Seperti yang kita ketahui, aspek - aspek dalam banyak hal di Indonesia berkembang dengan pesat. Masuknya hal hal baru memicu adanya perilaku dan sifat baru juga yang berkecenderungan. Tak terbendung juga lajur perkembangan dalam aspek pertelevisian di Indonesia.
Dalam perkembangannya, media yang menghadirkan audio dan visual yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para penontonnya ini ditemukan pada sekitar tahun 1883 - 1884, namun baru diperkenalkan ke Indonesia sekitar kurang lebih tahun 1962 yaitu bertepatan dengan adanya pelaksanaan Olahraga Asia IV (Asian games IV) di Jakarta. Tepatnya pada tanggal 24 Agustus 1962, televisi diresmikan oleh Soekarno dengan memunculkan stasiun televisi pertama di Indonesia dengan nama Televisi Republik Indonesia (TVRI), yang bertujuan utama untuk meliput semua kejuaraan dan pertandingan selama pesta olahraga Asian Games berlangsung. Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia semakin marak sejak pemerintah mengeluarkan izin kehadiran televisi swasta yang mengudara pada tahun 1989 dan setelah itu muncul kurang lebih 10 stasiun televisi swasta nasional. Di samping TV swasta nasional, banyak pula bermunculan Stasiun TV lokal atau wilayah, antara lain JTV di jatim, CTV di Banten, Fajar TV di Makassar, Bali TV di Bali, dan banyak lagi TV swasta daerah lain.
Melalui televisi kita dapat mengetahui infomasi informasi terkini dari seluruh penjuru dunia, mendapatkan hiburan pelepas penat, menambah wawasan, salah satu sarana edukasi, dan banyak hal yang bermanfaat lainnya. Di samping banyaknya kelebihan dan manfaat, televisi juga mempunyai kelemahan dan kekurangan. Contoh kekurangan tersebut seperti membuat orang yang menontonnya menjadi lupa waktu, dan juga jika acara tersebut tidak mendidik, akan membentuk akhlak yang tidak baik. Dan mirisnya di Indonesia dampak negatif televisi dan acara acaranya lebih mendominasi dari dampak positifnya. Sebenarnya televisi tidak terlalu memberikan dampak yang berarti kepada para penontonnya, tapi tayangan tayangannya lah yang memberikan dampak yang sangat berpengaruh. Baik berpengaruh terhadap mental maupun terhadap perilaku seseorang.
Dari tayangan yang notabennya sebagai sumber informasi, tayangan yang lebih banyak menghiburnya ketimbang manfaatnya, tayangan sinetron yang hanya menonjolkan kesombongan semata, sampain tayangan talkshow yang malah membicarakan masalah pribadi seseorang. Dan bisa dikatakan tayangan televisi Indonesia hanya mementingkan rating dibandingkan dengan kualitas dari siaran itu sendiri.
Jadi, sudah pantaskah tayangan pertelevisian Indonesia sekarang? Sudah pantaskah tayangan tayangan yang harusnya tidak ditonton anak di bawah umur tapi malah ditayangkan di jam jam anak di bawah umur bisa menonton? Sudah pantaskah suatu tayangan anak anak muncul di waktu belajar anak tersebut? Sudah pantaskah tayangan yang seharusnya tidak ditayangkan tetapi malah mendapatkan rating yang tinggi? Sudah pantaskah tayangan yang tidak melenceng sama sekali tetapi mendapat sensor di setiap menitnya?
Jawabannya tergantung dari bagaimana kalian menanggapi dan menyikapi itu semua. Boleh jadi setiap orang mempunyai opini yang berbeda beda. Tidak ada yang salah dan disalahkan disini. Tetapi jika kalian tidak ada niat sedikit pun untuk memperbaiki Indonesia dalam segala aspek, apakah dirimu jauh lebih berkualitas?^^
+ڢ{
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudah Pantaskah Tayangan Pertelevisian Indonesia Sekarang?
RandomOleh Rachma Syifa X IPA 7