Seorang wanita usia lanjut berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Entah sudah berapa kali dia menjadi wakil untuk keponakannya yang sering menjadi pasien di rumah sakit ini. Bukan karena menderita penyakit serius atau apapun itu. Tapi...
Akhirnya dia sampai di sebuah depan pintu rawat inap. Setelah meminta ijin untuk masuk dan membuka pintu, apa yang di liatnya membuat hatinya miris.
Seorang wanita cantik duduk termenung sambil melihat taman di luar jendela kamarnya. Entah apa yang ada di pikirannya, seakan dirinya tidak ada di ruangan tersebut. Sunyi senyap, hanya ada suara jam dinding yang menemaninya.
"Clover.."
Tidak ada jawaban darinya, kedua kali tetap tidak ada. Sampai ia menghampiri keponakannya tersebut dan menepuk pelan pundaknya.
"Aku... gagal lagi. Seakan Tuhan tidak mengijinkanku untuk berada di sisi-Nya." ucap Clover.
"Mau sampai kapan kamu terus-terusan mencoba bunuh diri nak? Apa semua masalah akan selesai begitu saja?" tanya sang bibi.
"Sekiranya aku tak perlu merasa sakit dan kesepian ini lagi..." jawab Clover.
"Bibi sudah bilang berapa kali untuk ikuti terapi secara rutin dengan bibi, tapi kamu selalu ingkar janji tanpa memberi kabar."
"Tetap saja, itu tidak berguna untukku. Aku hanya ingin... pergi."
Hanya ada helaan nafas dari bibinya. Sudah sering dia membujuk dan memberi nasihat pada Clover, tapi tidak pernah di gubris olehnya.
"Tolong tetaplah mencoba untuk hidup, meskipun bukan untuk dirimu sendiri tapi pikirkan keluargamu juga."
Setelah mengatakan hal tersebut, tetap saja hanya dianggap angin lalu olehnya. Dia sudah menganggap Clover seperti anak kandungnya sendiri. Jadi setiap hari dia selalu khawatir akan keadaan keponakanya tersebut.
"Baiklah, bibi ada urusan penting sebentar. Setelah itu aku akan mengunjungimu lagi nanti sore. Mungkin nanti siang ibumu akan datang menjengukmu. Tolong baik-baiklah dengannya, okay?"
Clover hanya menengokkan kepalanya sedikit lalu kembali pada lamunannya lagi.
Setelah bibinya pergi, Clover hanya bisa tertawa miris tentang apa yang bibinya bilang tadi. Bahwa ibunya akan menjenguknya dan itu membuat dia ingin sekali pergi dari dunia ini...
>>>>>>>>>>>>
"Haii..
Sebenernya aku nulis cerita ini gara2 terinspirasi sama manga yang aku baca waktu itu. Terus pengen deh bikin versi novelnya, karena gak semua orang suka baca manga kan??
Oleh karena itu aku minta maaf kalau aku kurang pengalaman dalam hal menulis novel, hehehe..."
KAMU SEDANG MEMBACA
If Your Heart's Not In It
Romance"Aku takut.. saatku melihatnya, aku ingin tetap bertahan hidup." "Terima kasih atas hari selasa yang ku lalui bersamamu."