Chapter 4 - Ending

18 1 0
                                    

"Hai Rania.." Andi menyapaku saat aku berjalan sendirian. 

"Apa?!" Aku menjawab dengan ketus. 

"Kamu kenapa sih? Lagi dapet ya?" 

"Dapet apaan sih?! Udah deh, jangan ganggu aku!" 

"Mmm.. Kamu mau denger cerita aku gak?" 

"Kalo mau cerita, cerita aja," 

"Tadi Rasya curhat sama aku.. katanya saat dia ada di Singapura, dia sering dengerin lagu justin Bieber, padahal dia gak suka Justin Bieber. Katanya, kalau dia lagi dengerin lagunya, dia suka inget sama kamu. Kata dia juga, waktu Justin Bieber konser di Singapura, dia bela-belain nonton loh!" 

"Trus apa hubungannya sama aku?!" 

"Yeehh.. dengerin dulu dong, lalu dia minta tanda tangannya demi kamu!" 

Aku kaget. Aku tahu Rasya itu paling tidak suka JB. malah, dia tergabung dalam komunitas Haters-nya JB. Tapi kenapa tiba-tiba dia suka dengerin lagunya? Ya, selama dia di Singapura dia selalu inget aku. Rasya, kamu benar-benar membingungkan! 

XXX 

Aku duduk termenung. Sendiri, sambil mengamati itik-itik yang sedang berenang dengan induknya didanau. Aku selalu disini kalau ada masalah. Kalau ada dikamar, ditaman sekolah, ya.. disini. Kadang aku menangis, kadang aku melamun disini. Disini sangat sepi. Jadi aku bisa menangis sepuasnya disini. Tapi suasana berubah saat dia datang.. 

"Rania.. kamu gpp?" 

Rasya lagi, Rasya lagi. Kenapa dia selalu menggangguku? 

Ketika dia akan duduk, aku refleks akan berdiri dan pergi dari situ. Tapi tangan Rasya mencegaku, lalu dia berkata, "Jangan pergi Ran. Aku cuma mau memberikan ini sama kamu," 

Lalu dia menyodorkan sebuah poster Justin Bieber yang sudah ditanda tangani. Dan yang paling membuat aku lebih terkejut, disana juga tertera namaku. 

"Darimana kamu dapetin ini?" 

"Kamu duduk dulu," 

Lalu aku duduk dan memandangi poster itu. 

"Kamu tau gak, aku dapetin itu setelah desak-desakkan sama cewek-cewek Singapur. Tapi akhirnya, aku bisa juga dapetin tanda tangannya. Dan aku bilang sama si JB itu, bahwa aku minta tangannya buat pacar aku. Kamu suka gak?" 

Aku terharu. Sebegitu sayangnya kah dia sampai harus melakukannya? Aku merasa bersalah padanya. 

"Oh ya, aku juga foto bareng dia. Aku takutnya, kamu gak percaya, jadi sekalian aja foto bareng dia. 

Aku meraih foto itu dari tangannya. Kuamati foto itu. Ada 2 orang lelaki disana. Yang satu mengenakan topi dan memakai kaus warna ungu sambil merangkul orang disampingnya. Ya, itulah Rasya. Sambil memegang poster yang aku pegang sekarang, dia terlihat lelah. Mungkin karena habis berdesak-desakkan seperti yang dia katakan. Dia terlihat sangat lucu memakai baju berwarna ungu bergambar dan bertuliskan "Justin bieber". 

"Kamu lucu.." Kataku. 

"Iya, tapi aku malu juga pake kaos itu. Apa kata temen-temenku dikomunitas kalo tau aku pake baju kayak gitu! Tapi aku rela, karena semua itu buat kamu.." 

"Mmm.. So sweet.." Aku langsung memeluknya. 

"Makasih ya.." 

"Ya sama-sama.." 

Aku melepaskan pelukanku darinya. Dan kami pun saling berpandangan. 

XXX

Ya, disinilah aku. Ditempat biasa. Bulan, nyamuk-nyamuk dan jendela ini yang menemaniku. Inilah aku yang selalu duduk termangu disini. Kali ini, dengan perasaan yang lebih baik. 

~SELESAI~

Rengasdengklok, 20 April 2011

--- 

Liat kan tanggalnya? Udah 2 tahun lebih baru diposting.. maaf kalo ending nya jelek dan sedikit, ini kemampuan terbaik aku dalam menyelesaikan cerita ini -gaje banget deh-. Next story on going ya.. see ya! :D

Maaf ya ceritanya pendek dan jelek.. Lain kali insyaallah lebih panjang^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Akhir PenantiankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang