"Aku sudah menemukan orang yang aku cinta Di"
Deg. Jantung Diah seakan berhenti berdetak untuk beberapa saat.
"Oh ya? Selamat kalau begitu Frank", kata Diah sambal tersenyum, menutupi rasa sakit hatinya.
Diah mencoba menahan perasaannya, mencoba agar tidak menangis di hadapan Franki.
Franki diam saja, dan Diah pun bertanya lebih lanjut.
"Namanya siapa Frank?"
"Nidia. Aku kenal sama dia di tempat kerja. Dia baru menjadi sekretaris aku Di"
"ooo... Kapan-kapan kenalin aku ke Nidia ya Frank"
Sunyi sesaat.
"Franki, maaf, karena kamu kasih taunya mendadak, aku minta waktu sebentar boleh? Aku harus mencari tempat tinggal yang baru Frank"
"Tidak masalah"
"Aku akan memindahkan barang-barangku ke kamar tidur tamu Frank"
Huff... Akhirnya pemindahan barangnya selesai juga.
Diah mengelus perutnya yang masih rata, dan berujar dalam hati,
"Ternyata hanya akan ada kita berdua. Papa sudah menemukan cintanya, dan sayangnya itu bukan mama Dek."
Tidak terasa air mata menetes dari sudut matanya. Diah pun mengingat kembali masa lalu.
"Flashback ON"
Diah dan Franki sudah berteman sejak lama. Mereka sudah saling mengenal sejak kuliah. Saat itu umur Franki sudah 32, dan Diah 29.
"Diah, kamu ada orang yang disuka?"
"Masih belum nih Frank. Padahal Mami udah ngejar-ngejar terus suruh nikah"
"Kamu mau nikah sama aku?"
"Ha? Kamu lagi bercanda Frank?"
"Engga, aku serius Di. Aku belum menemukan cintaku, dan aku gak yakin akan menemukannya. Dan orang tuaku juga mengejar-ngejar aku supaya cepat nikah"
"Hm... Franki, kamu mikir gak sih, kalau tiba-tiba setelah nikah aku atau kamu ketemu orang yang disuka gimana?"
"Kita cerai Di."
"Kamu udah gila ya Frank? Kamu kira nikah itu main-main?"
"Enggak Di. Aku udah pikirin dengan baik. Menurut aku ini menguntungkan untuk kita berdua. Selagi menunggu orang yang kita suka, kita bisa menjalin hubungan sementara. Dan kita juga tidak dikejar-kejar lagi"
"Sorry Frank, tapi aku gak bisa"
****
"Diah, sini mama mau ngomong sebentar""Ada apa ma?"
"Kamu kok punya pacar gak bilang-bilang sih?"
"Pacar?"
"Ih kamu tuh, pura-pura gak tau. Itu si Franki"
"Maksud mama?"
"Mama seneeng banget. Kemarin Franki datang untuk melamar kamu."
"Mama, Franki belum ngomong ke aku. Aku bicarakan dengan Franki dulu ma"
"Mama gak mau tau Di, kamu harus nikah sama Franki. Kamu udah umur berapa Di? Hampir 30. Pokoknya kamu harus nikah sama Franki.
****
"Kurang ajar kamu Frank. Berani-beraninya kamu ke melamar aku ke orang tuaku""Aku gak punya cara lain Di"
"Aku udah bilang gak mau, kenapa kamu tetap maksa? Kamu bisa kan pilih cewek lain selain aku. Cewek yang setuju dengan kondisi pernikahan ini?"