Prolog

602 104 67
                                    

Di sebuah bukit yang dikelilingi langit senja yang sangat indah, terlihat salah seorang perempuan berdiri diatasnya. Perempuan tersebut mau bunuh diri kah? Tentu saja tidak.

Perempuan tersebut menatap lurus ke depan dengan ditangan nya memegang sebuah pesawat yang terbuat dari selembar kertas.

“Aku yakin bahwa mimpi setiap manusia itu sama. Tapi, proses dan hasilnya saja yang membedakannya. Aku harap, setiap mimpi ku bisa terwujud dan bisa menjalani nya dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan mimpi itu.” Ucap perempuan tersebut.

Perempuan tersebut kemudian melemparkan pesawat kertas dari tangannya. Alhasil, pesawat kertas tersebut terbang dengan mantapnya di udara.

Pesawat kertas tersebut semakin menjauh dan menjauh dari pandangan perempuan yang menerbangkannya tadi.

“Terbanglah dengan jauh dan bawa semua mimpi-mimpi ku itu.” Teriak perempuan tersebut kemudian tersenyum.

===

Di tempat lain, terlihat seorang pemuda tengah berdiri dihadapan seseorang yang boleh dikatakan lebih tua darinya.

Dan di tempat itu, juga banyak orang yang berlalu lalang disekitar mereka.

“Apa kamu yakin dengan keputusan mu, Nak?” Tanya seseorang pria paruh baya.

“Sangat yakin Yah. Aku sudah memikirkan nya dengan matang.” Balas pemuda tadi dengan mantapnya.

“Ibu akan selalu mendoakan yang terbaik untuk mu, Nak.” Ucap seseorang perempuan paruh baya.

“Terima kasih, Bu. Aku akan selalu mengingat apa yang dikatakan Ibu,” ucap pemuda tadi.

Kemudian, ada perempuan yang bisa dikatakan umurnya hampir sama dengan pemuda tersebut. Tetapi, umur perempuan tersebut lebih tua dari pemuda itu.

Perempuan tersebut kemudian memegang kedua tangan pemuda yang ada di hadapan nya itu.

“Kakak akan selalu merindukanmu, Dek.” Ucap perempuan tersebut sambil menahan air matanya yang mau keluar.

“Aku akan selalu merindukan Kakak juga,” ucap pemuda itu.

Pemuda itu kemudian berpamitan kepada ketiga orang tadi yang boleh dibilang adalah keluarganya. Pemuda itu tidak lupa memeluk mereka bertiga secara bergantian.

Pemuda itu pun melangkahkan kedua kakinya meninggalkan keluarganya tersebut. Tidak lupa juga pemuda itu melambaikan tangan nya kearah keluarganya.

Perlahan demi perlahan, pemuda itu mulai menghilang dari kejauhan dengan membaur bersama orang-orang yang lalu lalang.

“Tujuan ku hanya satu. Membuat mimpi ku jadi nyata. Selamat tinggal Ayah, Ibu, dan juga Kakak. Selalu merindukan kalian bertiga.” Batin Pemuda itu.

***

 

Pesawat Kertas 365 Hari (365 Nichi No Kamihikouki)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang