Audy Edwards

62 2 0
                                    

Audysa Masyala Edwards. Gadis biasa yang dipanggil Audy.

Anak kelas 12 IPS A. Anak cerdas yang terlahir dari rahim seorang Aulya Vanancia. Gadis berparas cantik yang memiliki tinggi sekitar 162 cm, berkulit putih dengan rambut ikal yang terus diurai. Audy tak terlalu pandai bersosialisasi, ia hanya anak yang berteman dengan segala novel bergendre romance serta berbagai jenis gendre musik.

"Au!" teriak salah satu teman sekelasnya. Audy menoleh, mendapati Salsa yang tengah berlari menghampirinya.

"Iya, kenapa Sal?" tanya nya dengan nada halus. Salsa mengerjakan matanya aneh.

"Ih, jijik gue." Audy terkekeh pelan. Hanya Salsa, yang bisa membuat Audy berbeda dengan Audy yang dikenal khalayak ramai. Hanya Salsa yang terus-terusan membuat Audy tersenyum serta tertawa. Hanya Salsa, bukan yang lain.

"Lo dipanggil sama Pak Randy di kelas. Dia nungguin lo dari tadi." tutur Salsa mulai membuka pembicaraan. Audy mengangguk, ia menepuk bahu Salsa pelan lalu bergegas meninggalkan Salsa yang sudah mengangguk dari tadi.

Derap langkah cepatnya membuat semua mata tertuju pada Audy. Namun gadis itu sama sekali tak perduli. Yang ia pikirkan hanyalah bertemu dengan Pak Randy.

"Ada apa pak?" suara Audy membuat kepala Pak Randy mendongak. Pria paruh baya itu tersenyum simpul, mempersilahkan Audy untuk duduk dihadapannya.

"Kamu ada masalah Audy? Mengapa semua murid melapor pada saya jika kamu hanya ingin berteman dengan Salsa? Mengapa enggan bersosialisasi dengan yang lain?" Pak Randy langsung to the point dengan apa yang diinformasikan padanya.

Audy nampak berpikir sejenak. Menyiapkan kalimat matang-matang untuk jawaban yang pas.

"Maaf sebelumnya pak. Saya bukannya tidak ingin bersosialisasi sama sekali. Saya hanya kurang pas dengan suasana manusia disini. Bukannya saya tak ingin mengajak berbicara teman lain selain Salsa, tapi saya dan mereka berbeda. Dunia yang saya sukai, adalah dunia yang tidak mereka sukai. Sedangkan dunia yang mereka sukai, adalah dunia yang tidak saya sukai. Jadi mereka bukan hati saya pak. Mereka tidak cocok dengan saya." jelas Audy halus.

Memang aneh, Audy hanya ingin berkawan dengan Salsa, buku dan juga musik. Tak ada yang lain, beribu-ribu manusia yang ingin mendekatinya selalu saja kembali menjauh karena mereka tidak satu pikiran.

"Tapi bisa dicoba kan? Pasti bisa kan Audy? Nilai Pendidikan Sosialisasimu bisa berkurang. Walaupun kamu pintar dalam pelajaran apapun." bujuk Pak Randy tak enak.

Audy mengangguk menyanggupi. Ia menghela nafas lalu permisi dari hadapan Pak Randy.

Setelah kakinya melangkah keluar, dilihatnya Salsa yang sudah berdiri didepan kelas dengan wajah keponya. Audy memutar bola matanya malas.

"Jangan nanya!" sentak Audy saat mulut Salsa mulai terbuka.

"Ish. Dasar ya lo! Songong." balas Salsa sengit. Dicubitnya pipi tembem Audy keras.

"Sakit, Sal! Lo kalau cubit pelan-pelan kek." Audy memukul lengan Salsa pelan.

"Eh, Au. Sini deh."

Salsa menarik tangan Audy cepat kedalam kelas, setelah Pak Randy keluar dari kelas mereka. Salsa duduk, memulai untuk bergosip ria.

"Lo kenal sama anak baru yang ganteng banget itu gak?" tanya Salsa heboh.

Audy mengernyit, anak baru?

"Emangnya ada anak baru ya?" tanya Audy plin-plan.

"Makanya, jangan dikelas mulu baca buku. Keluar kek sekali-sekali. Iya, ada anak baru gue gak tau namanya siapa. Yang pasti sebulan yang lalu dia masuk kelas 12 IPS B." kata Salsa lagi.

"Yaelah, kalau sebulan mah udah bukan baru lagi. Lagipula seganteng apa sih? Palingan gantengan Justin Bieber kali." sahut Audy tak mengindahkan pujian Salsa pada anak baru itu.

"Hah, elo mah. Oh ya, tapi sumpah ya Au. Dia itu ganteng banget tapi dia juga nakal banget. Masa kan, baru aja masuk langsung buat onar. Sampai-sampai guru Matematika yang killer itu dibikin migren sama kelakuannya. Keren gak tuh?" Audy hanya mangut-mangut saja.

"Hm."

"What!? Gue cerita panjang kali lebar dan lo cuma jawab 'hm' doang helloow Audyy!" teriak Salsa kembali heboh.

Audy hanya mendengus,

"Lo bisa gak sih, sehari aja gak usah lebay? Lama-lama gue cape berteman sama lo." datar Audy sensi.

"Santai kelles. Gue yakin-kin-kin lo bakal suka sama dia. Titik gak pake koma-koma an."

"Ya ya, terserah lo. Gue gak bakal ngelirik cowo trouble maker gitu."

Salsa tersenyum sinis.

"Liat aja nanti, mbak Audy."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Boy And GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang