Note 1: She's Anna

41 6 0
                                    

Kriiiiinnngggg......!!!!

Duh berisik banget sih!

Kriiiiinngggg!!!

Aku mengangkat kepala sedikit untuk memastikan dimana letak jam weker yang terus berteriak di telingaku. Aku mengulurkan tanganku untuk meraih jam weker, hingga....

Hap!

Aku berhasil mengambil jam weker tersebut dan membantingnya ke segala arah hingga terdengar suara dentuman barang yang cukup keras. Aku tersenyum tipis dengan mata masih setengah memejam, lalu membaringkan kepalaku di atas bantal. Sudah berapa kali aku merusak jam weker milikku, dan tampaknya aku tidak akan dibelikan lagi nanti. Tapi BODO ah!

Saat aku melanjutkan tidurku, tiba-tiba terdengar suara debrakan pintu dari kamar ku. Aku tak perlu menebak siapa yang mendebrak pintuku dengan seenak jidatnya.

"Woiii Kebo! Bangun!"

Suaranya yang menggelegar itu malah membuatku menarik selimut hingga menutupi kepalaku. Beberapa detik keheningan mulai menyergap, lalu suara derap langkah mulai meninggalkan kamarku. Tampaknya dia menyerah untuk membangunkan aku. Ah tapi apa peduli ku. Bukan urusanku ji-

Byuurrr!!!

"Shiitt!! Apa mau lo!?" Teriak ku sambil bangun dari tempat tidur. Orang didepan ku hanya memasang wajah penuh kemenangan melihat aku basah kuyup di kamar sendiri.

"Gak perlu mengupat segala. Segera turun dari tempat tidur dan mandi, atau kamu mau mandi disini?" Ujarnya sambil kembali memasang wajah menjengkelkan. Dengan wajah jengkel yang tertera di wajahku, aku segera turun dari tempat tidur dan menabrak cowok yang lebih tua 9 tahun dari ku.

Oh aku belum mengenalkan diri. Nama ku Joanna Melody Oetomo, atau biasa di panggil Anna. Biasanya orang-orang gak percaya saat aku menyebutkan namaku. Mereka beranggapan bahwa nama itu terlelu imut bagi ku. Emang salah kalau aku punya nama seperti itu? Gitu-gitu pemberian orang tuaku.

Walaupun begitu aku memang menyadari kalau namaku terlalu feminim, secara orang-orang mengetahui kalau aku anaknya tomboi, dan biang masalah di sekolah. Sudah tidak asing bagi orang-orang sekolah menganggap ku Bad Girl.

Awal kelas 10 sih sering ikut berantem, tapi semenjak kelas 11 aku males berantem. Bukan karena apa, cuman lagi mager aja. Toh paling enak tidur di rumah, dari pada bonyok disana-sini. Gara-gara itu orang yang dulu sering ngajak aku berantem, malah ngejek 'cemen' lah 'cupu' lah, bahkan ada yang pernah mengejek 'gak gentle'. Yeeee.... emang gue bukan laki! Tapi selain itu emang aku masa bodo kalau orang ngatain aku apa.

Terus kenapa dulu suka berantem?

Kenapa ya? Ih Kepo! Pokoknya ada lah.

Aku bukan lah seperti karakter novel-novel bad girl, yang rambutnya suka di cat, baju seragam di ketatin, atau merokok. Aku bener-bener apa adanya. Rambut agak berantakan dan gak mau mengecat rambut dari sekarang. Alasanya simple sih, biar gak kena guru BP. Aku pernah liat salah satu murid yang agak bandel mengecat rambutnya, sudah diperingati, tapi dia ngotot eh ya sudah, sama guru BP rambutnya langsung dicat pakai piloks hitam (Aku masih sayang rambut kok X_X). Lalu seragam yang masih normal. Kalau orang lain lihat pasti aku bukan lah pembuat onar, tapi itu salah. Aku sudah gak tau berapa kali aku masuk keruang BP.

Dan, oh satu lagi. Dari kecil hingga sekarang semua orang menganggapku keturunan Tiongha, padahal jelas sekali bahwa Papa ku adalah orang jawa tulen yang kebetulan memiliki mata yang persis seperti kebanyakan orang asia timur, dan Mama adalah orang Toraja dengan kulit putih milik asia timur.

Terus tentang keluarga ku. Aku kasih sedikit ya. Kalau aku kasih tau semuanya gak bakalan seru. Di mulai dari cowok yang seenaknya nyiramin saat enak-enaknya tidur. Dia adalah Kakak ku paling nyolot, sok kegantengan, sok tau dan lain-lain yang males aku uraikan satu-satu.

How Close You Are [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang