second chapter

23.3K 697 20
                                    

Two

Karin berjalan pelan di koridor sekolahnya, ia bingung, haruskah ia menemui daniel sekarang? Di jam istirahat kedua ini? Namun jika ia kesana apa yang akan daniel lakukan? Menyuruhnya kembali kekelas atau mengabaikannya lagi seperti biasa. Karin menghembuskan nafas pelan, ia berhenti sejenak, ia berniat memutar langkahnya dan kembali kekelasnya.

Tiba-tiba terdengar sesorang bicara "Sayang sekali ya tim basket kita kalah kemarin" karin mendekat ke arah suara itu berasal.

"Iya, aku rasa permainan tim kita kemarin bagus" jawab orang yanh satu lagi.

"Yah, aku rasA kemarin kak daniel bermain buruk" lanjutnya dengan sedikit lesu.

Karin tercengang, daniel bermain buruk? Ada apa? Biasanya dia bermain bagus. Apa yang terjadi? Apa dia sedang sakit? Karin bergegas pergi menuju lapangan basket, daniel pasti ada di sana. Namun ketika karin sudah sampai di lapangan basket, tak ada siapa-siapa disana. Lapangan basket yang biasa ramai di jam istirahat kedua menjadi sepi, mungkin ini karena mereka kelelahan sehabis bertanding kemarin, karin berniat kembali masuk ke dalam untuk mencari daniel di kelasnya. Namun..

Duk! Duk! Duk! Terdengar suara bola basket di drible, karin mencari-cari dari mani suara itu berasal, dan asal suara itu dari lapangan basket belakangnya. Karin memperhatikan orang yang mendrible bola itu, daniel, daniel sendiri. Daniel mendrible itu, dan melemparkannya ke dalam ring yang sudah agak tua. Byash! Bola yang di lepar daniel masuk tepat kedalam ring itu. Karin memperhatikan daniel, sepertinya daniel tak melihat karin yang berjarak agak jauh dari lapangan bsaket belakang. Daniel mengambil bola basket yang memantul, ia memegang bola itu dan menatapnya. Daniel mengangkat sedikit bola itu dan melemparnya keras. "Sial!" Teriak daniel.

****

Daniel mengambil bola basket yang sedang memantul-mantul di lapang, ia memegang keras bola itu, ingin sekali ia memecahkan bola basket ini. Ia kesal, kesal sekali. Kenapa ia membuat timnya kalah, kenapa ia tak dapat menembak tepat kearah ring, kenapa ia menabrak pemain lawan, kenapa.. Kenapa.. Daniel mengangkat bola itu dan melemparnya dengan sekuat tenaga.

"Sial!" Teriak danielm. Daniel menghembuskan nafas keras, keringatnya mengalir dari dahi menuju pipinya yang sedikit bengkak. Tiba-tiba bahu daniel ada yang mengusap,Daniel mengerjap dan menoleh pelan kebelakang.

"Karin.." Ucapnya pelan.

"Tak apa. Itu bukan salahmu" suara karin terdengar peran dan lirih. Daniel menatap wajah karin, ada yang berbeda dengannya, ya ada yang berbeda dengan karin hari ini, tak sperti biasanya. Tapi daniel tak tahu apa yang berbeda dengan karin, ia menatap serius kepada karin. Senyum... Pikir daniel asal. Ya! Senyum karin, dia tidak tersenyum hari ini, dia terlihat... Sedih. Tangan karin masih menempel dibahu daniel, dia juga menatap daniel yang sepertinya frustasi.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya karin pelan, kini tangan karin berpindah ke pipi kiri daniel "apa yang terjadi dengan pipimu?" Karin sedikit melebarkan matanya, tangannya menurun sedikit menuju rahang daniel "rahangmu sedikit memar"

Daniel memegang rahangnya yang sedikit sakit, namun yang ia pegang bukan rahangnya tapi jari telunjuk karin yang sedang menyentuh rahang kirinya, daniel berniat menurunkan jari karin dari rahangnya, ia memegang jari karin namun kini ia teringat jess kembali, apa jess pernah melakukan hal seperti ini? Memperhatikan dirinya sperti karin? Apa dia suka menghampiri dirinya di saat sendiri? Fikiran daniel mulai melayang-layang. Terasa sedikit gerakan tjari karin di jari daniel, karin melepaskan jarinya dipegangan daniel.

"Ah maaf" ucap daniel sambil melepaskan jari karin.

Karin mengambil sesuatu di dalam saku jas sekolahnya, ia mengeluarkan tisu.

Karin's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang