Part 1

35 4 0
                                    

***
Aku menunduk , memperhatikan tumpukan dari gabungan huruf yang membentuk kata dan kalimat , disampingku duduk sahabat baikku kami sedang membaca buku bersama , hal ini adalah kebiasaan kami  ketika tak ada guru yang masuk .
"Psstt ... " aku menoleh ketika ada seseorang yang mendesis , namun yang kudapati hanyalah sebuah pintu cokelat yang menutup , aku tersenyum . Aku tahu siapa ! Beberapa menit kemudian , beberapa siswa terdengar sedang berbincang . Seseorang mencolek pundakku pelan lalu berbisik "what are you doing ?" Katanya , aku bersikap sebiasa mungkin lalu menjawab " just reading a book " sambil ku tunjukkan sebuah buku ditanganku , dia tersenyum lalu dia berlalu . Ketika , aku berjalan menyusuri koridor sekolah , aku kerasa banyak sekali gadis yang memperhatikanku , entahlah . Ayolah, aku masih normal! Tapi tunggu, bukankah tatapan mereka itu adalah tatapan penuh kebencian yang seakan mengancamku seperti ; 'awas! Ku bunuh kau !' Awalnya aku risih namun ku coba untuk tak pedulikan . Sesaat, selagi aku melangkah aku baru saja menyadari mengapa banyak gadis yang melemparkan tatapan 'kubunuh kau'  itu padaku . Aku baru teringat jika sahabatku adalah seorang siswa yang cukup terkenal , dan tadi ketika aku membaca buku di depan kelas dia menyapaku . Pasti karena itu , adik kelas dan teman se angkatanku seperti itu . Lucu sekali .

Sejak saat kejadian itu , aku berusaha untuk menjauh . Namun sejujurnya aku tak mampu . Oh ya Tuhan , haruskan aku menghindar dari orang yang sangat ku sayangi itu karena 'gadis gadis yang terobsesi' itu? Haruskah? Baiklah , akan ku coba untuk menjauh . Tidak menyapanya , tidak memperdulikannya, bahkan berpura - pura tidak melihat walaupun dia ada dihadapan mataku . Cepat - cepat aku pergi seolah mendengar kalimat " kau yakin kau bisa? Kau mampu? "  aku melemas , lalu kusadari aku tak akan mampu . Namun , aku berusaha , aku mencoba menjauh . Hasilnya? Tetap saja para gadis yang terobsesi masih tidak menyukaiku . Satu hal yang kuharap kan dapat sedikit menjauhinya ternyata malah membuatku semakin dekat dengannya . We are on the phone everyday , we play basketball together and we do our homework together . And you have to know , his fans are Crazy! They seem si angry to me . But, i dont care anyway , i will stand my feet . Aku akan bertahan , aku tak mau hidup dalam keraguan lagi sekarang aku tahu , aku sangat tulus menyayanginya , sahabatku .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang