Alur
Memandang hawa di sebuah haluan
Tanpa kata, cukup dengan pandangan
Menjadikan seonggok kayu sebagai sandaran
Tanpa sedikitpun rasa heranAir suci membasahi wajahnya
Apakah itu kesalahan?
Berdiri mematung di belakangku
Dalam khusyuk, ku mampu tersenyumBerbaris kata-kata sang pujangga
Merubah takdir harapan kasihnya
Dalam kesucian bulan yang menenangkan
Terus berbisik sejak langit membiruNamun kalbuku mengerang kesakitan
Terjatuh di antara dua persimpangan
Ku memilih yang kanan meski membunuh jiwa
Tetaplah rasa itu tak pernah hilangMenjaga
Kubangan lumpur menggelapkan mataku
Tak mampu ku memandang setiap wanita yang dijumpa
Entah, ada apa gerangan
Kapankah aku mampu menatap sebuah paras nan indah
Bak bidadari daripada bidadariHanya dia... hanya dia yang ingin terus ku lihat
Siapa dirinya, siapa diriku?
Hatiku mengejang menatap kilauan intan di matanya
Tetap saja belum mampu mendekapnyaYa Allah, jagalah imanku
Dan tetapkanlah hatiku dengan hatinya
Ku ingin restu yang halal dari-Mu
Walaupun bukan bidadari surgaku.
Namun, ia tetap menjadi harta karun duniakuAtas Nama Cinta
Janji tetaplah janji
Sumpah tak mungkin dapat menua
Atas nama cinta, milikku padamu
Janganlah kau bawa-bawa nama TuhanHidup ini kian terasa indah nan sempurna
Bila selalu diriku disisimu setiap waktu
Hingga hembusan napas yang terakhir
Dan kita pun bertemuEngkau hela ribuan napasku
Kau kumpulkan darahku menjadi sebuah samudera
Belahlah dadaku agar kau tahu
Bahwa cinta kita sehidup sematiMuhal
Serpihan kaca terpental jauh
Sejauh perasangka seorang yang jenuh
Menggambarkan kesunyian dalam terang
Dan keramaian dalam gelapSiapalah diri ini
Untuk meminta buih yang memutih
Menjadi jutaan permadani
Seperti mana yang tertulis dalam novel cintaJuga mustahil bagiku merubah segala harapan
Merayu bintang di langit
Semua itu membuat tak termampu
Yang ada hanya noda kecil belakaGelora
Dawai asmaraku tak lagi tercipta
Mataku tak mungkin lagi memandang
Hasrat telah habis terkuras
Oleh cintamu yang membekuWahai adinda... tataplah kalbuku
Tak bisa kah kau menghangatkan daku
Hatiku telah tertancap paku
Membuat hidup semakin berlikuJanganlah tenggelam di lautan dosa
Karena setiap insan tak mudah menafsirkannya
Entah ini baik ataukah bukan
Ku harap cinta ini karena AllahTerjebak
Langit biru kian memerah
Daun hijau semakin menguning
Ku terus mendayung di laut tak berair
Tak ada kebenaran hakikiBagaikan lentera yang kecil
Lelah memberi terang
Tak jua kunjung harapan
Harapan sang pujangga cintaJika benar cinta itu buta
Butakan hati dan jiwa
meredupkan cahaya terang sang surya
Mulut tak akan lagi mampu berkataDengan Puisi, Aku Bernyanyi