Wonwoo mengutuk dirinya sendiri karena kekasih bodohnya. Sungguh, harusnya dia mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi.
Ini masih di area kantor, bagaimana bila kegiatan mereka terlihat dari luar atau seseorang sengaja mengetuk pintu mobil karena adanya pergerakan aneh dan mencurigakan.
Wonwoo tidak mau ambil pusing, yang harus dilakukannya adalah bagaimana menghentikan aksi Kim Mingyu yang saat ini tengah menggerayangi lehernya dengan lidahnya yang panas.
"Mmhhm,, Mingyu hentikan! Kita bisa saja ketahuan bodoh."
Namun, bukan Kim Mingyu namanya bila tidak keras kepala.
Dia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia mau ㅡbegituㅡ."Sayang, diam dan nikmati saja! Aku benar-benar sudah tidak tahan."
Tangannya bergerak liar hendak membuka sweater babyblue yang Wonwoo kenakan. Tentu saja Wonwoo kelabakan, Kim Mingyu dengan nafsu gilanya memang benar-benar mengerikan.
Yah, walaupun Wonwoo menyukainya sih.Hehe
Tapi untuk sekarang Wonwoo sungguh tidak habis pikir bagaimana Mingyu terlihat sudah sangat bernafsu. Matanya berkilat menyala dan Wonwoo bisa merasakan itu.
"Kumohon, Aku tidak mau kita berakhir konyol disini karena ketahuan Mingyu. Kita bisa melanjutkan di apartemenmu, dan kau bisa menghajarku hingga puas." Senyuman polos tapi diartikan menggoda oleh Mingyu terpatri di bibir kissable Wonwoo. Sial, Mingyu semakin menegang.
Mingyu meraup bibir Wonwoo yang selalu menjadi candunya, menjilat lalu mencari akses untuk masuk ke rongga hangatnya sebelum Wonwoo memukul dadanya karena terlalu sesak. Gila, Mingyu memang seorang goodkisser.
.
.
Katakanlah Mingyu itu mesum, iya memang begitu. Sesuatu dibagian selatannya sudah meronta hanya karena melihat Wonwoo menggunakan sweater kebesaran, celana jeans berwana navy dan sepatu kets berwarna putih polos.
Baginya, melihat wanita cantik dan seksi memakai pakaian terbuka dan memperlihatkan bentuk tubuh serta lekukan yang menonjol tiada apa-apanya bagi Mingyu, bahkan dirinya tidak bernafsu sama sekali. Dibandingkan melihat Wonwoo tampil menggemaskan dengan sweater atau hoodie kebesaran hingga jari lentik dan cantiknya tenggelam diantara lengan bajunya. Ugh Mingyu serasa ingin menculik Wonwoo lalu mengurungnya didalam kamar dan bercinta hingga mereka benar-benar lelah.
Mereka tiba di apartemen Mingyu dengan tergesa. Karena Wonwoo adalah anak yang berbakti kepada orang tua jadi dia menurut ketika ibu dan ayahnya mengatakan untuk tetap tinggal di rumah bersama mereka hingga menikah, dan ikut suaminya atau membeli rumah baru bersama istrinya nanti. Dan sepertinya Wonwoo akan memilih opsi yang pertama kelak.
Selesai memasukkan password dengan terburu, Mingyu segera melucuti pakaian yang Wonwoo kenakan begitu juga sebaliknya.
Mingyu menggendong Wonwoo dengan posisi berhadapan jadi jangan salahkan jika penis keduanya bergesekan."Ugghh," keduanya melenguh nikmat. Mingyu dengan tergesa memasukkan penisnya ke lubang Wonwoo, lalu mendiamkannya untuk sekedar membuat Wonwoo terbiasa akan kehadirannya.
"Sayang, ma'afkan aku. Tapi aku sungguh tidak bisa menunggu lebih lama lagi." Mingyu berujar lembut, membelai wajah Wonwoo dengan penuh perasaan. Mingyu bersumpah dirinya sangat mencintai pria didepannya, bahkan dia rela menukar apapun asal Wonwoo tetap berada disisinya.
Wonwoo terenyuh, bagaimana Mingyu memperlakukan dirinya selembut kapas.
Posisi Wonwoo sekarang bersandar di dinding masih dalam gendongan dan Mingyu mengukungnya. Sedangkan keduanya masih menyatu dibawah sana.Menggoda Wonwoo mungkin tidak ada salahnya, jadi dengan jahilnya Mingyu memutar sedikit pinggulnya dan Wonwoo mendesah pelan.
"Ahhnnn Mingyu."
Wonwoo memejamkan mata erat, menggigit bibirnya sensual.
Sial, Mingyu ingin langsung menghentak dengan kencang.
"Akkhhh, Mingyuuu. Jangan menggodaku cepat gerakkan pinggulmu uughhh .."
"Sayangghh, jangan salahkan aku jika nanti tidak bisa berhenti."
Mingyu menggendong Wonwoo ke kamar masih dengan posisi yang sama. Bercinta sambil berjalan sepertinya menyenangkan.
"Nyahhhh, Mingyuuu.."
ㅡFINㅡ