Wonwoo itu gila!
Membiarkan pria yang dicintainya bermesraan dengan pria lain tepat didepan matanya.
Wonwoo ingin berontak, jika dia sanggup mungkin dengan brutalnya akan menghajar hidung bangir milik pria itu.
Tapi nyatanya, Wonwoo cukup tau diri. Jika sejak awal memang pernikahan mereka tidak dilandaskan karena cinta.Ya, perjodohan konyol. Menurut Mingyu, Wonwoo hanyalah seseorang yang sama sekali tidak berpengaruh untuk hidupnya. Lalu, tiba-tiba datang dan menghancurkan semua kehidupan indahnya bersama Jeonghan. Merebut perhatian ibunya, wanita yang paling dihormatinya. Hingga harus berakhir dengan mereka berdiri didepan altar dan mengucapkan janji sehidup semati dihadapan Tuhan.
"Kau, jangan pernah menampakkan wajahmu dihadapanku jika Jeonghan tengah bersamaku.." Wonwoo bahkan sudah terbiasa dengan perkataan yang Mingyu lontarkan disertai dengan nada dingin yang sungguh tidak manusiawi. Tapi yang dilakukannya hanya diam, dia menghargai Mingyu sebgai suaminya.
"Apa aku begitu menjijikan untukmu Mingyu, bahkan saat berbicarapun kau enggan menatapku..."
Wonwoo tak butuh jawaban atas pertanyaannya.
"Jeonghan pria yang baik, aku bahkan menangis saat tau jika kau memiliki hubungan dengannya. Aku merasa jika aku adalah orang paling brengsek karena menghancurkan hubungan kalian. Salahkah jika aku mencintaimu, kau suamiku. Apa harus sesakit ini Mingyu?"
Wonwoo terisak, membiarkan tubuhnya ambruk menyentuh dinginnya lantai ubin, dirinya sudak tak sanggup. Beban yang ditanggungnya terlalu berat. Mingyu terlalu sering menyakitinya.Bukan kehidupan seperti ini yang diinginkan olehnya. Impiannya, dia bangun pagi-pagi sekali. Menyiapkan air hangat untuk Mingyu mandi. Memasak untuk sarapan mereka berdua. Lalu, ketika akan berangkat kekantor, Mingyu menyempatkan diri untuk mencium keningnya. Membisikkan kalimat manis yang mampu membuat hatinya menghangat. Itu impiannya sejak dulu, tapi kini ia harus mengubur dalam-dalam semua keinginannya.
Mingyu sama sekali tidak mencintainya. Dia memang memiliki Mingyu, tapi tidak untuk hatinya. Cinta dan kasih sayang Mingyu sudah sepenuhnya dimiliki oleh pria dengan rambut panjang dan senyum malaikatnya.
Jeonghan tidak membenci Wonwoo, mereka berteman baik. Satu lagi fakta yang membuatnya harus membuang jauh-jauh semua rasa cintanya kepada Mingyu.
"Aku akan berkemas lalu pergi dari sini. Terimakasih untuk semuanya. Aku mencintaimu, Mingyu."
Wonwoo semakin terisak berjalan setengah berlari menuju kamarnya. Meninggalkan Mingyu yang tengah berdiri mematung dengan perasaan berkecamuk seperti sesuatu menghantam ulu hatinya.
Mereka bahkan tidak tidur didalam satu ruangan yang sama, dan tentu saja itu kemauan Mingyu.
~ Aku akan sangat senang jika melihatmu tersenyum dengan begitu tampan. Jangan menyesal. Kumohon berbahagialah.
Semoga kita bertemu dikehidupan selanjutnya dengan kisah yang lebih baik.
Jangan menyalahkan dirimu sendiri atas sesuatu yang menimpaku.
Aku hanya lelah, dan ingin beristirahat dengan damai ~ ..
Aku Mencintaimu, Kim Mingyu. Suamiku.Jeon Wonwoo
Tepat dihari Wonwoo pergi dari rumah yang sudah mereka tempati selama kurang lebih dua tahun, dan dihari itulah Wonwoo sengaja menabrakkan diri disaat mobil truk bermuatan lebih melaju dengan kencang kearah yang berlawanan dengannya.
.
..
FIN
Ma'afkan aku yang buat karakter Wonwoo terlalu bodoh dan lemah karena dibutakan cintanya Kim Mingyu disini..