All I Ask [COMPLETED]

ALL I ASK -HoWon-

Chae Won berdiri berhadapan dengan lelaki jangkung bermata bulat –Choi Minho. Pria itu sudah berdiri di sana bersama-nya sejak tiga puluh menit lalu tanpa sebuah kata pun terucap. Hanya angin semilir yang menggesekkan ranting pohon ke dinding yang menjadi latar suara mereka. Hawa dingin malam di musim gugur tak sedikitpun menggoyahkan pertahanan mereka. Tak ada satu pun yang berniat untuk pergi dari sana untuk mencari sumber kehangatan.

"Masuklah!"

Perintah singkat itu memilukan bagi Chae Won. Hatinya perih seolah kata-kata itu bermaksud mengusirnya pergi secara paksa. Nada bicara Minho yang datar tanpa ekspresi hangatnya –seperti dulu- mungkin alasannya. Pria itu tak lagi bisa berkata se-lembut dan se-hangat dahulu. Wajah-nya tak lagi menorehkan senyuman untuknya.

Pria itu berubah.

"Bolehkah aku meminta sesuatu sebelum kau pergi?"

Akhirnya sebuah kalimat diucap Chae Won sembari menahan kepedihan di hatinya. Bahkan mungkin bulir air mata yang akan terjun ke pipi tak kan mengubah apapun. Choi Minho tak akan lagi berjalan mundur. Kembali seperti saat pertama kali lelaki itu mengucap kata cinta-nya.

"Apa itu?"

Chae Won menghembuskan nafas pilu-nya perlahan-lahan. Ucapan yang tersangkut di bibirnya kembali ditahan. Haruskan dia seperti ini? Mengucapkan sesuatu yang seharusnya tak diucapkan sepasang kekasih? Tapi... apa dirinya masih dianggap sebagai seorang kekasih oleh Minho?

Atau... apa selama ini pria itu benar-benar menganggapnya sebagai kekasih?

"Aku hanya... ingin kau memelukku. Terakhir kalinya."

Derap langkah Minho yang kian mendekat semakin menyesakkan dada Chae Won. Dia yakin ini hanya ungkapan terima kasih dan maaf pria itu setelah apa yang telah terjadi.

Minho meraih tubuhnya. Mendekap-nya erat juga memberikan kehangatan –yang sama sekali tak terasa hangat bagi Chae Won. Hanya air mata yang akhirnya terjatuh dari kedua pelupuk mata-nya yang bisa menjadi ungkapan terakhir Chae Won pada pria yang begitu dicintainya ini.

**