Remember

2.5K 143 23
                                    

Namaku Hendra Setiawan umur 30 tahun dan mempunyai seorang istri cantik bernama Liliyana Natsir, kini usia pernikahanku sudah menginjak dua tahun.

Namun belum ada tanda tanda akan keberadaan malaikat kecil yang menjadi pelengkap rumah tanggaku dengan Lily. Ahh.. mungkin Tuhan masih belom mempercayakan itu pada kami.

Tidak apa-apa, Sabar!

***

"Kau sudah pulang Hend"

Dengan senyuman yang tersunging di bibir mungilnya, Lily menyambut kedatanganku pulang dari kerja.

Inilah salah satu alasanku senang pulang kerumah.

Aku hanyalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan Yang lumayan besar di Ibukota. Bukan seorang CEO ternama sebab, aku bukanlah anak orang kaya.

Dia, Liliana Natsir yang selalu menyambut kedatanganku dengan tangan terbuka.

Selalu menanyakan apakah aku sudah Makan dan dia orang yang paling Cerewet jika aku telat Makan, dia yang tak pernah absen menayakan keadanku, dia.. yang tak pernah bosan mendengarkan keluh kesahku, dan dia.. Istriku, istriku yang kucintai.

***

"Sayang, kenapa senyum senyum terus? " Tanyaku bingung. sambil mendaratkan pantatku untuk duduk di ranjang.

Aku heran sejak tadi Lily terus tesenyum, membuat gigi putihnya terekespos dengan sempurna.

"Ada hal yang ingin ku tunjukan padamu Hend" Jawab Lily.

"Apa?" Aku sungguh penasaran.

Lily menyodorkan selembar kertas putih, aku mendongkak menatap Lily yang berdiri didepanku, menerima kertas itu dan mulai membaca apa isi di dalamnya. Mataku terbelalak lebar ketika melihat tulisan bagian bawah yang sengaja di pertebal. Aku menatap Lily dengan pandangan tak percaya.

"Sayang, Kau Hamil?" Tanyaku, dan di angguki cepat Olehnya.

"Berapa Bulan?" Tanyaku dengan mata berkaca kaca,Terharu.

"Empat minggu" jawab Lily, senyumnya tak pernah berhenti menghiasi wajahnya.

Aku tahu Dia terlalu bahagia, sama sepertiku.

Oh Tuhan.. terima Kasih kau telah mempercayakan malaikat kecil untuk kami, aku bahagia. Amat sangat bahagia.

Tak henti hentinya ku kecupi seluruh wajah Istriku, hingga membuatnya cekikikan mirip anak kecil bikin aku makin gemas untuk menciumnya.

"Aku bahagia, Sayang" Ku rengkuh tubuh istriku yang kelewat mungil ini.

"Aku juga, akhirnya aku bisa menjadi seorang Ibu" Lily membalas pelukanku dengan erat.

***

Kini usia kandungan Lily sudah menginjak lima Bulan, di Bulan Bulan itu aku harus di repotkan dengan aneka macam permintaan Lily.

Biasa Lagi ngidam! Jadinya mintanya yang macem macem, dan itu membuatku harus ekstra sabar untuk menghadapi sifat Lily yang Labil.

"Hend, apa kau tau dimana sisirku. Aku lupa menaruhnya dimana" Ucap Lily Polos.

Dan.. Yaa dia mulai menjadi pelupa sekarang!

Apakah Lupa juga termasuk dari hormon ibu hamil? Selain sensitif dan mudah marah?

"Bukankah biasanya kau taruh di meja rias, sayang" ucapku , dan ikut membantunya mencari apa yang di perlukan istriku.

"Nah ketemu" Aku menyerahkan sisir itu pada Lily.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang