MTT-2

213 15 1
                                    

Sorry for typo(s)..

Dikediaman Pradipta yang setiap harinya selalu terjadi kegaduhan yang disebabkan oleh lelaki berbadan tegap, tampan, berkulit sawo matang, dengan alis tebal dan matanya yang indah yang selalu memanjakan siapapun wanita yang melihatnya. Yap, siapa lagi kalau bukan Adelard Khariqil Pradipta dan adik cantiknya yang mempunyai tubuh SB(sedikit besar), dan juga mempunya banyak tingkah jail yaitu Dhisa Teresia Pradipta.

"Woy kak, dih gitu aja ngambek" ucap Dhisa yang sedang berlari mengejar Adelard yang telah berjalan meninggalkannya karena ulah si adik yang jail.

Adelard berjalan menuju mobilnya dengan tangan yang disisipkan ke dalam saku celana seragam yang ia kenakan.

"Lagian lo juga, kayak ga ada kerjaan aja ngapain sepatu gue lo lempar ke kolam ikan, emang sepatu gue makanan ikan?" Cetus Adelard kesal sambil membuka pintu mobilnya dengan kasar. Sorot kekesalannya tidak pernah absen jika ia berhadapan dengan Dhisa. Membayangkan wajah Dhisa saja ia merasa mual ia bahkan pernah berfikir kenapa dirinya harus memiliki adik yang bawel, jail dan cerewet seperti itu.

"Yah maaf, elo sih ngapain coret tas baru gue kayak nggak ada kerjaan aja" oceh Dhisa yang barusan berlari mengikuti kakaknya.

"Terserah, naik cepet, atau gue tinggalin.. dan oh ya gue lagi marah sama lo gara-gara lo kita udah terlambat ke sekolah" ucap Adelard sambil melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukan pukul 07.45 menit, yang sudah sangat pasti mereka akan terlambat.

Dhisa hanya mendengus kesal sambil menuntun jalannya ke pintu mobil.

Keheningan menyelimuti keduanya di raasepanjang jalan membelahi kota Jakarta. Yang terdengar hanyalah alunan musik genre klasik kesukaan Adelard.

"Hening, berasa di kuburan" sindir Dhisa sambil pura-pura menatap ke luar jendela mobil. Keduanya sama-sama santai tidak ada satupun yang panik karena jam masuk sekolah yang telah menjadi kebiasaan bagi mereka datang ke sekolah terlambat.

"Kalau berasa di kuburan, berarti lo dong setannya" sahut Adelard sambil tersenyum dengan artian buruk dan pandangannya yang lurus kedepan.

Dhisa melotot kerah kakaknya, kemudian memutar bola matanya.

"Whatever lah, kan lo selalu benar di mata para fans lo yang gila, alay, dan bla-bla-bla, mirip sih sama lo" sungut Dhisa sambil mulai menyibukan dirinya dengan memainkan handphonenya.

"Ngomong aja terus.. ampe Michael Jackson bangkit dari kuburannya" cetus Adelard kesal.

"DIH BIASA AJA KALI KALAU..." Celoteh Dhisa yang langsung dipotong Adelard.

"Turun gih udah nyampe nyerocos mulu lo" tukas Adelard sambil melepaskan seatbeltnya.

Dhisa hanya bisa menatap kakaknya sambil menggerutu kesal.

***

Author POV

Keadaan luar sekolah sunyi senyap namun tidak dengan di dalamnya.
Karena parkiran sekolah SMA Merpati Jaya yang sedang direnovasi, akhirnya para murid yang membawa kendaraan bermotor memarkirkan kendaraan mereka di halaman kosong luar sekolah.

"Dih ngapain lo markirin mobil jauh banget bukannya kata lo sekolah kita sekolah elit, masa nggak punya parkiran" Ucap Kinaya sambil mengedarkan matanya ke sekeliling halaman yang penuh dengan kendaraan-kendaraan mobil, maupun motor.

"Yakali. Parkiran sekolah kan lagi direnovasi" ucap Adella sambil melihat jam tangan pink kesukaannya.

Kinaya pun mengikuti hal yang dilakukan oleh kakaknya.

Mereka berdua melirik bersamaan, dan seketika suara seriosa mereka berdua keluar.

"AAAAA!!!" teriak Adella dan Kinaya bersamaan.

"KITA Terlambat Bego" lagi lagi mereka mengucap bersamaan.

Untung saja mereka di dalam mobil jadi tidak terlalu mengganggu.

Keduanya panik, dan turun dari mobil dengan tergesa-gesa. Kalau saja Kinaya tidak mengontrol keseimbangannya dengan baik, mungkin saja ia sudah jatuh.

Melihat gerbang sekolah yang telah tertutup rapat, membuat kedua kakak beradik itu lebih mepercepatkan langkah mereka.

"Yaelah pak, baru 15 menit aja gerbangnya udah ditutup" celetuk Kinaya dengan mata memelas sambil menghentakkan kakinya, saat ia telah sampai di depan gerbang.

"Oh, adek murid baru ya?" Tanya Pak Satpam dibalik gerbang.

"Iya pak" jawabnya dengan nafas yang belum teratur, begitupun dengan orang disebelahnya.

"Yaudah masuk sana acara mosnya sudah dimulai" ucap Pak satpam.

"Oke makasih Pak" ucap Kinaya.

"Pak... Tunggu saya juga murid baru!" ucap seorang gadis yang seumuran dengan Kinaya sambil berteriak.

Terlihat Dhisa yang sedang bersusah payah mengatur nafasnya sambil berlari, di dampingi oleh kakak tersayangnya siapa lagi kalau bukan Adelard.

Adelard terlihat sangat-teramat santai, berjalan dengan wajah polos, dan tangan yang diselipkan di saku celananya. Sangat berbanding terbalik dengan yang satunya.

"Yaudah sana cepetan kalian berdua masuk" Ucap Pak satpam, ketika Dhisa telah sampai di depan gerbang.

Mereka berdua pun memasuki gerbang yang telah dibuka oleh Pak satpam.

"Good Job, ya kak" ejek Dhisa kepada Adelard, sedangkan Kinaya terus berlari mengikuti barisan-barisan di lapangan.

Adelard hanya mengabaikan ejekkan Dhisa.

"Loh pak kok nggak adil sih!!" Ucap Adella dengan nada kesal.

"Lo juga, nggak bantuin, malah diam kayak patung! " sambungnya.

Adelard hanya diam sama sekali tak berminat menjawab omelan Adella

Ia sama sekali tidak khawatir dengan hal-hal seperti ini, terlambat itu hobinya. Mengikuti apel itu hal yang paling dibencinya.

"Sudah, sudah. Lebih baik sekarang kalian masuk dan langsung menghadap ke meja piket. Awas Adelard kamu jangan coba-coba kabur." Ucap Pak satpam.

"Hm" gumam Adelard tanpa ekspresi.

"Danke, pak" ucap Adella dengan logat Jerman yang sudah terbiasa

Kemudian Adelard berjalan masuk ke gerbang, dan diikuti oleh Adella dibelakangnya.

***

More Than ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang