Disclaimer © Fujimaki Tadatoshi
WARNING: OOC, AU, Typo(s)
.
.
.
"Aomine bangun!"
Aomine bisa merasakan gesekan antara kasur dan ranjang tempatnya tidur saat ada beban baru yang menaikinya. Aomine masih melanjutkan tidurnya.
"Aomine bangun!"
Sekarang beban itu naik ke tubuh Aomine dan menciumi bibirnya dengan lembut untuk membangunkannya. Aomine yang merasakan lidah menjilati bibirnya malah melilitkan kedua tangannya di pinggang kekasihnya dan tidak membuka matanya sama sekali, ingin menikmati perhatian yang ditunjukkan kepadanya lebih lama. Aomine bisa mendengar Kagami menghela napas panjang sebelum kemudian meletakkan ibu jarinya di kelopak mata Aomine untuk membuka matanya secara paksa.
"Bangun!!!"
Aomine malah menggulingkan tubuhnya dan membawa Kagami bersamanya. Sekarang Aomine yang berada di atas tubuh pemuda berambut merah itu dan meletakkan kepalanya di pertemuan leher dan pundak Kagami dan melanjutkan tidur. Tak berapa lama kemudian tidur Aomine yang berharga harus meninggalkannya karena Aomine bisa merasakan kepalanya di angkat sampai sejajar dengan wajah Kagami dan di oper dari tangan kanan ke tangan kiri. Aomine kemudian memutuskan untuk bangun karena 1) terakhir kali mengecek, kepalanya masih normal kepala manusia dan bukan bola basket dan 2) Aomine hampir bisa merasakan otaknya keluar sedikit demi sedikit lewat lubang telinga.
"Selamat pagi..." sapa Aomine.
"Buka matamu dulu Aho,"
Aomine menuruti perkataan Kagami dan membuka matanya, memperlihatkan kedua bola mata berwarna biru gelap.
"Baru jam berapa sekarang, masih ngantuk sekali..." keluh Aomine.
"Sekarang sudah siang, ayam saja sudah bangun dari tadi," kata Kagami.
"Ya, tapi ayam tadi malam tidak harus menurutimu untuk lebih cepat kan?" kata Aomine sambil tersenyum sugestif ke pemuda di bawahnya.
Kagami yang akhirnya mengerti maksud terselubung dari kekasihnya, kedua pipinya langsung dihiasi dengan warna merah unyu.
"Apa maksudmu!! Dan cepat bangun, sebentar lagi mereka akan datang." kata Kagami mencoba menyingkirkan tubuh Aomine dari atasnya. Tapi Aomine tidak bergeming sedikitpun dan malah mengeratkan pelukannya.
"Mau lagi?" tawarnya ambigu.
"Mau apa?" tanya Kagami, menatap Aomine bingung.
"Katanya kau ingin merasakan lagi sperm—" Kagami cepat-cepat menutup mulut Aomine dengan tangannya untuk mencegahnya melanjutkan kalimatnya.
"Aku tidak pernah berkata seperti itu!" sanggah Kagami.
"Benarkah? Mau melihat rekamannya?" balas Aomine setelah berhasil menyingkirkan tangan Kagami dari mulutnya.
"Kau merekamnya?" tanya Kagami melotot tidak percaya.
Aomine hanya tersenyum misterius menanggapi pertanyaan Kagami. Kagami makin melototkan matanya dan wajahnya memerah karena marah—dan mungkin juga malu.
"Menyingkir!" Kagami seperti kesurupan Hulk karena tiba-tiba mendapatkan kekuatan super dan menyingkirkan Aomine sampai membuatnya jatuh ke lantai.
"Owww... Hey Kagami aku hanya bercanda," kata Aomine yang masih tersungkur di bawah dan memegangi kepalanya yang dikenalkan dengan lantai oleh Kagami.