CHAPTER 4

1.2K 78 2
                                    

Disclaimer : MK

Pair : Naruhina

Genre : Romance, hurt/comfort

  AmeliaMP Present

  CoLA

  Pagi ini Hinata sudah boleh keluar dari RS Konoha. Meski begitu, raut muka sang Hyuuga ayu itu tak terlihat senyum indah menawan yang biasanya terpancar di sana. 

  Hiashi, Hikaru, Hanabi dan Neji yang melihatnya juga tak tega. Apalagi, Hyuuga satu ini sekarang menjadi susah diajak bicara. Dan tak ingin keluar dari kamarnya. Hal yang membuat sang adik, Hanabi, menjadi khawatir padanya.

  "Nee-sama... Ayolah, kita makan dulu..."

  "Aku tak lapar, Hanabi" Suara Hinata terdengar parau meski terhalang pintu kamarnya.

  Hanabi hanya menghela nafas gelisah. Kakak cantiknya itu masih sangat terpuruk perihal menghilangnya Naruto. Mengingat saat dimana sang kakak menangis histeris, membuatnya tak bisa membendung kembali air matanya.

"Hiks.. hiks.." isakan kecil Hanabi mengudara di depan kamar Hinata.

  "Nee-sama.. Kumohon.. Hiks, makanlah...Aku,hiks,sangat khawatir~"ujarnya dengan sesenggukan.

  HINATA POV ON

  Naruto-kun. Dimana kau?? Mengapa kau menghilang... Tak tau, kah, kau??? Aku sangat merindukanmu. Mengapa kau tak muncul?? Aku menangis di sini, dan kau seharusnya ada di sini.....

HINATA POV END

NORMAL POV

  Hinata terus menelungkupkan wajahnya yang terlihat kusut di bantalnya. Sekelebat ingatan tentang kekasihnya itu menerpa dirinya.

    "Kau sangat manis Hime...."

   "Saat menikah nanti, aku meminta lebih, Hime..."

    "A-ah,, a-aku men-mending d-di hat-hati kamu ajah, deeehhh"

    "Yah, aku percaya. Hanya saja aku takut kehilanganmu.."

    "Kau juga jangan mau kulepas, apalagi memintaku meninggalkanmu... Aku tak bisa hidup tanpamu Hinata."

    "Tidak akan, Hime... Tapi aku bahagia, itu berarti kau sangggaaat mencintaiku, ne???"

  "Jangan takut. Aku takkan pergi dari sisimu, ataupun melepaskanmu. Aku pasti akan selalu ada untukmu.."

   "And I will always beside in you. Thankyou for loving me, Hinata."

   "Kau akan tau nanti, Tsuma..."

    "Listen, baby.. I'm nuts about you... Jangan berpikir aku meninggalkanmu, hm??"

   Liquid itu lolos dari amethyst miliknya. Mengingat itu semua, membuatnya teringat kembali

  Semua pikiran akan Naruto semakin membuatnya terpuruk. Andai saja waktu itu ia tak menerima ajakan Naruto kencan. Andai saja ia tak tertidur. Andai saja.... Hanya andai saja... Yang tak mungkin bisa dikembalikan lagi oleh sang waktu.

   "Nee-sama... Ayolah, kita makan dulu" suara adiknya terdengar dari pintu kamar.

   "Aku tak lapar, Hanabi" jawab Hinata dengan parau. Perutnya tak ingin menerima makanan sekarang, saat sang kekasih tidak diketahui keberadaannya, bagaimana dia bisa makan?

    "Hiks.. hiks.."

    DEG

  Apa dia mendengar suara isakan?? Hanabi, kah??

  "Nee-sama.. Kumohon.. Hiks, makanlah...Aku,hiks,sangat khawatir~" ujarnya dengan sesenggukan di balik pintu.

  'Apa yang kulakukan?? Pasti semuanya khawatir' batinnya sesal.

  Dengan segera, dihapusnya air matanya dan segera mencuci muka. Lantas membuka pintunya. Terlihat Hanabi yang masih terisak.

   Hinata tersenyum sedih, dan menggelengkan kepala, lantas menghapus air mata sang adik.

   "Gomenne, Hanabi. Nee sedang sangat terpukul. Maaf sampai membuat kalian sedih..." ujar Hinata.

  Hanabi menggeleng dengan antusias. Dihapusnya sisa air matanya.

  "Iya, aku sedikit maklum. Tapi jangan sampai menyakiti diri sendiri, ne... Kami benar-benar khawatir"

   Hinata mengangguk.

   "Ayo, ke meja makan..."ajak Hinata.

         ¤¤¤¤¤¤¤§§§§¤¤¤¤¤¤¤

  "Kau sudah baikan??"

 

  "....."

  "Masih merasa pusing??"

  Lagi-lagi tak terdengar jawaban.

  Helaan nafas terdengar. Perempuan itu berjalan mendekat.

  "Setidaknya katakan sesuatu..."

  "Aku ingin sendiri" suara terlampau lirih terdengar dari lawan bicara.

  "Baiklah...."

  Dengan segera, perempuan itu beranjak keluar, meninggalkan lawan bicaranya sendirian.

   'Mungkin aku harus memberinya waktu privasi...' batinnya.

  Sedangkan lawan bicaranya terlihat menundukkan wajahnya. Matanya terlihat kosong. Kepalanya terasa berdenyut. Sebuah gambaran terpampang di hadapannya. Dan tak ia mengerti.

   "Kau.... sebenarnya siapa?? ore no hime??"

      ¤¤¤¤¤¤¤§§''§§¤¤¤¤¤¤¤¤

    "Hi-hinata????"

  Neji tentu saja terkejut melihat perwujudan adiknya itu di ruang makan. Begitupun orang tuanya.

  "A-apa yang kau lakukan??" tanya Neji.

  Hinata cemberut.

  "Moouuu... Apa aku sudah tak dianggap lagi, sampai kalian melihatku seperti melihat hantu saja??"

  Neji gelagapan. Otaknya masih mencerna kejadian ini. Adiknya yang terpuruk muncul di ruang makan. Tak ada yang aneh, sih,, tapi-

    -ADIKNYA????!!!!!

   ADIKNYA, HYUUGA HINATA?????

   "Ck, berhenti menatapku seperti itu, nii-san!!!" Hinata menatap sebal sang kakak.

  Neji mengerjap. Benarkah adiknya sudah kembali??? Tapi-

  "-Hinata, kau sudah baik??" tanya Neji, menyuarakkan isi pikirannya.

  "Aku baik. Sudahlah, Kaa-sama, aku lapar...." ujar Hinata manja.

  Hikaru yang memang tak ambil pusing, tersenyum lembut dan menyuruh sang anak untuk duduk, dan diambilkan makanan.

  'Semoga kau terus seperti ini, Hinata.. Kami juga akan berusaha menemukan Naruto' do'anya dalam hati.

TBC

  HAI HAI HAAAAIIII!!!! ADA YANG KANGEN SAYAAAA??????? #Nggak. #pundung #nangislebay. Ok, maafkan saya yang "menelantarkan" cerita ini. Jujur semangat saya hilang entah kemana.

  Maaf juga, karena saya jadi penulis yang tidak produktif. Saya sadar itu. Kalau emang lagi pengen update, saya juga sadar, semakin ke sini semakin dikit ceritanya(termasuk vomment).. :'( :'(  Yaaahhh,,, semoga saja tidak akan bertahan lama.....

  Mohon terus dukungannya, karena dukungan kalianlah semangatku.

  Jangan lupa vomment, ya, guys!!!

akhir kata

ARIGATOU GOZAIMASU MINNAAA

Sign Out

AmeliaMP

Complicated Love AGAIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang