yang membunuh kakaknya.

“Kau tidak datang di upacara tadi pagi?” sang kepala polisi berjalan mendekatinya, “Sudah kuduga kau pasti ada di sini. Padahal tadi kami akan memberikanmu medali dan gelar warga kehormatan karena telah menyelamatkan nyawa Marisol Gonzalez.”

“Pahlawan yang sebenarnya adalah Keith, Sir.” balas Liu, “Aku tidak pantas menerimanya. Bagaimana kondisi Marisol?”

“Jangan cemaskan dia. Ia adalah gadis yang tegar.”

“Lalu,” Liu masih menatap ombak yang bergulung2 dan senja yang semakin memerah, “Tessa? Bagaimana dengannya?”

“Ada yang aneh dengan kasus ini.”

“Ada apa?” Liu akhirnya menoleh ke arah kepala polisi itu.

“Tessa mengaku tak pernah merencanakan membunuh Mr. Gardnier. Dan senjata pembunuhan yang mereka miliki pun tak cocok dengan luka di jenazah Mr. Gardnier. Di pisau mereka juga tak ada jejak2 darah kepala sekolah, well, maksudku mediang kepala sekolah.”

“Tapi aku melihatnya keluar dari lemari saat itu ...”

“Mungkin ia menemukan mayatnya lalu melihatmu masuk dan segera bersembunyi di lemari. Entahlah, hanya pembunuhan kepala sekolah yang tak cocok dengan semua bukti dan kesaksian mereka.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JEFF THE KILLER - OUTRAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang